Bahasa, Budaya dalam Terjemahan

bahasa Mandailing berbeda atau sama dengan sistem kelinguistikan BSar bahasa Inggris. Setelah perbedaan dan persamaan struktur kedua bahasa teridentifikasi prosedur penerjemahan yang akan digunakan dapat dipersiapkan. Sedangkan kajian lintas budaya dilakukan untuk mengetahui sejauh mana berbagai istilah dan ungkapan terikat budaya dalam BSur dapat atau tidak dapat ditransfer ke dalam BSar yang dilatarbelakangi budaya lain.

2.1 Bahasa, Budaya dalam Terjemahan

Budaya dibangun dari kesamaan faktor-faktor pembentuk yang disebut dengan komponen kebudayaan. Bahasa merupakan salah satu komponen budaya yang sangat penting. Bahasa merupakan mediasi pikiran, perasaan dan perbuatan. Bahasa menerjemahkan nilai dan norma, skema kognitif manusia, persepsi, sikap dan kepercayaan manusia tentang dunia para pendukungnya Liliweri, 2001: 120. Bassnett 1998: 13-14 menggambarkan hubungan antara bahasa dan budaya sebagai dua hal yang tidak bisa dipisahkan serta menyatakan bahwa bahasa merupakan “the heart within the body of culture” sehingga kelestarian ke dua aspek tersebut saling tergantung satu sama lainnya. Gagasan yang menyatakan bahwa kandungan budaya tercermin dalam bahasa sudah lama dan sudah banyak diutarakan oleh para pakar seperti Sapir, Boas dan Bloomfield dalam Yadnya, 2006: 8. Edward Sapir, misalnya, menyatakan bahwa kandungan setiap budaya tidak saja terungkap dalam bahasanya. Boas menunjukkan tidak hanya hubungan timbal balik antara pikiran dan bahasa tetapi juga antara bahasa p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now Universitas Sumatera Utara dan adat, antara bahasa dan perilaku etnis serta bahasa dan perubahan-perubahan yang terjadi dalam budaya. Bahkan Bloomfield menekankan bahwa sedemikian kuat hubungan budaya itu terhadap bahasa sehingga kekayaan atau kemiskinan suatu budaya tercermin dalam bahasanya. Sama halnya dengan penampilan fisik seseorang orang yang satu berbeda dengan orang yang lainnya, begitu juga halnya dengan kebudayaan. Dalam masyarakat yang berbeda orang tidak saja berbicara dengan bahasa dan dialek yang berbeda tetapi mereka juga menggunakan bahasa tersebut dengan cara yang amat berbeda. Perbedaan cara bertutur inilah, mencerminkan nilai- nilai budaya yang berbeda atau paling sedikit tataran nilai yang berbeda. Pernyataan ini sangat sesuai dengan definisi kebudayaan yang diberikan Newmark 1988: 94 yakni “the way of life and its manifestations that are peculiar to a community that uses a particular language as its means of expression”, yang mengisyaratkan bahwa masing-masing grup bahasa language group memiliki fitur spesifik sendiri secara budaya. Suatu konsep dalam bahasa tertentu belum tentu dimiliki oleh bahasa lain seperti misalnya konsep namora natoras dalam bahasa Mandailing tidak akan ditemukan dalam bahasa Inggris. Selain itu tidak jarang konsep yang sama dalam satu bahasa memiliki linguistic sign yang berbeda seperti misalnya konsep “sepak bola” dalam bahasa Inggris British football tetapi dalam bahasa Inggris Amerika soccer. Kenyataan lain juga menunjukkan bahwa konsep yang sama dimiliki oleh dua bahasa belum tentu dinyatakan dengan satu konsep atau dibedakan misalnya konsep rice dalam bahasa Inggris tidaklah dibedakan tetapi dalam bahasa Indonesia memiliki p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now Universitas Sumatera Utara beberapa alternatif “padi”, “gabah” atau “beras” dalam ranah budaya bidang pertanian dan “nasi” dalam bidang makanan. Contoh lain yang sering dikemukakan sebagai ilustrasi dalam Semantik adalah konsep “salju” yang tidak dikenal di Arab tetapi sangat dikenal dalam bahasa Eskimo. Contoh lain “Nafasnya berbau jengkol” di mana “berbau jengkol” diterjemahkan garlic smell. Sudah pasti di dalam kamus manapun tidak diketemukan “jengkol” = garlic atau sebaliknya garlic = “jengkol”. Dari sisi ini mungkin bisa dikatakan nyeleweng namun bagaimana kalau jengkol diterjemahkan secara akurat sebagai a kind of bean atau lebih tepat lagi, dengan istilah Latin Pithecolobium. Hal ini bisa menimbulkan pertanyaan apakah amanat yang dikandung oleh kata “jengkol” itu sampai dengan terjemahan yang tepat dengan istilah bahasa Latin tersebut. Tentu saja makna ‘bau sekali’ pada kata bahasa Indonesia tersebut tidak tersampaikan dengan pemadanan melalui kata bahasa Latin itu. Fishman dalam Yadnya, 2006: 9 menyatakan bahwa hubungan bahasa dengan budaya bisa dilihat dalam tiga