Ketiga  spesies  tanaman  terpilih  dalam  penelitian  adalah  A.  excelsa, S.  wallichii  dan  D.  imbricatus  merupakan  spesies  yang  memiliki  kelebihan  dari
segi  ekologi  maupun  ekonomi.  Dua  dari  tiga  spesies  tanaman  terpilih  yaitu S.  wallichii  dan  D.  imbricatus  merupakan  tumbuhan  yang  hampir  langka  karena
hanya  dapat  dijumpai  pada  habitat  tertentu  yang  merupakan  habitat  alaminya. Seluruh tanaman dalam keadaan sehat dan di tanam dengan jarak tanam 5 meter.
Salah  satu  faktor  yang  membedakan  dari  ketiga  bibit  tersebut  adalah    rata-rata tinggi  bibit  tanaman  pada  saat  ditanam.  Pemilihan  lokasi  penelitian  dilakukan
secara purposif dengan pertimbangan sebagai berikut: 1.  Lokasi  penelitian  mempunyai  fungsi  penting,  selain  sebagai  area  penyangga
dan  resapan  air  agar  tidak  terjadi  banjir  dan  erosi,  juga  merupakan  kawasan budidaya dari sejumlah tanaman pangan.
2.  Kondisi  tanah  di  lokasi  penelitian  telah  mengalami  degradasi  bahkan  sudah pada tahapan kritis akibat penebangan seluruh jenis pohon dan tanaman keras
yang terdapat pada lahan tersebut.
4.2. Topografi
Keadaan lapangan berada pada ketinggian antara 620 m sampai dengan 709 m dpl dengan luas 4 hektar dan memiliki kemiringan 0° hingga 60°.
4.3.  Iklim
Berdasarkan  hasil  pengamatan  cuaca  Stasiun  Klimatologi  dan  Geofisika Citeko,  wilayah  Bodogol  termasuk  dalam  katagori  tipe  iklim  A  iklim  basah
berdasarkan pengklasifikasian menurut Schmidt  Ferguson, dengan curah hujan rata-rata 3500 - 4500 mmtahun, dan jumlah hari hujan antara 240-320 haritahun.
4.4. Tanah
Tanah  pada  areal  pengamatan  merupakan  jenis  tanah  asam  dengan  pH antara  pH 4,6
– 4,9 dengan tekstur liat. Pada lereng yang lebih tinggi di kawasan ini  merupakan  tanah  andosol  yang  berasal  dari  abu  beku  vulkanik  FAO  1993.
Pada  lereng  yang  lebih  rendah,  tanah  menjadi  lebih  mudah  lapuk  dan  berupa asosiasi antara andosol dan latosol. Selain itu juga terdapat asosiasi antara andosol
dan regosol. Tanah latosol disini banyak mengandung liat yang tidak lengket.
V.   HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Analisis Daya Sintas
5.1.1. Daya Sintas tanaman secara umum Pengukuran  daya  sintas  pada  lahan  restorasi  Bodogol    secara  umum  dapat
dikatakan berhasil walaupun  mengalami penurunan seiring dengan interval waktu pengamatan.  Secara  umum  urutan  daya  sintas  tanaman  dari  tertinggi  hingga
terendah adalah spesies A. excelsa, S. wallichii, dan D. imbricatus Gambar 4.
Gambar 4  Persentase daya sintas tiga spesies tanaman  secara umum A. excelsa       S. wallichii       D. imbricatus
Persentase  daya  sintas  ke  tiga  spesies  tanaman  di  lahan  terdegradasi Bodogol  pada pengamatan pertama  6 bulan setelah tanam tiga spesies tanaman
memiliki  kemampuan  hidup  relatif  tinggi.  Persentase  daya  sintas  seluruh  spesies tanaman  di  atas  90.  Spesies  A.  excelsa  dengan  persentase  daya  sintas  sebesar
97,43 tertinggi dibandingkan S. wallichii 94,87  dan D. imbricatus 91,43. Pada pengamatan kedua 12 bulan setelah tanam, A. excelsa memiliki daya sintas
87,18,  S.  wallichii  82,05  dan  D.  imbricatus  dengan  daya  sintas  77,14. Tingkat kesintasan kedua spesies tanaman yaitu A. excelsa dan S. wallichii lebih
tinggi dibanding pada D. imbricatus. Persentase daya sintas kedua spesies dapat dikatakan  baik  dan  berhasil  karena  memiliki  nilai  daya  sintas  ≥  80.  Proses
100 97.43
87.18 100
94.87 82.05
100 91.43
77.14
20 40
60 80
100 120
6 12
Per sen
tase D
ay a
S in
tas
Interval  Waktu Pengamatan Bulan