29 diperolehnya dari kegiatan investasi yang dilakukannya. Dalam berinvestasi
mempertimbangkan : 1. Tujuan mengadakan investasi.
2. Jangka waktu investasi. 3. Kemampuan keuangan.
4. Penanggulangan risiko yang timbul akibat kegiatan investasi. 5. Alternatif investasi yang tersedia.
6. Informasi yang tersedia bagi alternatif investasi tersebut. 7. Penentuan pilihan investasi yang sesuai.
2.8.2. Instrumen Investasi
Instrumen investasi dibagi menjadi tiga bagian Widoatmodjo dalam Pranowo, 2002 meliputi investasi sektor riil real investment, investasi
komoditas commodity investment, dan investasi keuangan financial investment. Investasi sektor riil adalah investasi yang diwujudkan dalam bentuk pendirian
pabrik, perkebunan, pertambangan, dan lain sebagainya. Investasi komoditas adalah investasi yang objek investasinya berupa komoditi barang atau produk
yang biasa disebut perdagangan berjangka commodity future trading. Investasi keuangan adalah investasi yang objek investasinya berupa uang,
seperti valuta asing, surat-surat berharga yang diterbitkan oleh pemerintah melalui perbankan Commercial Paper, Sertifikat Bank Indonesia, Surat Berharga Pasar
Uang, Promissory Notes, Call Money, Repurchases Agreement, Banker Acceptance, Treasury Bills dan lain sebagainya. Investasi keuangan terdiri dari
investasi pada pasar uang dan pasar modal.
2.8.3. Manajemen Investasi
Manajemen investasi Manajemen Portofolio adalah proses manajemen planning, organizing, actuating, controlling uang, aset dan atau kekayaan. Ada
beberapa pendekatan dan strategi manajemen investasi yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan. Strategi investasi yang sering dilakukan pemilik modal
adalah Reilly dalam Pranowo, 2002 :
30 1. Pencari Waktu Market Timming
Strategi berinvestasi dimana pemodal akan berusaha menentukan saat atau waktu yang tepat untuk membeli dan menjual sekuritas.
Penentuan waktu tersebut akan sangat dipengaruhi harapan pemodal terhadap kondisi pasar secara keseluruhan.
2. Pemilih Sektor Sector Selector Teknik berinvestasi dimana pemodal akan membatasi kegiatan
investasinya hanya pada sektor-sektor tertentu. Pengklasifikasian masing-masing sektor dapat didasarkan pada jenis industri.
Karakteristik produk, dan tingkat sensitivitas sekuritas terhadap perubahan kondisi ekonomi.
3. Pemilih Sekuritasi Security Selector Teknik berinvestasi dimana pemodal akan berusaha mengidentifikasi
sekuritas yang nilai pasarnya lebih rendah daripada nilai intrinsiknya undervalued, untuk selanjutnya pemodal akan berusaha
mengidentifikasikan untuk membeli sekuritas-sekuritas tersebut dan menjualnya yang sudah terlalu tinggi harga sahamnya overvalued.
2.8.4. Risiko Investasi Risiko dan ketidakpastian menjabarkan suatu keadaan yang
memungkinkan berbagai macam hasil usaha atau berbagai macam akibat dari usaha-usaha tertentu. Risiko tidak identik dengan ketidakpastian. Perbedaan dari
kedua hal itu ialah bahwa risiko menjabarkan keadaan yang hasil dan akibatnya mengikuti suatu penjabaran kemungkinan yang diketahui, sedangkan
ketidakpastian menunjukkan keadaan yang hasil dan akibatnya tidak diketahui. Pada risiko, peluang akan terjadinya suatu kejadian sudah terlebih dahulu
diketahui, sedangkan ketidakpastian, peluang terjadinya kondisi merugi belum diketahui sebelumnya Sartono, 1996.
Kamus Besar Bahasa Indonesia 1983 menyebutkan bahwa secara umum risiko berarti akibat yang kurang menyenangkan merugikan, membahayakan
dari suatu perbuatan atau tindakan. Risiko dapat pula didefinisikan sebagai suatu ukuran relatif derajat variabilitas dari kemungkinan hasil-hasil sepanjang waktu
31 ataupun sebagai ketidakpastian hasil pada masa yang akan datang. Selain itu,
risiko juga didefinisikan sebagai simpangan hasil aktual dari pengharapannya. Risiko finansial merupakan kemungkinan investor mengalami kerugian di
pasar keuangan dan dapat diartikan sebagai penyebaran dari hasil yang tidak diharapkan akibat pergerakan variabel finansial. Risiko ini dapat bersumber dari
penyimpangan baik positif maupun negatif pergerakan tersebut Jorison, 2002. Menurut Jorison 2002 risiko finansial yang dihadapi pemodal adalah risiko pasar
market risk, risiko kredit credit risk, risiko likuiditas likuidity risk, risiko operasional operational risk, dan risiko peraturan atau hukum legal risk.
