Kekokohan tanaman Analisis Daya Sintas

bahwa kualitas tanaman muda berdasarkan kriteria tersebut baik. Pada Tabel 2 nilai kekokohan tanaman muda pada awal penanaman hingga 12 bulan setelah tanam berkisar antara 9,30 hingga 24,13. Pada awal penanaman 0 bulan hingga akhir pengamatan 12 bulan setelah tanam masing-masing spesies memiliki kekokohan yang relatif konstan. Kekokohan pohon di awal tanam 0 bulan nampak tidak beda nyata antara D. imbricatus dan A. excelsa. Hal tersebut terjadi hingga pada akhir pengamatan yaitu D. imbricatus sebesar 9,30, A. excelsa 9,83 dan S. wallichii sebesar 10,62. Hasil analisis komponen utama Principal Component Analysis PCA daya sintas tanaman dengan faktor lingkungan menunjukkan bahwa dua komponen utama telah mampu menerangkan keragaman total data lingkungan sebesar 100. Dua komponen utama tersebut PC1 dan PC2 memberikan kontribusi keragaman atau penciri lingkungan terhadap daya sintas masing-masing sebesar 56,3 dan 43,7 Tabel 3. Tabel 3 Nilai ciri matriks korelasi persentase hidup terhadap faktor lingkungan Komponen Nilai ciri Presentase keragaman Akumulasi presentase Keragaman PC1 5,62 0,563 0,563 PC2 4,37 0,437 1,00 Pada PC1 terdapat dua variabel sebagai penciri utama faktor lingkungan yaitu tinggi dan suhu. Sementara PC2 secara dominan dicirikan oleh variabel kemiringan lahan dan luas tajuk tanaman. Hasil analisis PCA pada Gambar 5 menggunakan loading plot menjelaskan, terjadinya korelasi negatif antara variabel luas tajuk dengan kemiringan lahan dan intensitas cahaya. Hal ini ditunjukkan dengan sudut tumpul yang dibentuk oleh plot luas tajuk dengan kedua variabel. Variabel persentase hidup berada berdekatan dengan keberadaan titik merah A. excelsa dan ini mengandung pengertian bahwa spesies A. excelsa memiliki persentase hidup yang lebih tinggi dari pada spesies lainnya. Korelasi positif yang mempengaruhi persentase hidup masing-masing tanaman ditunjukkan dengan sudut lancip yang dibentuk oleh beberapa vektor pengamatan. Persentase hidup tertinggi dimiliki oleh spesies A. excelsa, terlihat dari jumlah garis vektor yang berdekatan dengan keberadaan spesies ini Gambar 5. 3 2 1 -1 -2 -3 3 2 1 -1 -2 Komponen Utama K o m p o n e n K e d u a Persen Hidup LCR Kemiringan Naungan Kelembaban suhu Intensitas cahaya L.Tajuk Diameter Tinggi bakteri Gambar 5 Interaksi tiga spesies tanaman dengan beberapa parameter lingkungan Kemampuan memaksimalkan persentase hidup terjadi karena potensi yang dimiliki organ tanaman A. excelsa, berupa diameter, tinggi, dan kesehatan tanaman, serta ditambah faktor kesesuaian tingkat naungan yang menyebabkan spesies A. excelsa memiliki daya sintas lebih besar daripada spesies lainnya. Potensi organ tanaman berupa tinggi dimulai dari awal penanaman, A. excelsa mampu berkompetisi dengan tumbuhan bawah untuk mendapatkan cahaya matahari yang maksimal untuk melakukan proses fotosintesis. Cahaya matahari yang diperoleh merupakan sumber energi untuk melakukan reaksi anabolik fotosintesis yang berpengaruh terhadap laju fotosintesis. Secara umum, fiksasi CO 2 maksimum terjadi jika intensitas cahaya mencapai puncaknya. Penutupan cahaya matahari oleh tanaman lain ataupun oleh awan juga akan mengurangi laju fotosintesis Syamsuwida et al. 2007. Spesies S. wallichii merupakan tumbuhan pioner pada lahan bekas terbakar Setyorini 2002, salah satu spesies tanaman cepat tumbuh, suka cahaya dan mampu tumbuh pada kondisi tanah miskin hara Wibowo 2005. S. wallichii memiliki daya sintas cukup baik karena memiliki kemampuan beradaptasi tinggi

D. imbricatus S. wallichii

A. excelsa

terhadap berbagai kondisi lingkungan, misalnya adaptasi terhadap perubahan iklim yang berlangsung di lingkungan sekitarnya karena habitatnya telah terdegradasi. Hal itu dapat dilihat dari kedekatan vektor-vektor iklim, membentuk sudut lancip, mengindikasikan adanya korelasi positif. S. wallichii merupakan spesies pohon yang dapat tumbuh pada kisaran iklim habitat dan tanah yang luas, kebutuhan cahaya sedang hingga tinggi dan terdapat pada dataran tinggi, sampai dataran rendah Sunarno Rugayah 1992.