perspektif, yakni 1 sebagai bagian dari budaya, 2 sebagai indeks budaya, dan 3 sebagai simbolik budaya. Sebagai bagian dari budaya bahasa merupakan pengejawantahan prilaku manusia. Misalnya upacara, ritual, nyanyian, cerita, doa merupakan tindak tutur atau peristiwa wicara. Semua yang ingin terlibat dan memahami budaya tersebut harus menguasai bahasa karena dengan itu barulah mereka bisa berpartisipasi dan mengalami budaya tersebut. Sebagai indeks budaya bahasa juga mengungkapkan cara berfikir dan menata pengalaman penuturnya yang dalam bidang tertentu muncul dalam item leksikal dan p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now Universitas Sumatera Utara sebagai simbolik budaya bahasa menunjukkan identitas budaya etnis. Karena bahasa merupakan bagian dari kebudayaan, maka, di satu sisi, penerjemahan tidak saja bisa dipahami sebagai pengalihan bentuk dan makna dan, di sisi lain, penerjemahan bisa juga dipahami sebagai proses berbahasa. Dalam pengertian ini penerjemah menggunakan bahasa tersebut untuk tujuan komunikasi tulis yakni mendeskripsikan ihwal budaya yang mencakup apa yang dilakukan manusia, apa yang diketahuinya, dan benda-benda yang dibuat dan digunakan sebagai manifestasi budaya. Konsekuensinya adalah penerjemahan tidak saja dapat mengalami hambatan kebahasaan tetapi juga segi budaya. Oleh karena itu penerjemahan tidaklah semata- mata masalah mencari kata atau ungkapan lain yang memiliki makna yang sama tetapi menemukan cara yang sesuai untuk menyatakan sesuatu dalam bahasa lain. Pada akhirnya menjadikan kajian terjemahan tidak bisa dilepaskan dari pendekatan kebahasaan dan budaya. Implikasi budaya dalam terjemahan bisa muncul dalam berbagai bentuk berkisar dari lexical content dan sintaksis sampai ideologi dan pandangan hidup way of life dalam budaya tertentu. Oleh karena itu penerjemah harus menentukan tingkat kepentingan yang diberikan pada aspek-aspek budaya tertentu dan sampai sejauhmana aspek-aspek tersebut perlu atau diinginkan untuk diterjemahkan ke dalam bahasa sasaran. Salah satu definisi kebudayaan paling populer diajukan oleh Tylor dalam Croft, 1980: 531 yang menyatakan budaya sebagai seluruh buatan manusia yang mencakup ilmu pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, nilai-nilai moral, adat, dan kebiasaan maupun kemampuan lainnya yang diperoleh seseorang sebagai anggota p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now Universitas Sumatera Utara masyarakat. Hal senada diajukan oleh Pusch 1981: 3, yang menyatakan bahwa kebudayaan meliputi seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk nilai-nilai, kepercayaan, standar estetika, ekspresi linguistik, pola-pola berpikir, norma-norma bertingkah laku, dan gaya berkomunikasi. Khusus dalam konteks ilmu bahasa dan penerjemahan, Newmark 1988: 94 mendefinisikan budaya sebagai cara hidup dan manifestasinya yang khas pada setiap komunitas yang menggunakan sebuah bahasa yang unik sebagai media ekspresi. Definisi ini mengindikasikan bahwa setiap kelompok masyarakat yang memiliki bahasa tersendiri pasti memiliki kebudayaan tersendiri pula. Senada dengan Newmark, berbagai pakar ilmu bahasa dan penerjemahan lain juga menekankan hubungan erat antara bahasa dan budaya. Brown 1987: 123 menegaskan “A language is a part of a culture and a culture is a part of a language; the two are intricately interwoven such that one can not separate the two without losing the significance of either language or culture”. Lotman dalam James, 2002 mengatakan No language can exist unless it is steeped in the context of culture; and no culture can exist which does not have at its centre, the structure of natural language. Definisi-definisi dan konsep budaya di atas memperlihatkan bahwa pemahaman interkultural tidak terpisahkan dari aktivitas penerjemahan. Selama melakukan aktivitasnya, penerjemah tidak hanya berhadapan dengan perbedaan- perbedaan morfologis, sintaksis, semantis tetapi juga perbedaan-perbedaan kultural antara BSur dan BSar. Bahkan, Nida 1964: 130 menyatakan perbedaan kultural antara BSur dan BSar bisa menimbulkan kesulitan yang lebih rumit dibandingkan p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now Universitas Sumatera Utara dengan perbedaan struktur bahasa. Sehubungan dengan itu, dapat disimpulkan bahwa dalam penerjemahan, pemahaman interkultural sama pentingnya dengan penguasaan kedua bahasa yang digunakan.

2.2 Bahasa Teks dan Konteks Menurut Halliday