Laju Pertumbuhan Relatif Relative Growth Rate RGR dan Indeks

rendah, namun memiliki luas tajuk yang cukup besar. Laju pertumbuhan yang signifikan yaitu pada 0 bulan luas tajuk 16,43 cm², 6 bulan 40,19 cm² dan pada 12 bst sebesar 73,63 cm². Dengan memiliki luas tajuk besar berarti tanaman memiliki jumlah daun lebih banyak sehingga proses fotosintesis dapat menghasilkan unsur yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang lebih besar pula Lambers et al. 1998, sehingga memiliki laju pertumbuhan tinggi lebih besar dari pada tanaman lainnya terutama laju pertumbuhan tinggi tanaman. Kecepatan pertumbuhan tinggi tanaman merupakan akibat pertumbuhan tunas muda, umumnya dipusatkan pada bagian apeks ujung yang terdapat tunas terminal terminal bud. Pertumbuhan yang lebih tinggi pada dominansi apikal merupakan suatu adaptasi evolusioner untuk meningkatkan pemaparan terhadap cahaya matahari utamanya pada habitat yang sesuai atau lokasi yang padat Campbell et al. 2003. Pada pertumbuhan diameter batang tanaman, laju pertumbuhan paling tinggi terjadi pada S. wallichii sebesar 0,62 cm bln -1 . S. wallichii merupakan tumbuhan pioner Seytorini 2002 dan memiliki kemampuan beradaptasi tinggi terhadap kondisi lingkungan ekstrim Mansur 2010. Salah satu strategi yang dilakukan S. wallichii dalam beradaptasi dengan kondisi lingkungannya adalah dengan memperbesar diameter batang. Perluasan sel di meristem pada batang tanaman dikendalikan oleh sifat plastis dan elastis dari dinding sel. Pemecahan material dinding sel terjadi setelah sel sudah mencapai ukuran tertentu sehingga dinding sel menjadi lebih tebal. Penebalan dinding sel berdampak pada proses peningkatan ukuran diameter batang Campbell et al. 2003. Pengaruh ukuran awal penanaman dengan laju pertumbuhan tanaman dianalisis menggunakan uji korelasi antara tinggi, diameter dan luas tajuk pada awal penanaman dengan laju pertumbuhan relatif RGR tiap parameter pengamatan. Tabel 6 Hubungan ukuran awal penanaman dengan laju pertumbuhan tiga spesies tanaman Spesies Tinggi awal vs RGR Tinggi Diameter awal vs RGR Diameter Luas tajuk awal vs RGR Luas Tajuk Semua Jenis A. excelsa -0,649 ٭ -0,494 ٭ 0,179 -0,521 ٭ 0,184 -0,521 ٭ S. wallichii -0,488 ٭ 0,330 0,005 D. imbricatus 0,320 0,573 ٭ 0,469 ٭ Keterangan: menunjukkan P 0,05 Tabel 6 memperlihatkan bahwa tinggi semua spesies tanaman saat awal penanaman memiliki korelasi negatif yang nyata dengan RGR tinggi, sedangkan diameter dan luas tajuk berkorelasi positif tidak nyata dengan RGR diameter dan luas tajuk. Pengukuran awal untuk semua parameter dari A. excelsa memiliki korelasi negatif yang nyata dengan RGR-nya. Sedangkan pada S. wallichii korelasi negatif yang nyata hanya terjadi pada tinggi tanaman. D. imbricatus berkorelasi positif namun tidak nyata untuk tinggi tanaman awal dengan RGR-nya, sedangkan diameter dan luas tajuk berkorelasi positif nyata. Korelasi negatif pada parameter uji tinggi awal tanaman vs RGR tinggi memiliki pengertian semakin tinggi tanaman pada awal penanaman semakin rendah laju pertumbuhan tanaman, demikian juga korelasi negatif parameter- parameter lain. Diameter awal tanam vs RGR diameter dan luas tajuk awal tanam vs RGR luas tajuk tanaman spesies D. imbricatus berkorelasi positif artinya semakin besar diameter dan luas tajuk pada awal penanaman semakin besar dan luas pula laju pertumbuhannya. 