Selain risiko finansial, dalam permodalan dikenal dua jenis risiko yang mempengaruhi kegiatan para pemilik modal dalam mengambil keputusan, yaitu
risiko pasar dan risiko psikologis. Risiko pasar adalah risiko akibat pergerakan harga pasar substansial baik untuk keseluruhan saham ataupun untuk saham-
saham tertentu saja akibat perubahan tingkat inflasi ekonomi, keuangan negara atau kebijakan pemerintah. Risiko ini dapat diukur dengan deviasi standar dari
hasil yang tidak diharapkan dan hal ini biasa disebut dengan volatilitas. Berbeda dengan risiko pasar dan finansial, risiko psikologis merupakan risiko untuk
pemodal yang bertindak emosional dalam menghadapi perubahan harga saham berdasarkan optimisme atau pesimisme yang dapat mengakibatkan kenaikan atau
penurunan harga saham. 2.8.5. Sikap Individu Pemodal Terhadap Risiko
Bagaimana seseorang bereaksi terhadap risiko menggambarkan preferensi risiko mereka Smith, 1990. Ada tiga kategori luas tentang preferensi seseorang
terhadap risiko, antara lain adalah individu yang netral terhadap risiko risk neutral, individu yang menyukai risiko risk lover, dan individu yang tidak
menyukai risiko risk averter. Risk lover adalah individu yang senang menghadapi risiko. Apabila individu tersebut dihadapkan pada dua pilihan
investasi yang memberikan tingkat keuntungan yang sama dengan risiko yang berbeda, maka investor tersebut secara ekstrem akan lebih senang mengambil
investasi yang mempunyai risiko lebih besar. Secara lebih rasional, seorang risk lover akan meminta tambahan keuntungan yang lebih kecil untuk setiap tambahan
risiko yang dihadapi.
32 Sementara itu, risk averter akan lebih senang pada pilihan investasi yang
memiliki risiko yang lebih kecil dengan tingkat keuntungan yang sama. Risk neutral adalah kelompok investor atau individu yang bersifat netral terhadap
risiko. Artinya, investor akan meminta kenaikan tingkat keuntungan yang sama untuk setiap kenaikan risiko. Gambar 4. menunjukkan kurva indiferen dari ketiga
kelompok investor tersebut. Kurva indiferen tersebut merupakan serangkaian kombinasi antara berbagai tingkat risiko dan keuntungan yang diharapakan yang
memberikan kepuasan yang sama kepada investor. Tampak bahwa kurva indiferen untuk investor yang tidak menyukai risiko risk averter memiliki slope
yang lebih besar daripada investor yang menyukai risiko risk lover. Slope kurva indiferen risk averter bahkan akan menjadi begitu besar pada tingkat risiko
tertentu. Sementara itu, slope kurva indiferen dari investor yang bersikap netral terhadap risiko adalah konstan dan sama dengan satu.
Gambar 4. Kurva Indiferen Sikap Investor Terhadap Risiko Sumber: Sartono, 1996
Pada pengembalian sebesar r
2
, pemodal tipe lover akan berani menanggung risiko sebesar σ
5
, lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat risiko yang ditanggung oleh pemodal tipe neutral
dengan tingkat risiko sebesar σ
3
dan risk averse
sebesar σ
1
. Untuk mendapatkan tingkat pengembalian r
2
, risk averse Tingkat
Pengembalian
Tingkat Risiko
Risk Averse
Risk neutral
Risk Lover
σ
1
σ
2
σ
3
σ
4
σ
5
σ
6
r
1
r
2
33 akan menolaknya apabila tingkat risiko yang akan ditanggung lebih besar dari σ
2
, sedangkan risk lover akan berani menanggung risiko yang
lebih besar sebesar σ
6
. Tambahan tingkat pengembalian sebesar
∆r
1
-r
2
, pemodal tipe risk neutral rela menanggung tambahan risiko berinvestasi sebesar
∆ σ
4
- σ
3
dimana risiko investasi yang ditanggung tersebut sama besarnya dengan tingkat pengembalian
yang diharapkan. Risk averse hanya berkeinginan menanggung risiko yang lebih kecil yaitu
∆ σ
2
- σ
1
untuk mendapatkan tambahan tingkat pengembalian sebesar ∆r
1
-r
2
, berbeda dengan tipe pemodal lover yang berani menanggung risiko sebesar
∆ σ
6
- σ
5
untuk mendapatkan pengembalian sebesar ∆r
1
-r
2
1. Mengestimasi nilai-nilai faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang, dan
.
2.9. Analisis Fundamental dan Analisis Teknikal