Pola Konsumsi HASIL PENELITIAN

S3 , masing-masing sebesar 69,4 dan 61,2. Pekerjaan bapak dan ibu, pada kelompok obesitas maupun yang tidak obesitas, menunjukkan tidak adanya pengaruh yang bermakna dengan terjadinya obesitas p0,05. Pekerjaan bapak tertinggi ditemukan pada kelompok obesitas dan tidak obesitas, yaitu sebagai pegawai masing-masing 60,2 dan 53,1. Pekerjaan ibu pada kelompok obesitas dan tidak obesitas yang tertinggi yaitu bukan pegawai, masing-masing sebesar 66,3 dan 74,5.

4.3. Pola Konsumsi

1. Asupan zat gizi

Nilai asupan gizi didasarkan nilai rata-rata yang diperoleh dari data yang terkumpul. Berdasarkan data yang terkumpul diperoleh nilai rata-rata asupan energi 2056,1 kkalhari. Sedangkan nilai rata-rata untuk asupan lemak sebesar 69,6 gramhari dan nilai rata-rata untuk asupan protein 75,8 gramhari. Gambaran jumlah energi, lemak dan protein pada siswa sekolah dasar swasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, seperti pada Tabel 4.3 berikut : M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008 Tabel 4.3. Distribusi Asupan Energi, Lemak dan Protein pada Siswa Sekolah Dasar Swasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan No Jenis Asupan Obes Tdk Obes OR 95 CI P n n 1 Energi : • 2056,1kkalhari • 2056,1kkalhari 82 16 83,7 16,3 15 83 5,3 84,7 28,36 13,161-61,105 0,0001 Jumlah 98 100,0 98 100,0 2 Lemak : • 69,6 grhari • 69,6 grhari 80 18 81,6 18,4 15 83 15,3 84,7 24,59 11,607-52,108 0,0001 Jumlah 98 100,0 98 100,0 3 Protein : • 75,8 grhari • 75,8 grhari 61 37 62,2 37,8 37 61 37,8 62,2 2,718 1,526-4,843 0,0001 Jumlah 98 100,0 98 100,0 Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa asupan energi 2056,1 kkalhari sebanyak 83,7 dimiliki oleh kelompok siswa yang obesitas, sementara yang memiliki asupan energi 2056,1 kkalhari ada 16,3. Sebaliknya siswa yang tidak mengalami obesitas 84,7 memiliki asupan energi 2056,1 kkalhari, sedangkan yang memiliki asupan energi 2056,1 kkalhari sebanyak 15,3. Hasil analisa bivariat diperoleh nilai p 0,05 artinya ada pengaruh yang bermakna antara asupan energi 2056,1 kkalhari dengan kejadian obesitas. Nilai OR 28,36 95 CI : 13,161-61,105 artinya siswa yang obesitas risikonya 28 kali lebih besar akan mengalami obesitas dibandingkan dengan kelompok tidak obesitas apabila asupan energinya 2056,1 kkalhari. Tabel 4.3. juga menunjukkan bahwa asupan lemak 69,6 grhari terdapat pada siswa yang obesitas yaitu sebanyak 81,6, sedangkan pada siswa yang tidak obesitas sebanyak 15,3. Sementara asupan lemak 69,6 grhari sebanyak 18,4 M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008 terdapat pada siswa yang obesitas, sedangkan siswa yang tidak obesitas memiliki asupan lemak 69,6 grhari sebanyak 84,7. Berdasarkan uji bivariat diperoleh nilai p 0,05 artinya ada pengaruh yang bermakna antara asupan lemak 69,6 grhari dengan kejadian obesitas. Nilai OR 24,59 95 CI : 11,607-52,108 artinya siswa yang obesitas risikonya 25 kali lebih besar akan mengalami obesitas dibandingkan dengan kelompok tidak obesitas apabila asupan lemaknya 69,6 grhari. Hasil analisa bivariat terhadap asupan protein juga memberi gambaran bahwa 62,2 siswa yang obesitas memiliki asupan protein sebesar 75,8 grhari, sedangkan yang memiliki asupan protein 75,8 grhari sebanyak 37,8. Namun untuk siswa yang tidak obesitas, asupan protein memiliki nilai yang kebalikannya. Berdasarakan uji bivariat diperoleh nilai p 0,05 artinya ada pengaruh yang bermakna antara asupan protein 75,8 grhari dengan kejadian obesitas. Nilai OR 2,7 95 CI : 1,526-4,847 artinya siswa yang obesitas risikonya sebesar 2,7 kali lebih besar akan mengalami obesitas dibandingkan dengan kelompok tidak obesitas apabila asupan proteinnya 75,8 grhari. Persentase energi dan protein dari angka kecukupan gizi antara kelompok obesitas dan tidak obesitas dapat dilihat pada Tabel 4.4. di bawah ini : M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008 Tabel 4.4. Persentase Energi dan Protein dari Angka Kecukupan Gizi No. Angka Kecukupan Gizi AKG Obes Tdk Obes OR 95 CI P n n 1. Energi : • 100 AKG • 100 AKG 98 100 95 3 96,9 3,1 17,33 7,972- 37,689 0,0001 Jumlah 98 100,0 98 100,0 2. Protein : • 100 AKG • 100 AKG 98 100 14 84 14,3 85,7 2,167 1,852-2,535 0,0001 Jumlah 98 100,0 98 100,0 Dari Tabel 4.4. diperoleh nilai p 0,05 artinya ada pengaruh yang bermakna antara asupan energi 100 AKG dengan kejadian obesitas. Nilai OR 17,33 95 CI : 7,972-37,689 artinya siswa yang obesitas risikonya 17 kali lebih besar akan mengalami obesitas dibandingkan dengan kelompok tidak obesitas apabila asupan energinya 100 AKG. Asupan protein 100 AKG diperoleh nilai p 0,05 artinya ada pengaruh yang bermakna antara asupan protein 100 AKG dengan kejadian obesitas. Nilai OR 2,167 95 CI : 1,852-2,535 artinya siswa yang obesitas risikonya 2 kali lebih besar akan mengalami obesitas dibandingkan dengan kelompok tidak obesitas apabila asupan proteinnya 100 AKG. M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

