karenanya pembentukan KRB sebagai sumber informasi bahan baku obat alami dan pemasaran layak untuk ditindaklanjuti Gambar 16.
4.3.3. Masyarakat praktisi obat tradisional
Praktisi obat tradisional dalam hal ini adalah para pengobat yang menggunakan ramuan bahan tumbuh-tumbuhan baik dalam pelayanan kesehatan
formal maupun tradisional. Berdasarkan wawancara dengan praktisi obat tradisional dan praktisi kesehatan diperoleh beberapa harapan terhadap KRB dan
koleksi tumbuhan obatnya seperti tercantum pada Tabel 11. Sebagian dari harapan-harapan pada Tabel 11 sebenarnya sudah dilakukan
oleh KRB. KRB memiliki koleksi tumbuhan dari berbagai habitus dan berasal dari berbagai negara terutama daerah tropis. Koleksi ini tersebar di kebun koleksi yang
penataannya didasarkan persamaan famili, oleh karenanya tumbuhan obat yang non herba tersebar di berbagai pelosok kebun. Aklimatisasi spesies luar negeri
secara umum juga dilakukan KRB meskipun belum secara khusus untuk spesies tumbuhan obat.
Stimulus rela-religius: kemudahan dan kebenaran
informasi
KRB Masya-
rakat
Tumbuhan obat
Fungsi terkait: Konservasi
Harapan terkait: mengacu Tabel 10
no. 1,4
Sumber bahan baku dan informasi
pemasaran
Gambar 16 Harapan masyarakat industri, fungsi KRB dan stimulus rela-religius.
Tabel 11 Harapan masyarakat praktisi obat tradisional No.
Harapan-harapan 1.
Koleksi tumbuhan obat berhabitus semak, perdu, liana, dan pohon 2.
Koleksi tumbuhan obat di KRB dapat menjadi stok buat produk
makanan minuman kesehatan yang dapat dibeli masyarakat 3.
Memperkaya koleksi tumbuhan obat yang berasal dari luar negeri dan melakukan aklimatisasi di kebun
4. Sarana studi banding pengelolaan tumbuhan obat
5. Sumber untuk melengkapi koleksi tanaman obat para praktisi
6. Pusat studi ilmiah tumbuhan obat modern secara formal
7. Sumber informasisosialisasi budidaya serta pengadaan bibit tumbuhan
obat 8.
Membentuk jejaring antar pemangku kepentingan dunia tumbuhan obat 9.
Menyusun SOP budidaya tumbuhan obat langka untuk menghasilkan herbal berkualitas dan terstandar
10. Melakukan gerakan sosial kemanusiaan pengembangan tumbuhan obat
11. Melakukan promosi ke luar kota dengan kegiatan yang menarik di bidang
tumbuhan obat 12.
Mempublikasikan hasil penelitian tumbuhan obat 13.
Membuka kelas khusus pemanfaatan tumbuhan obat Irisan harapan masyarakat praktisi obat tradisional dengan aktivitas KRB
saat ini seperti tampak pada Gambar 17.
Gambar 17 Irisan antara harapan masyarakat praktisi dengan aktivitas KRB.
Berdasarkan harapan-harapan tersebut pada Tabel 11 pada dasarnya para praktisi obat tradisional dan kesehatan mengharapkan adanya peningkatan
pengetahuan dari KRB. Budidaya tumbuhan obat merupakan harapan utama para praktisi mengingat tidak banyak orang melakukan budidaya tumbuhan obat yang
dibutuhkan para praktisi. Menurut Herlina 2010 pengembangan budidaya
harapan masyarakat
praktisi fakta
aktivitas KRB
Harapan 1, 3 dan 12
tumbuhan obat didasarkan kepada beberapa pertimbangan antara lain 1 besarnya potensi tumbuhan obat dan kayanya pengetahuan tradisional masyarakat
akan pemanfaatannya, 2 berkembangnya pasar simplisiaobat tradisional atau adanya perusahaan jamu di sekitar lokasi, 3 tersedianya lahan yang sesuai baik
secara ekologis maupun aksesibilitas untuk pengembangan budidaya tumbuhan obat, dan 4 tersedianya sumberdaya manusia para pakar dibidang biofarmaka
dan petani. Keempat hal tersebut biasanya kurang diantisipasi para praktisi di bidang tumbuhan obat.
Salah satu jalan untuk menambah kegiatan yang dapat dilakukan KRB adalah membuka tempat pembibitan nursery bagi pengunjung yang akan
menambah pengetahuan mereka dalam bidang budidaya, sehingga menghilangkan kesan monoton pada obyek demikian menurut penelitian Sumitomo 2004.
