Epidemiologi Obesitas TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Epidemiologi Obesitas

Obesitas merupakan masalah epidemik yang mengglobal dan akan menjadi lebih buruk, jika diikuti dengan semua konsekuensi obesitas yang ditimbulkannya. Di negara maju seperti Eropa, USA, Australia dilaporkan prevalensinya tinggi sampai sedang dan cenderung meningkat lebih ekstrim. Sebagai contoh, World Health Organization 1998, melaporkan lebih dari 70 populasi dewasa kepulauan Polynesia dan Samoa adalah obesitas. DM type-2, Penyakit Jantung Koroner PJK, peningkatan insiden kanker paru tertentu, gangguan obstruktif sleep opnoe, osteoarthritis pada sendi besar dan kecil. Secara perlahan kelebihan berat badan lebih dari 10 tahun akan menimbulkan hipertensi. Obesitas tidak lagi dianggap sebagai masalah kosmetik sederhana, tetapi harus mempertimbangkan dan melibatkan secara efektif masalah epidemiologi untuk pencegahan dan managemen obesitas Hamam, 2005. Padmiari 2002, memperoleh bahwa sebagian besar anak yang menderita obesitasgizi lebih berasal dari orang tua dengan pendidikan tamat perguruan tinggi 50,7 dan terdapat hubungan signifikan antara pendidikan orang tua dengan kejadian obesitas pada anak p0,05, dan anak yang banyak melebihi dari 4 jenis fast food 12 kali berisiko terhadap kejadian obesitas dari pada anak yang tidak mengkonsumsi fast food . Hasil penelitian Budiman 1997, yang dikutip oleh M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008 Suhendro 2003, bahwa gizi lebih dan obesitas lebih banyak ditemukan pada ibu dari pada bapak, yakni masing-masing 29,1 dan 5,1. Suhendro 2003, juga menemukan bahwa ada hubungan pekerjaan orang tua dengan kejadian obesitas pada anak sekolah, dimana pekerjaan orang tua merupakan faktor penentu sebagai penunjang untuk mengetahui tingkat pendapatan atau penghasilan total keluarga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jenis pekerjaan yang paling banyak adalah wiraswasta 53,3 dan paling sedikit sebagai TNIPOLRI 21,3. Dilihat dari faktor risiko, sebagian besar anak Sekolah Menengah Umum SMU yang mengkonsumsi fast food dan frekuensi makan sangat berhubungan dengan kejadian obesitasgizi lebih p0,05, diketahui semakin lama seseorang mengkonsumsi fast food lebih besar sama dengan 1 tahun yang lalu mempunyai risiko terjadinya obesitas 76,0. Menurut Hadi 2004 remaja yang obesitas dalam kesehariannya mempunyai waktu aktivitas ringan seperti baca buku, nonton lebih panjang 12,20 ± 1,94 jamhari dibandingkan remaja yang tidak obesitas.

2.2. Pengertian Obesitas