2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kebun Raya Bogor
KRB pada mulanya merupakan bagian dari samida hutan buatan atau taman buatan yang paling tidak telah ada pada pemerintahan Sri Baduga
Maharaja Prabu Siliwangi, 1474-1513 dari Kerajaan Sunda, sebagaimana tertulis dalam prasasti Batutulis. Hutan buatan itu ditujukan untuk keperluan menjaga
kelestarian lingkungan sebagai tempat memelihara benih-benih kayu yang langka. Oleh karenanya sejak Reinwardt tiba di Indonesia pada tahun 1816 dia melihat
setidaknya terdapat satu instansi botani yang sebenarnya sudah berjalan yang berkedudukan di Bogor Goss 2004.
Goss 2004 menerangkan ketika Hasskarl datang ke Bogor tahun 1817 dia melihat kebun sebagai taman yang cantik namun tidak ada sentuhan sains. Sejak
itu Hasskarl mentransformasi kebun raya dari taman kantor gubernur jenderal menjadi instansi yang didedikasikan untuk menginterpretasikan alam daerah
kolonisasi dan sebagai pusat pengetahuan alam. Reinwardt mendapatkan wewenang untuk mengurus sains dan pertanian di daerah koloni Belanda ini untuk
segera menjawab tugasnya antara lain mengumpulkan informasi tentang flora yang memiliki manfaat ekonomi. Sejak awal abad 20 instansi biologi
pemerintahan kolonial Belanda diidentikkan dengan KRB. KRB saat ini merupakan suatu kawasan konservasi ex situ yang mengoleksi
berbagai spesies tumbuhan yang ditata dalam tatanan arsitektur lanskap. Tumbuhan koleksinya diutamakan berasal dari Indonesia, yang dimanfaatkan
sebagai tempat penelitian, pendidikan lingkungan dan rekreasi. Koleksi KRB dicatat di Bagian Registrasi agar menjadi jelas asal usul tumbuhan tersebut
Yuzammi et al. 2006. Secara umum masyarakat mengenal kebun raya sebagai tempat rekreasi
alam, namun sebenarnya fungsi kebun raya bukan sekedar tempat rekreasi. Ruang lingkup tugas dan fungsi Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor PKT-
KRB, LIPI diuraikan dengan jelas dalam Keputusan Presiden RI Nomor 103 tahun 2001 serta Keputusan Ketua LIPI Nomor 1151M2001 LIPI 2002.
Adapun tugas KRB diuraikan sebagai berikut:
Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, penyusunan pedoman, pemberian bimbingan teknis, penyusunan rencana dan program,
pelaksanaan penelitian bidang konservasi ex situ tumbuhan tropika serta evaluasi dan penyusunan laporan.
Sedangkan fungsi PKT-KRB adalah: 1.
Penyiapan bahan perumusan kebijakan bidang konservasi ex situ tumbuhan tropika.
2. Penyusunan pedoman, pembinaan, dan pemberian bimbingan teknis penelitian
bidang konservasi ex situ tumbuhan tropika. 3.
Penyusunan rencana dan program pelaksanaan penelitian bidang konservasi ex situ tumbuhan tropika.
4. Pemantauan pemanfaatan hasil penelitian bidang konservasi ex situ tumbuhan
tropika. 5.
Pelayanan jasa ilmu pengetahuan dan teknologi bidang konservasi ex situ tumbuhan tropika.
6. Evaluasi dan penyusunan laporan penelitian bidang konservasi ex situ.
7. Pelaksanaan urusan tata usaha.
Sementara itu secara global misi kebun raya di dunia sebenarnya adalah International Agenda Botanic Gardens in Conservation:
1. Mencegah kehilangan spesies dan keanekaragaman genetik tumbuhan.
2. Mencegah degradasi lingkungan alam.
3. Meningkatkan pemahaman masyarakat akan nilai penting tumbuhan dan
ancaman yang dihadapinya. 4.
Meningkatkan manfaat alam lingkungan. 5.
Mempromosikan dan menjamin pemanfaatan sumberdaya alam secara berkelanjutan.
Dari tugas dan fungsi serta misi secara global di atas maka dapat disimpulkan pada hakekatnya terdapat 4 fungsi utama dari suatu kebun raya, yaitu:
1. Fungsi konservasi, yaitu melestarikan representasi keanekaragaman tumbuhan
secara ex situ untuk menjadi back up yang penting dan sumber pemulihan jenis-jenis tumbuhan terancam kepunahan serta lahan-lahan terdegradasi.
2. Fungsi penelitian, yaitu melaksanakan dan memfasilitasi berbagai kegiatan
penelitian dan pengembangan di bidang botani, konservasi, hortikultura dan pemanfaatan tumbuhan.
3. Fungsi pendidikan, yaitu menyajikan informasi yang jelas dan memberikan
kemudahan bagi pengunjung untuk meningkatkan pengetahuan di bidang botani, konservasi, lingkungan, budidaya dan pemanfaatan tumbuhan, serta
mampu merangsang tumbuh-kembangkan kesadaran, kepedulian, tanggungjawab dan komitmen masyarakat terhadap pelestarian sumberdaya
hayati. 4.
Fungsi rekreasi, yaitu mampu menciptakan suasana yang nyaman, aman, menyegarkan dan inspiratif untuk
mendukung kehidupan sosial kemasyarakatan yang lebih baik.
2.2. Tumbuhan Obat