2. Frekuensi makan

Nilai frekuensi makan dihitung berdasarkan jumlah kali dalam sehari. Berdasarkan data yang terkumpul, nilai rata-rata frekuensi makan siswa SD Swasta di Kecamatan Medan Baru adalah 12,83 kalihari, seperti pada Tabel 4.5. berikut : Tabel 4.5. Frekuensi Makan dalam Sehari Frekuensi Makan Sehari Obes Tdk Obes OR 95 CI P n n 12,83 kalihari 12,83 kalihari 89 9 90,8 9,2 14 84 14,3 85,7 59,333 24,393-144,323 0,0001 Jumlah 98 100,0 98 100,0 Tabel 4.5. menunjukkan dengan frekuensi makan sehari 12,83 kalihari diperoleh hasil 90,8 pada kelompok obesitas dan 14,3 pada kelompok tidak obesitas. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p 0,05 artinya ada pengaruh yang bermakna antara frekuensi makan sehari 12,83 kalihari dengan kejadian obesitas. Nilai OR 59,333 95 CI : 24,393-144,323 artinya siswa yang obesitas risikonya 59 kali lebih besar akan mengalami obesitas dibandingkan dengan kelompok tidak obesitas apabila frekeunsi makan sehari 12,83 kalihari.

3. Jenis makanan

Jenis makanan yang dikonsumsi siswa dihitung berdasarkan banyaknya jenis makanan yang dikonsumsi dalam satu hari. Berdasarkan data yang M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008 terkumpul, terlihat bahwa banyaknya jenis makanan yang dikonsumsi paling tinggi 24 jenis, sedangkan jumlah dari jenis makanan paling sedikit 6 jenis. Untuk mendapatkan dua kategori jenis makanan didasarkan nilai cut-off jenis makanan, dan diperoleh nilai 13 jenis makanan yang dikonsumsi per hari seperti pada Tabel 4.6 berikut : Tabel 4.6. Jenis Makanan Dalam Sehari Banyak Jenis Makan Sehari Obes Tdk Obes OR 95 CI P n n 13 jenis hari 13 jenis hari 81 17 82,7 17,3 12 86 12,2 87,8 34,147 15,361-75,909 0,0001 Jumlah 98 100,0 98 100,0 Dari Tabel 4.6. terlihat bahwa siswa yang obesitas 82,7 memakan 13 jenis makanan setiap hari dan hanya 17,3 yang makan 13 jenis hari. Sementara siswa yang tidak obesitas 12,2 makan 13 jenis makanan setiap hari, sedangkan yang makan 13 jenis hari sebanyak 87,8. Analisa bivariat menunjukkan nilai p 0,05 artinya ada pengaruh yang bermakna antara banyaknya mengkonsumsi jenis makanan dalam sehari yaitu 13 jenis makanan setiap hari dengan kejadian obesitas. Nilai OR 34,147 95 CI : 15,361-75,909 artinya siswa yang obesitas risikonya 34 kali lebih besar akan mengalami obesitas dibandingkan dengan kelompok tidak obesitas apabila jenis makanan yang dikonsumsi 13 jenis sehari. M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

4.4. Aktivitas fisik