5. 4. Analisis Faktor Lingkungan Sebagai Komponen Utama 5.4.1. Interaksi dengan komponen biotik Salah satu faktor biotik yang mempengaruhi daya sintas dan laju pertumbuhan tanaman pada hutan terdegradasi adalah jenis-jenis tumbuhan bawah. Tumbuhan bawah secara umum didefinisikan sebagai suatu tumbuhan yang tumbuh di suatu tempat atau di sekitar tanaman pokok yang dapat mengganggu atau tidak mengganggu pertumbuhan tanaman pokok. Kondisi lingkunganhabitat, selalu terjadi interaksi menguntungkan ataupun merugikan antar spesies tumbuhan, antara satu spesies dengan spesies tumbuhan lain. Faktor-faktor ekologi atau faktor-faktor lingkungan yang melatarbelakangi terjadinya interaksi oleh tumbuhan dalam persaingan, antara lain cahaya, air tanah, oksigen, unsur hara dan karbon dioksida. Pada pengamatan pertama 6 bst, jenis tumbuhan bawah sangat jarang dijumpai, berdampak pada nilai persentase daya sintas dan laju pertumbuhan yang maksimal. Hal tersebut dapat terjadi karena pada lahan tempat spesies pengamatan ditanam, para petani setempat juga melakukan penanaman dengan jenis tanaman semusim singkong, cabe, jagung, tomat dll. Terbukti dengan persentase kesintasan di atas 90 pada semua spesies tanaman pengamatan. Laju pertumbuhan ketiga spesies dari parameter-parameter pengamatan, memperlihatkan pertumbuhan yang kurang maksimum, hal tersebut lebih disebabkan karena proses adaptasi awal yang dilakukan oleh spesies pengamatan dalam menghadapi perubahan habitat yang lebih luas dari polybag ke lahan. Suatu habitat atau tempat hidup memiliki sumber daya yang terbatas untuk mendukung semua spesies yang ada, sehingga persaingan tidak dapat dihindari. Penggantian spesies tumbuhan tertentu oleh spesies yang lain di suatu habitat sangat tergantung pada kemampuan spesies-spesies tumbuhan untuk bersaing dengan yang lain terhadap tempat ruang tumbuh, cahaya, air dan unsur hara tanah. Masing-masing jenis tumbuhan memiliki kemampuan adaptasi dengan banyak niche ekologi yang berbeda untuk kelangsungan hidupnya, contohnya alang-alang Imperata cylindrica. Apabila tumbuhan bawah alang-alang mendominasi areal lahan maka tanaman pokok akan terhambat pertumbuhannya dan merana terjadi pada salah satu areal pengamatan. Tumbuhan menjadi dominan pada suatu komunitas, apabila populasinya mampu segera mengisi kekosongan ruang tumbuh dalam sebuah ekosistem hutan, cukup konsisten sehingga mampu bertahan dalam kondisi tertekan, untuk kemudian menjadi dominan. Pertumbuhan tanaman pokok maksimum tercapai apabila tanaman tersebut selalu tumbuh dominan. Tumbuhan bawah yang berhasil tumbuh dominan juga memiliki sifat yang sama, seperti alang-alang yang tahan terhadap kekeringan dan kebakaran, yang kemudian mendominasi ekosistem. Pada pengamatan ke tiga 12 bulan setelah tanam, populasi tumbuhan bawah yang ditemui pada lahan pengamatan sangat tinggi Tabel 7. Tabel 7 Spesies tumbuhan bawah yang ditemukan pada pengamatan ke tiga 12 bst di lokasi penelitian di Bodogol No Nama Ilmiah Nama Lokal Famili

