Kajian Tentang Pembelajaran Kontekstual dalam Layanan Bimbingan

76 dalam layanan bimbingan pribadi sosial peneliti menggunakan beberapa prinsip dan strategi pembelajaran kontekstual dengan batasan yang dirasa perlu untuk diterapkan ke dalam kegiatan layanan bimbingan pribadi sosial. Menurut Dewi Salma, dkk 2004: 15, pembelajaran kontekstual perlu didasarkan atas prinsip dan strategi yang mendorong terciptanya lima bentuk pembelajaran yakni relating, experiencing, applying, cooperating, dan trasfering. Namun dalam pengembangan multimedia interaktif tentang kecerdasan interpersonal dalam layanan bimbingan ini peneliti hanya menggunakan beberapa prinsip serta strategi pembelajaran kontekstual yang dirasa perlu untuk digunakan dalam konsep tersebut: a. Pengalaman langsung Experiencing Dalam kegiatan ini siswa memperoleh pengalaman langsung melalui kegiatan secara mandiri dalam memanfaatkan sumber belajar, dan melakukan bentuk-bentuk aktivitas di dalamnya secara aktif. Penggunaan prinsip dan strategi ini bertujuan untuk mendorong daya tarik dan motivasi siswa. b. Aplikasi Applying Dalam kegiatan ini siswa dilibatkan secara langsung untuk menerapkan apa yang telah mereka dapatkanpelajari dari CD multimedia interaktif tentang kecerdasan interpersonal melalui aktivitas game. 77 Kemampuan siswa untuk menerapkan materi yang telah dipelajari untuk diterapkan atau digunakan dalam situasi yang lain yang berbeda merupakan penggunaan use fakta, konsep, prinsip atau prosedur atau “pencapaian tujuan pembelajaran dalam bentuk menggunakan use” Merril Reigeluth, 1987, p.17. c. Kerjasama Cooperating Kerjasama dalam konteks saling tukar pikiran, mengajukan dan menjawab pertanyaan, komunikasi interaktif antar siswa, antara siswa dengan guru, antara siswa dengan narasumber yakni media bimbingan, memecahkan masalah dan mengerjakan tugas bersama merupakan strategi pokok dalam pembelajaran kontekstual. Sehingga dalam kegiatan layanan bimbingan pribadi sosial ini, sedikit banyak siswa juga terlibat dalam beberapa kegiatan di atas. d. Alih pengetahuan Transferring Pembelajaran kontekstual menekankan pada kemampuan siswa untuk mentransfer pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah dimilki pada situasi lain. Jadi setelah melakukan kegiatan ini diharapkan siswa tidak hanya mengetahui tetapi juga mampu mengaplikasikan apa yang diperolehnya untuk pengembangan dirinya dan menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupannya. Dengan kata lain, pengetahuan dan keterampilan yang telah dimiliki bukan sekedar untuk dihafal tetapi dapat digunakan atau 78 dialihkan pada situasi dan kondisi lain. Kemampuan siswa untuk menerapkan materi yang telah dipelajari dalam memecahkan masalah- masalah baru merupakan penguasaan strategi kognitif.

G. Kajian Tentang Desain Pesan Pembelajaran 1. Pengertian Desain Pesan Pembelajaran

Dalam wilayah teknologi pendidikan terdapat lima wilayah yang menjadi bidang garapan penelitian Supratman 2000 dalam Hamzah B. Uno, dkk, 2010: 94. Kelima wilayah tersebut adalah sebagai berikut: a. Design desain b. Development pengembangan c. Utilization penggunaan d. Management manajemen e. Evaluation evaluasi Salah satu dari unsur desain adalah desain pesan message design. Desain dapat disebut juga dengan perencananan. Perencanaan merupakan hubungan antara apa yang ada sekarang what is dan bagaimana seharusnya what should be. Hubungan tersebut bertalian dengan kebutuhan, penentuan tujuan, prioritas, program, dan alokasi sumber daya. Perencanaan menurut definisi ini lebih menekankan pada usaha mengisi kesenjangan sesuai dengan apa yang dicita-citakan. 79 Sementara pesan merupakan informasi yang akan disampaikan oleh komponen lain dan dapat berupa ide, fakta, makna, dan data. Pendapat lain mengemukakan bahwa massege atau pesan pada dasarnya adalah hasil atau output dari encoding. Dengan kata lain, pesan bisa berupa kalimat pembicaraan lisan, tulisan, gambar, peta ataupun tanda impulssinyal dan sebagainya Hamzah B. Uno, dkk, 2010 : 2. Karakteristik lain dari desain pesan adalah bahwa desain pesan harus bersifat spesifik baik terhadap medianya maupun tugas belajarnya. Hal ini mengandung arti bahwa prinsip-prinsip desain pesan akan berbeda tergantung apakah medianya bersifat statis, dinamis atau kombinasi dari keduanya, misalnya suatu potret, film, atau grafik komputer. Juga apakah tugas belajarnya berupa pembentukan konsep atau sikap, pengembangan keterampilan atau strategi belajar, ataukah menghafalkan informasi verbal. Briggs 1979, desain pesan pembelajaran dikemukakan sebagai desain sistem instruksional, yakni pendekatan secara sistematis dalam perencanaan dan pengembangan sarana serta alat untuk mencapai kebutuhan dan tujuan instruksional. Semua komponen dalam sistem ini tujuan, materi, media, alat, evaluasi dalam hubungannya satu sama lain dipandang sebagai kesatuan yang teratur sistematis. Komponen-komponen tersebut terlebih dulu diuji coba efektifitasnya sebelum disebarluaskan penggunaannya Abdul Gafur, 1986: 22. 80 Mengacu pada inti dari beberapa definisi desain pesan, maka pengertian desain pesan pembelajaran terkait multimedia interaktif dalam layanan bimbingan dipandang sebagai suatu usaha perencanaan kegiatan layanan bimbingan yang meliputi mempersiapkan semua komponen dalam system agar agar system dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga proses bimbingan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan sesuai dengan kebutuhan.

