Luas tajuk Analisis pertumbuhan tanaman

Tabel 4 Pertambahan tinggi, diameter dan luas tajuk pada spesies A. excelsa, S. wallichii, D. imbricatus di akhir pengamatan 12 bst Spesies Parameter Pengamatan Tinggicm Diametercm Luas Tajukcm 2

A. excelsa

S. wallichii D. imbricatus 113,4 ± 4,39 c 72,08 ± 3,66 b 57,68 ± 4,19 a 0,98 ± 0,050 b 0,65 ± 0,050 a 0,60 ± 0,040 a 37,41 ± 3,31 b 16,88 ± 2,20 a 34,02 ± 3,16 b Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 0.05 berdasarkan uji DMRT. Pada Tabel 4 terlihat tinggi tanaman ke tiga spesies memiliki rata-rata tinggi yang berbeda, D. imbricatus dengan rata-rata tinggi 54,68 cm , S. wallichii dengan rata-rata 72,08 cm dan A. excelsa rata-rata tinggi 113,4 cm. Pada diameter tanaman D. imbricatus dengan rata-rata diameter 0,60 cm , S. wallichii dengan rata-rata 0,65 cm dan A. excelsa rata-rata diameter 0,98 cm. Rata-rata luas tajuk tanaman D. imbricatus 34,02 cm², S. wallichii rata-rata 16,88 cm², dan A. excelsa rata-rata luas tajuk 37,41 cm². Berdasarkan hasil pengukuran parameter pertumbuhan untuk tinggi tanaman Gambar 7, diameter batang Gambar 8 dan luas tajuk Gambar 9, dapat disimpulkan bahwa dengan bertambahnya umur, ukuran, dan jumlah sel-sel tanaman, maka unsur-unsur yang dibutuhkan untuk pertumbuhan akan meningkat. Penyerapan cahaya untuk proses fotosintesis, penyerapan unsur hara oleh akar tanaman berlangsung terus menerus semakin tinggi dan besar Taiz Zieger 2002. Tanaman berumur satu tahun biasanya memiliki pertumbuhan relatif merata, hal ini terjadi karena tanaman pada umur satu tahun kebutuhan tanaman belum begitu besar, sehingga persaingan antar tanaman relatif kecil Mawazin Hendi, 2008. Hal tersebut tidak terjadi pada ketiga spesies tanaman pengamatan. Pada interval waktu pengamatan 12 bst, ketiga spesies tanaman menunjukkan terjadinya kompetisi. Hal tersebut terlihat dari proses pertumbuhan ketiga spesies tanaman yang bervariasi. Kondisi lingkungan yang terdegradasi dengan unsur hara rendah dan jenis tumbuhan bawah semakin melimpah karena lahan ditinggal petani penggarap merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya persaingan antara spesies tanaman dan tumbuhan bawah untuk memperebutkan unsur hara tanah dan cahaya matahari.

5.3. Laju Pertumbuhan Relatif Relative Growth Rate RGR dan Indeks

Penampilan Relatif Relative Performance Indeks RPI Laju pertumbuhan relatif pada ke tiga spesies tanaman tampak saling bersaing untuk mendapatkan laju pertumbuhan yang lebih tinggi. Spesies D. imbricatus memiliki laju pertumbuhan relatif pada tinggi tanaman yang lebih besar dari pada dua spesies yang lain. Pada laju pertumbuhan relatif diameter batang, yang memiliki laju pertumbuhan terbesar adalah S. wallichii, sedangkan pada pertumbuhan luas tajuk ke tiga spesies memiliki laju pertumbuhan relatif luas tajuk yang tidak signifikan. Pada Tabel 5 telihat interval pengamatan selama 12 bulan setelah tanam, D. imbricatus memiliki laju pertumbuhan relatif lebih tinggi yaitu 0,45 cm bln -1 dibanding dengan A. excelsa 0,33 cm bln -1 dan S. wallichii 0,2 cm bln -1 . Laju pertumbuhan relatif diameter tanaman paling besar adalah S. wallichii 0,62 cm bln -1 kemudian D. imbricatus 0,48 cm bln -1 dan A. excelsa 0,44 cm bln -1 . Pada parameter luas tajuk ketiga spesies tanaman memilliki laju pertumbuhan relatif yang tidak berbeda nyata Tabel 5. Tabel 5 Laju pertumbuhan relatif dan Indeks penampilan relatif Spesies Daya sintas RGR Tinggi −1 bln −1 RGR Diameter −1 bln −1 RGR Luas Tajuk cm −1 bln −1 RPI A. excelsa 87,18 0,20 ± 0,02 a 0,44 ± 0,02 a 0,48 ± 0,07 a 3,68 S. wallichii 82,05 0,33 ± 0,02 b 0,62 ± 0,03 b 0,54 ± 0,07 a 8,77 D. imbricatus 77,14 0,45 ± 0,03 c 0,48 ± 0,02 a 0,57 ± 0,07 a

8,90

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 0.05 5 berdasarkan uji DMRT. Berdasarkan data tersebut, ketiga spesies tanaman terlihat saling bersaing untuk mendapatkan laju pertumbuhan yang maksimal pada semua parameter pengamatan. Pada laju pertumbuhan parameter tinggi, spesies D. imbricatus memiliki penambahan tinggi yang lebih cepat daripada spesies lain, meskipun sejak awal penanaman spesies D. imbricatus memiliki rataan tinggi tanaman lebih rendah, namun memiliki luas tajuk yang cukup besar. Laju pertumbuhan yang signifikan yaitu pada 0 bulan luas tajuk 16,43 cm², 6 bulan 40,19 cm² dan pada 12 bst sebesar 73,63 cm². Dengan memiliki luas tajuk besar berarti tanaman memiliki jumlah daun lebih banyak sehingga proses fotosintesis dapat menghasilkan unsur yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang lebih besar pula Lambers et al. 1998, sehingga memiliki laju pertumbuhan tinggi lebih besar dari pada tanaman lainnya terutama laju pertumbuhan tinggi tanaman. Kecepatan pertumbuhan tinggi tanaman merupakan akibat pertumbuhan tunas muda, umumnya dipusatkan pada bagian apeks ujung yang terdapat tunas terminal terminal bud. Pertumbuhan yang lebih tinggi pada dominansi apikal merupakan suatu adaptasi evolusioner untuk meningkatkan pemaparan terhadap cahaya matahari utamanya pada habitat yang sesuai atau lokasi yang padat Campbell et al. 2003. Pada pertumbuhan diameter batang tanaman, laju pertumbuhan paling tinggi terjadi pada S. wallichii sebesar 0,62 cm bln -1 . S. wallichii merupakan tumbuhan pioner Seytorini 2002 dan memiliki kemampuan beradaptasi tinggi terhadap kondisi lingkungan ekstrim Mansur 2010. Salah satu strategi yang dilakukan S. wallichii dalam beradaptasi dengan kondisi lingkungannya adalah dengan memperbesar diameter batang. Perluasan sel di meristem pada batang tanaman dikendalikan oleh sifat plastis dan elastis dari dinding sel. Pemecahan material dinding sel terjadi setelah sel sudah mencapai ukuran tertentu sehingga dinding sel menjadi lebih tebal. Penebalan dinding sel berdampak pada proses peningkatan ukuran diameter batang Campbell et al. 2003. Pengaruh ukuran awal penanaman dengan laju pertumbuhan tanaman dianalisis menggunakan uji korelasi antara tinggi, diameter dan luas tajuk pada awal penanaman dengan laju pertumbuhan relatif RGR tiap parameter pengamatan.