1. Selaginella sp

Paku rane Selaginellaceae 2. Ageratum conyzoides Babadotan Asteraceae

3. Orthosiphon aristatus

Kumis kucing Lamiaceae

4. Erechtites valerianifolia

Sintrong Asteraceae

5. Crotalaria striata

Kacang-kacangan Fabaceae

6. Ottochloa nodosa

Rumput kawatan Poaceae

7. Ageratum suaviolens

Nyawon Asteraceae

8. 9.

Imperata cylindrica Mikania mecranta Alang-alang Sembung rambat Poaceae Asteraceae Lahan yang baru dalam proses rehabilitasi, tanpa disadari telah menciptakan ruang dan kesempatan bagi flora atau tanaman kayu non komersial termasuk tumbuhan bawah, menekan pertumbuhan spesies-spesies tanaman pengamatan saat seedling sedang tumbuh pada awal proses rehabilitasi lahan dilakukan Kurniawan Undaharta 2008. Pada tanaman muda seedling ataupun juvenile masih sangat peka terhadap faktor lingkungan biotik ataupun abiotik Lambers et al. 1998. Kemampuan beradaptasi dan berkompetisi sebagai upaya mempertahankan daya sintas dan laju pertumbuhan tanaman maksimum dilakukan, misalnya dengan berusaha mendapatkan cahaya mempertinggi batangnya agar fotosintesis dapat dilakukan. Terjadinya cekaman oleh faktor lingkungan atau adanya patogen hebivora Lambers et al. 1998 serta kekalahan berkompetisi adalah kondisi yang harus dihadapi. Pada pengamatan ke tiga 12 bst, populasi rumput mulai mendominasi sebagian besar areal penanaman. Hal tersebut terjadi karena para petani setempat telah meninggalkan lahan mereka seiring panen tanaman musiman mereka. Dampak dari kejadian tersebut mengakibatkan menurunnya persentase kesintasan pada ke tiga spesies tanaman pengamatan karena terjadi kompetisi antar tanaman ataupun kompetisi dengan jenis tumbuhan bawah yang berada di sekitarnya. Hal tersebut dibuktikan dengan kurang maksimalnya laju pertumbuhan tinggi, diameter batang dan luasan tajuk tanaman pada masing-masing spesies tanaman pengamatan. Laju pertumbuhan tinggi pada spesies A. excelsa hanya mencapai 0,20 cmbulan, hal tersebut sangat berbeda dengan laju pertumbuhan tanaman A. excelsa pada penelitian eksitu yang dilakukan di kebun percobaan CSL-LIPI Nuril Hidayati 12 Maret 2010, komunikasi pribadi dimana tanaman A. excelsa mampu memiliki laju pertumbuhan sebesar 0.11cm hari -1 atau 3,3 cm bln -1 pada kondisi lingkungan yang benar-benar maksimal. a b c Gambar 9 Tiga spesies tanaman pada pengamatan ke dua 12 bulan setelah tanam yang dipenuhi tumbuhan bawah

a. D. imbricatus. b. A. excelsa c. S. wallichii.

Tumbuhan bawah herba dan semak belukar adalah vegetasi yang telah ada dan beradaptasi dengan ekosistem lebih dahulu dibandingkan dengan tanaman hutan yang ditanam pada rehabilitasi lahan. Tumbuhan bawah golongan rerumputan yang berbahaya adalah alang-alang Imperata cylindrica. Jenis ini tumbuh menyebar dengan rimpang membentuk jalinan cukup rapat di dalam tanah dapat mencapai 7 ton ha -1 , sebagian besar terdapat di lapisan 20 cm dari permukaan tanah dan mampu membentuk anakan mencapai kerapatan 500 batangm 2 MacDonald 2004. Bibit tanaman yang masih berumur kurang dari 2 tahun masih sangat peka terhadap agresivitas alang-alang. Tumbuhan bawah jenis yang merambat dan melilit Gambar 9c, tumbuh merambat dan membelit tanaman pokok. Pertumbuhannya cepat 7-12 mmhari, merambar tanaman pokok sampai ketinggian 15-20 m Hamzah 1980. Spesies Micania mampu bersaing dengan tanaman pokok dalam hal mendapatkan unsur hara dan sinar matahari, sehingga terjadi gejala defisiensi hara dimana dedaunan berwarna kekuning-kuningan. Masalah tumbuhan bawah sebagian besar merugikan tanaman pokok terutama pada dua tahun pertama sejak penanaman, namun di pihak lain tumbuhan bawah tidak selamanya merugikan. Hal ini karena gulma merupakan sumber bahan organik dalam tanah yaitu melalui jatuhan serasahnya yang secara tidak langsung dapat memperbaiki drainase tanah yang kurang baik, mengurangi suhu udara ataupun suhu tanah yang terlalu tinggi Tjitrosoedirdjo 1984. Tumbuhan bawah merupakan sumber bahan organik karena mengandung senyawa rantai C dan berdampak positif memperbaiki atau meningkatkan kesuburan tanah. Bahan organik berpengaruh terhadap tanah, antara lain; menyediakan bahan makanan bagi tanaman, meningkatkan daya menahan air dan memudahkan pengolahan tanah. Meskipun demikian, jika populasi tumbuhan bawah yang berada di sekitar tanaman pengamatan tumbuh tak terkendali, akan berpengaruh terhadap daya sintas dan laju pertumbuhan ketiga spesies tanaman. Populasi tumbuhan bawah diharapkan dapat dikendalikan sehingga akan berdampak pada tingkat kesintasan yang semakin tinggi dan laju pertumbuhan tanaman lebih maksimal. Kondisi tanaman pada awal penanaman memiliki potensi dominansi yang sangat rendah, kemudian potensi meningkat apabila dapat tumbuh dan bertahan hidup. Kemampuan bertahan hidup tergantung dari berkurangnya potensi dominansi pesaingnya tumbuhan bawah pada awal pertumbuhan 1 – 2 tahun pertama Pratiwi 2005.