Variabel dan Definisi Operasional

wawancara kepada responden. b. Variabel motivasi ekstrinsik dengan 20 item pertanyaan dengan nilai koefisien p=0,05 dengan nilai alpha cronbach = 0,75900,6, artinya item pertanyaan untuk pertanyaan motivasi ekstrinsik valid dan reliabel untuk dilanjutkan wawancara kepada responden. c. Variabel mutu pelayanan KIA dengan 28 item pertanyaan dengan nilai koefisien korelasi p=0,05 dengan nilai alpha cronbach = 0,94080,6, artinya item pertanyaan untuk mutu pelayanan KIA valid dan reliabel untuk dilanjutkan wawancara kepada responden, hasil uji validitas dan reliabilitas terlampir.

3.5. Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1. Variabel motivasi kerja terdiri dari 2 sub variabel, yaitu: motivasi ekstrinsik dan intrinsik dengan definisi operasional sebagai berikut: a. Motivasi intrinsik adalah dorongan atau kekuatan dari dalam inner motivation diri petugas KIA untuk melaksanakan fungsi dan tugasnya sesuai pedoman yang ditetapkan. Motivasi intrinsik diukur dari aspek: 6. Tanggung jawab responsibility adalah besar kecilnya tanggung jawab diberikan kepada petugas KIA di Puskesmas Kabupaten Aceh Tenggara. 7. Kemajuan advancement, besar kecilnya kemungkinan petugas KIA di Puskesmas Kabupaten Aceh Tenggara dapat maju dalam pekerjaannya seperti naik pangkat. Agenda Erliana Ginting : Pengaruh Motivasi Kerja Petugas KIA Terhadap Mutu Pelayanan Kia Di Puskesmas Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2008, 2009 8. Pekerjaan itu sendiri the work it self, besar kecilnya beban kerja yang dirasakan petugas KIA di puskesmas Kabupaten Aceh Tenggara. 9. Pencapaian achievement, besar kecilnya prestasi kerja yang mungkin dicapai oleh petugas KIA di puskesmas Kabupaten Aceh Tenggara. 10. Pengakuan recognition, besar kecilnya pengakuan yang diberikan kepada petugas KIA di puskesmas Kabupaten Aceh Tenggara atas hasil kerja. b. Motivasi ekstrinsik adalah, motivasi yang bersumber dari luar yang mendorong petugas KIA melaksanakan fungsi dan tugasnya sesuai pedoman yang ditetapkan. Motivasi ekstrinstik diukur dari aspek: 1. Administrasi dan kebijaksanaan perusahaan adalah pelaksanaan kebijakan dan peraturan yang dirasakan petugas KIA di puskesmas Kabupaten Aceh Tenggara di unit kerjanya. 2. Penyeliaan adalah derajat kewajaran penyelia yang dirasakan dan diterima oleh petugas KIA di puskesmas Kabupaten Aceh Tenggara. 3. Gaji adalah derajat kewajaran dari gaji yang diterima petugas KIA di puskesmas Kabupaten Aceh Tenggara sebagai imbalan untuk kerjanya. 4. Hubungan antar pribadi adalah derajat kesesuaian yang dirasakan petugas KIA di puskesmas Kabupaten Aceh Tenggara dalam berinteraksi dengan petugas lain. Agenda Erliana Ginting : Pengaruh Motivasi Kerja Petugas KIA Terhadap Mutu Pelayanan Kia Di Puskesmas Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2008, 2009 5. Kondisi kerja adalah derajat kesesuaian kondisi kerja petugas KIA di puskesmas Kabupaten Aceh Tenggara dengan proses pelaksanaan program kesehatan ibu dan anak. 3.5.2. Variabel mutu pelayanan KIA diukur melalui aspek: a keterjangkauan accessible, b keresponsifan responsiveness, c wujud tangible, d keyakinan confidence, dan e empati emphaty, dengan definisi sebagai berikut: a Keterjangkauan accesibility adalah kemampuan masyarakat secara geografis dan ekonomis untuk menjangkau pelayanan KIA yang tersedia. b Keresponsifan resvonsiveness adalah kemampuan untuk membantu pengguna program KIA dalam memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap. c Keyakinan confidence adalah keramahan dan kesopanan petugas KIA serta kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan atau ”assurance”. d Empati emphaty adalah sikap untuk peduli, memberi perhatian pribadi bagi pengguna program KIA. e Wujud tangibel adalah penampilan fasilitas fisik, peralatan, dan personel yang digunakan dalam pelaksanaan program KIA. Agenda Erliana Ginting : Pengaruh Motivasi Kerja Petugas KIA Terhadap Mutu Pelayanan Kia Di Puskesmas Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2008, 2009

3.6. Metode Pengukuran