Peran Pasar Modal dalam Pengembangan Agribisnis Perkebunan Indonesia

26

2.6. Peran Pasar Modal dalam Pengembangan Agribisnis Perkebunan Indonesia

Agribisnis menurut J.H. David dan R.A Goldberg dalam Saragih 2001 mendefinisikan “Penjumlahan total dari seluruh kegiatan yang menyangkut manufaktur dan distribusi dari sarana produksi pertanian, kegiatan yang dilakukan usahatani, serta penyimpanan, pengolahan, dan distribusi dari produk pertanian dan produk-produk lain yang dihasilkan dari produk pertanian”. Terdapat empat subsistem yang menyusun sistem agribisnis, yaitu subsistem hulu sarana prasarana produksi pertanian, subsistem onfarm budidaya, subsistem hilir pengolahan dan pemasaran, dan jasa layanan pendukung kelembagaan dan kegiatan penunjang. Terlepas dari integrasi antar subsistem agribisnis tersebut, subsistem penunjang memiliki peranan yang tidak kalah penting dengan subsistem lain. Subsistem penunjang merupakan suatu elemen yang dapat mempengaruhi arah perkembangan agribisnis. Dimana dengan subsistem penunjang ini mengarahkan sekaligus juga dapat membatasi perkembangan agribisnis itu sendiri karena elemen ini mendukung setiap pergerakan dan arah kebijakan agribisnis secara makro nasional maupun mikro perusahaan. Perkembangan akan kebutuhan investasi yang terlihat dari hambatan secara umum agribisnis adalah dari segi permodalan. Hal ini mendorong kegiatan agribisnis Indonesia masuk dalam kegiatan pasar modal untuk mendapatkan kebutuhan pengembangan untuk mendukung arah kebijakan makro nasional atau mikro perusahaan kegiatan agribisnis. Sektor agribisnis yang memiliki peran sekaligus memiliki perhatian dan pengaruh besar dalam permodalan sekuritas pertanian adalah sektor perkebunan. Setiap pergerakan saham sektor perkebunan akan diikuti perkembangan harga saham pertanian lainnya. Perusahaan dan investor memilki beberapa keuntungan dengan hadirnya bursa efek atau pasar modal diantaranya adalah menyediakan pasar yang berkesinambungan, memantapkan dan mempublikasikan harga sekuritas yang wajar, membantu bisnis memperoleh modal baru Keown, 1999. Ada beberapa daya tarik pasar modal menurut Husnan 2003, yaitu : 27 • Merupakan alternatif penghimpunan dana selain sistem perbankan yang memiliki sistem birokrasi yang membatasi perusahaan dari kondisi debt to equity ratio yang dapat menimbulkan cost of capital of the firm tidak lagi minimal. • Pasar modal memungkinkan para pemodal mempunyai berbagai pilihan alternatif investasi yang sesuai dengan preferensi risiko pemilik modal. • Dari sisi perusahaan yang memerlukan dana, pasar modal merupakan alternatif pendanaan ekstern dengan biaya yang lebih rendah dari sistem perbankan. Pasar modal yang semakin berkembang tidak terlepas dari daya tarik pasar modal itu sendiri dan hal ini yang mendorong perusahaan agribisnis di Indonesia masuk menjadi bagian pasar modal dengan berbagai misi yang mendukung visi perusahaan tersebut. Dengan kemungkinan kesempatan kepemilikan saham agribisnis oleh petani sebagai kebijakan perusahaan yang go public dan dengan catatan pemerintah menerapkan regulasi untuk membudayakan pengetahuan saham kepada petani akan memberikan keuntungan berupa Perwira dalam Bakasenjaya, 2004 : 1. Timbul kerjasama yang baik antara petani dengan perusahaan agribisnis untuk mendorong sektor agribisnis Indonesia menjadi salah satu satu sektor perekonomian yang tangguh 2. Mendidik petani untuk lebih memiliki wawasan pemasaran dalam kegiatan mereka. Pasar modal dan investasi pada sektor agribisnis perkebunan merupakan alternatif yang mendapat pertimbangan untuk menjadi pilihan investasi sekaligus alternatif pengalihan modal para pemilik modal. Suatu sistem kerjasama dalam mendukung subsistem penunjang di pasar modal pada akhirnya dapat mengembangkan sektor agribisnis menjadi kekuatan perekonomian bangsa. 28

2.7. Indeks LQ45