Gambar 18 Harapan masyarakat praktisi, fungsi KRB dan stimulus alamiah.
Pembibitan tumbuhan obat dengan prosedur operasional yang baik adalah kegiatan yang didasarkan atas fungsi KRB dalam konservasi yang didorong oleh
stimulus alamiah Gambar 18. Dalam hal ini secara historis dan ilmiah KRB mempunyai potensi untuk menyebarkan pengetahuan teknik budidaya kepada para
praktisi. KRB dapat berperan sebagai pusat pembibitan tumbuhan obat yang
Stimulus alamiah: historis-ilmiah
KRB Masya-
rakat
Tumbuhan obat
Fungsi terkait: Konservasi
Pendidikan Harapan terkait:
mengacu Tabel 11 no. 2,3,5,7,9
SOP budidaya tumbuhan obat
menyediakan fasilitas bibit serta teknik-teknik pembibitan yang berkualitas. Sebagai langkah pengembangan budidaya yang membutuhkan lahan luas maka
KRB dapat bekerjasama dengan petani dan pemilik lahan di beberapa kawasan sekitar KRB.
Selain sebagai sarana pendidikan di bidang budidaya khususnya, para praktisi berharap KRB juga berperan sebagai sarana sosial sekaligus ajang
komersial bagi pengembangan obat tradisional. Adanya keinginan beberapa pihak agar KRB menyediakan makananminuman kesehatan yang berasal dari tumbuhan
obat merupakan stimulus bagi KRB untuk meningkatkan pengetahuan di bidang ini. Stimulus manfaat adalah pendorong bagi KRB untuk menyediakan sarana
komersial seperti kedai sehat atau warung sehat bugar di sekitar koleksi tumbuhan obat Gambar 19.
Gambar 19 Harapan masyarakat praktisi, fungsi KRB dan stimulus manfaat. Sebagai lembaga yang banyak dikunjungi masyarakat dari berbagai
kalangan para praktisi berharap KRB tidak terlalu ekslusif komersial. Kegiatan sosial tetap harus ditonjolkan dalam membangun citra KRB sebagai pusat
pengetahuan dan konservasi tumbuhan obat. Sebagai penyeimbang kegiatan komersial di bidang makananminuman kesehatan maka para praktisi berharap
Stimulus manfaat: ekonomi-pengetahuan
KRB Masya-
rakat
Tumbuhan obat
Fungsi terkait: Pendidikan
Rekreasi Harapan terkait:
mengacu Tabel 11 no. 2,4,6,10,13
Kedai sehat alami, kelas pemanfaatan
tumbuhan obat
adanya berbagi pengetahuan dan pengalaman. Salah satu yang diharapkan adalah adanya kelas-kelas khusus mengenai pengenalan dan pemanfaatan tumbuhan obat.
Pada umumnya para praktisi tidak memiliki lahan yang luas untuk dapat menyediakan tumbuhan obat sebagai bahan praktek mereka. Sebagian besar
koleksi tumbuhan obat mereka adalah spesies yang berhabitus kecil yaitu dari golongan herba yang mudah tersedia dan mudah diperoleh di masyarakat. Selain
itu tumbuhan berhabitus herba relatif tidak terlalu membutuhkan lahan yang luas dan lebih sering dibutuhkan dalam praktek pengobatan. Oleh karenanya mereka
berharap koleksi KRB lebih memfokuskan kepada tumbuhan obat non herba sebagai sarana pelengkap kebutuhan mereka. Demikian pula spesies tumbuhan
obat yang berasal dari luar negeri untuk bisa diaklimatisasikan di KRB. Stimulus kerelaan berkorban demi kelangsungan pengembangan pemanfaatan tumbuhan
obat menjadi pendorong KRB untuk memfasilitasi kebutuhan para praktisi. Agar terbina kemitraan yang baik antara KRB dengan para praktisi maka perlu
pembentukan suatu jaringan komunikasi Gambar 20. Jaringan ini berfungsi sebagai sarana untuk berbagi informasi mengenai kebutuhan spesies tumbuhan
obat oleh para praktisi yang kemudian dapat ditindaklanjuti aksi konservasinya oleh KRB.
Stimulus rela-religius kerelaan berkorban
KRB Masya-
rakat
Tumbuhan obat
Fungsi terkait: Konservasi
Penelitian Rekreasi
Harapan terkait: mengacu Tabel 11
no. 1,3,5,8,11,12
Jejaring komunikasi, promosi, dan
publikasi pengobat berbahan tumbuhan
Gambar 20 Harapan masyarakat praktisi, fungsi KRB dan stimulus rela-religius.
4.3.4. Masyarakat peneliti