5.2. Analisis pertumbuhan tanaman

Pertumbuhan organisme yang baik dapat tercapai bila faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan seimbang dan menguntungkan. Bila salah satu faktor lingkungan tidak seimbang dengan faktor lain, faktor ini dapat menekan atau kadang-kadang menghentikan pertumbuhan organisme. Lingkungan dapat menjadi pembatas terhadap kehadiran dan keberhasilan suatu organisme pada suatu habitat terestrial Odum 1994. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan, secara luas dapat dikategorikan sebagai faktor eksternal lingkungan dan faktor internal genetik Taiz Zieger 2002. Faktor eksternal meliputi iklim intensitas cahaya, suhu, kelembaban, edafik tanah meliputi bahan organik tanah, tekstur, KTK, pH, biologi tumbuhan bawah. Faktor internal meliputi ketahanan terhadap tekanan iklim dan laju fotosintesis. Menghadapi kondisi lingkungan yang beragam, masing-masing spesies tanaman memiliki strategi berbeda-beda dalam menggunakan unsur hara ataupun merespons perubahan yang terjadi di sekitarnya Alder 1983; Taiz Zieger 2002, sehingga pertumbuhan tanaman dapat maksimal. Tanaman mempunyai tingkat sensitivitas yang berbeda, sering tidak menunjukkan adanya gangguan pada fase vegetatif meskipun faktor pendukung tanaman berbeda-beda. Tanaman A. excelsa dan S. wallichii memperlihatkan pertumbuhan yang relatif konstan dari awal penanaman hingga 12 bst.

5.2.1. Tinggi tanaman

Spesies A. excelsa yang pada awal pengamatan 0 bulan telah memiliki rata-rata tinggi paling besar 91,5 cm, mampu mempertahankan tinggi pada awal penanaman sampai 12 bst. Berbeda dengan S. wallichii dan D. imbricatus, pada pengamatan awal 0 bulan hingga 6 bst pengamatan ke 2, S. wallichii memiliki tinggi 81,9 cm lebih unggul dibanding D. imbricatus 74,87 cm. Pada pengamatan ke 3 12 bst D. imbricatus memiliki rata-rata tinggi tanaman 112,17 cm lebih unggul dibanding S. wallichii 100,5 cm Gambar 7. Gambar 7 Pertumbuhan tinggi tiga spesies tanaman pada lahan terdegradasi di Bodogol A. excelsa, S. wallichii, D. imbricatus A. excelsa, S. wallichii dan D. imbricatus merupakan jenis yang mudah tumbuh dan dapat memberikan respons yang baik terhadap kondisi tempat hidupnya. Ketiga spesies tanaman ini memiliki kecepatan pertumbuhan normal hingga cepat Meijer 1974. Kecepatan pertumbuhan pada faktor tinggi tanaman merupakan strategi yang gunakan spesies D. imbricatus agar dapat bersaing dengan tumbuhan bawah untuk mendapatkan cahaya yang lebih besar sebagai bahan untuk melakukan proses fotosintesis. Perbedaan tinggi tanaman dapat disebabkan oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik berupa luas, sempit, dan tebal atau tipis daun akan berpengaruh terhadap proses fotosintesis. Fotosintesis sangat ditentukan faktor lingkungan salah satunya penyerapan cahaya. Penampilan daun yang luas ataupun tidak, tebal atau tipis, tinggi rendahnya penyerapan cahaya akan mempengaruhi pertambahan tinggi spesies tanaman. Pertumbuhan tinggi adalah salah satu strategi yang digunakan tanaman agar tanaman mencapai lapisan kanopi yang bebas dari tanaman lainnya. 20 40 60 80 100 120 140 160 180 6 12 Ti n g g i tan am an Cm Interval Pengamatan Bulan