2. Prinsip-Prinsip Desain Pesan Pembelajaran

Layanan bimbingan pada penelitian ini adalah layanan informatif, dimana peneliti memberikan informasi kepada siswa tentang kecerdasan interpersonal. Informasi pada dasarnya adalah sebuah pesan. Dan dalam menyampaikan informasi perlu adanya prinsip yang diperhatikan agar penyampaian pesan tersebut efektif. Dewi Salma Prawiradilaga Evelyn Siregar 2004: 18-19, mengungkapkan beberapa prinsip desain pesan pembelajaran yang perlu dilakukan agar penyampaian pesan bisa efektif, diantaranya sebagai berikut: a. Kesiapan dan motivasi readiness and motivation Prinsip ini menyatakan bahwa jika dalam menyampaikan pesan siswa siap dan mempunyai motivasi tinggi, maka hasilnya akan lebih 81 baik. Siap di sini mempunyai makna siap pengetahuan prasyarat, siap mental, dan siap fisik. Selanjutnya, motivasi adalah dorongan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu, termasuk mengikuti kegiatan layanan. Dorongan yang dimaksud bisa berasal dari dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa. Teknik untuk mendorong motivasi antara lain dengan menunjukkan kegunaan dan pentingnya materi yang akan dipelajari, kerugiannya jika tidak dipelajari, manfaat atau relevansinya di waktu sekarang, di waktu yang akan datang, dan untuk bekerja di masyarakat. Motivasi juga dapat ditingkatkan dengan memberikan hadiah dan hukuman reward and punishment. b. Penggunaan alat pemusat perhatian attention directing devices Prinsip ini menyatakan bahwa jika dalam penyampaian pesan digunakan alat pemusat perhatian, hasil belajar akan meningkat. Hal ini didasarkan atas pemikiran bahwa perhatian yaitu terpusatnya mental terhadap suatu objek yang memegang peranan penting terhadap keberhasilan belajar. Semakin memerhatikan, semakin berhasil, semakin tidak memerhatikan semakin gagal. Meskipun penting namun perhatian mempunyai sifat sukar untuk dikendalikan dalam waktu lama. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu digunakan berbagai alat dan teknik untuk mengendalikan atau mengarahkan perhatian. Alat 82 pengendali perhatian yang paling utama adalah media seperti gambar, ilustrasi, bagan warna-warni, audio, video, alat peraga, penegas visual, penegas verbal, kecerahan, dan sebagainya. Teknik yang dapat digunakan untuk mengendalikan perhatian misalnya gerakan, perubahan, sesuatu yang aneh, lucu, humor, mengagetkan, menegangkan, dan sebagainya. c. Partisipasi aktif siswa student’s active participation Dalam kegiatan layanan bimbingan, jika siswa aktif berpartisipasi dan interaktif, hasil belajar akan meningkat. Aktivitas siswa meliputi aktivitas mental merenungkan, membayangkan, merasakan dan aktivitas fisik mengikuti dan melaksanakan instruksi media, melakukan latihan, menjawab pertanyaan, mengarang, menulis, mengerjakan tugas, dan sebagainya d. Perulangan repetition Jika penyampaian pesan diulang-ulang, maka hasil belajar akan lebih baik. Perulangan dilakukan dengan mengulangi dengan cara yang berbeda-beda. Perulangan dapat pula dilakukan dengan memberikan tinjauan selintas awal di awal kegiatan dan ringkasan atau kesimpulan pada akhir kegiatan. e. Umpan balik feedback Jika dalam penyampaian pesan, siswa diberi umpan balik, maka hasil belajar juga akan meningkat. Umpan balik adalah informasi yang