2. Fungsi penelitian, yaitu melaksanakan dan memfasilitasi berbagai kegiatan
penelitian dan pengembangan di bidang botani, konservasi, hortikultura dan pemanfaatan tumbuhan.
3. Fungsi pendidikan, yaitu menyajikan informasi yang jelas dan memberikan
kemudahan bagi pengunjung untuk meningkatkan pengetahuan di bidang botani, konservasi, lingkungan, budidaya dan pemanfaatan tumbuhan, serta
mampu merangsang tumbuh-kembangkan kesadaran, kepedulian, tanggungjawab dan komitmen masyarakat terhadap pelestarian sumberdaya
hayati. 4.
Fungsi rekreasi, yaitu mampu menciptakan suasana yang nyaman, aman, menyegarkan dan inspiratif untuk
mendukung kehidupan sosial kemasyarakatan yang lebih baik.
2.2. Tumbuhan Obat
Sepanjang sejarah kehidupan manusia, tumbuhan obat merupakan kebutuhan utama di alam sehingga sangat dekat hubungan antara manusia dengan
pengembangan botani dan pengetahuan tumbuhan obat Shan-an and Zhong-ming 1991. Tumbuhan obat telah berabad-abad didayagunakan oleh bangsa Indonesia
dalam bentuk jamu untuk memecahkan berbagai masalah kesehatan yang dihadapinya dan merupakan kekayaan budaya bangsa Indonesia yang perlu
dipelihara dan dilestarikan. Pengetahuan tentang obat tumbuh-tumbuhan asli Indonesia dan cara pemakaiannya diperoleh hanya dengan melihat dan mendengar
belaka dari orang tuanya. Sementara di luar negeri pengobatan dengan tumbuh- tumbuhan itu oleh beberapa pihak dianjurkan secara kuat dan meyakinkan
Sastroamidjojo 1997. Tumbuhan obat didefinisikan sebagai jenis tanaman yang sebagian, seluruh
tanaman dan atau eksudat tanaman tersebut digunakan sebagai obat, bahan, atau ramuan obat-obatan. Ahli lain mengelompokkan tumbuhan berkhasiat obat
menjadi tiga kelompok Siswanto 2004, yaitu: 1. Tumbuhan obat tradisional merupakan spesies tumbuhan yang diketahui atau
dipercayai masyarakat memiliki khasiat obat dan telah digunakan sebagai bahan baku obat tradisional.
Pengertian obat tradisional berdasarkan UU RI No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan pasal 1 menyebutkan bahwa: Obat tradisional adalah bahan atau
ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dan bahan-bahan tersebut, yang secara turun
temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. 2. Tumbuhan obat modern merupakan spesies tumbuhan yang secara ilmiah telah
dibuktikan mengandung senyawa atau bahan bioaktif yang berkhasiat obat dan penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan secara medis.
3. Tumbuhan obat potensial merupakan spesies tumbuhan yang diduga mengandung atau memiliki senyawa atau bahan bioaktif berkhasiat obat tetapi
belum dibuktikan penggunaannya secara ilmiah-medis sebagai bahan obat. Sedangkan Departemen Kesehatan RI mendefinisikan tanaman obat
Indonesia seperti yang tercantum dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.149SKMenkesIV1978, yaitu:
1. Tanaman atau bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan obat tradisional
atau jamu. 2.
Tanaman atau bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan pemula bahan baku obat precursor.
3. Tanaman atau bagian tanaman yang diekstraksi dan ekstrak tanaman tersebut
digunakan sebagai obat. Selanjutnya berdasarkan keputusan Kepala Badan POM RI No.
HK.00.05.4.2411 tentang ketentuan pokok pengelompokan dan penandaan obat bahan alam Indonesia, obat tradisional dikelompokkan menjadi tiga yaitu jamu,
obat herbal terstandar, dan fitofarmaka Suharmiati dan Handayani 2006. Obat alami didefinisikan sebagai sediaan obat, baik berupa obat tradisional, fitofarmaka
dan farmasetik, berupa simplisia bahan segar atau yang dikeringkan, ekstrak, kelompok senyawa atau senyawa murni
Organisasi kesehatan dunia memperkirakan sekitar 400 juta orang di dunia percaya akan obat herbal dan 25 resep-resep pengobatan didasarkan pada
bahan-bahan obat yang berasal dari tumbuhan Rai et al. 2000. Sementara itu saat ini diperkirakan lebih dari 50.000 spesies tumbuhan tingkat tinggi di dunia
digunakan untuk keperluan obat dan 15.000 spesies tumbuhan obat secara global berasal dari alam Helmi 2008.
mengalami ancaman diakibatkan kehilangan habitat, pemanenan berlebihan untuk perdagangan, tekanan jenis-jenis invasif dan pencemaran Hamilton 2008.
Peran tumbuhan obat menurut Schopp-Guth and Fremuth 2001 sangat penting dalam bidang biologi dan ekologi yaitu sebagai pondasi dimana tumbuhan
obat memberikan akses keterlibatan masyarakat dalam konservasi di habitat alaminya. Dalam kata lain keterkaitan tumbuhan obat dengan manusia cukup
besar dalam mengatur dan menentukan konservasi serta pemanfaatan tumbuhan secara berkelanjutan.
2.3. Kriteria Kelangkaan dan Prioritas Konservasi