5. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Kebun Raya Bogor memiliki peran penting dalam pelestarian tumbuhan obat dan menjadi salah satu tumpuan masyarakat dalam meningkatkan
pengetahuannya. Kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Terdapat 764 spesies koleksi berpotensi sebagai tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. Komposisi spesies di KRB dan aspek pemanfaatannya
memiliki kemiripan kondisi di alam. Potensi ini merupakan keunggulan KRB dalam pengembangan pemanfaatan tumbuhan obat. Beberapa spesies
tumbuhan obat langka masih belum terkoleksi KRB, sementara beberapa spesies langka lainnya mengalami kehilangan dan kematian sehingga perlu
diantisipasi dengan pemanfaatan koleksi secara berkelanjutan. Sembilan spesies prioritas merupakan arahan dalam aktivitas konservasi tumbuhan obat
di KRB pada masa yang akan datang. 2.
Secara umum masyarakat mengharapkan peran KRB yang lebih aktif dalam pemanfaatan dan pengembangan koleksi berpotensi obat dengan melibatkan
unsur masyarakat terkait. Masyarakat umum mengharapkan adanya kemudahan informasi di bidang tumbuhan obat dan pemanfaatannya,
masyarakat praktisi lebih berharap adanya jalinan komunikasi yang mengarah ke peningkatan kualitas pengembangan obat tradisional, masyarakat industri
mengharap adanya dukungan ilmiah dari KRB untuk produksi obatnya, sedangkan masyarakat peneliti lebih menekankan aspek pendidikan dan
pengembangan pemanfaatan tumbuhan obat dan hasil penelitiannya. 3.
Aktivitas konservasi tumbuhan obat oleh KRB sampai saat ini belum sepenuhnya memenuhi harapan masyarakat. Hal ini dikarenakan adanya
perbedaan kepentingan antara aktivitas KRB dengan harapan masyarakat. Aktivitas KRB saat ini masih terfokus pada kajian dasar untuk mendukung
kualitas koleksinya, sementara masyarakat lebih berharap aktivitas yang mengarah ke aplikasi pemanfaatannya. Dua kutub kepentingan ini sebenarnya
bisa menjadi satu kekuatan dan terjadi irisan yang sempurna dengan didorong
tri stimulus amar konservasi dan pendekatan fungsi KRB. Irisan sempurna aktivitas KRB dan harapan masyarakat dapat diwujudkan dengan disusunnya
kebijakan dan aksi konservasi yang terpadu sesuai kebutuhan konservasi dan kebutuhan atau harapan masyarakat. Beberapa kebijakan yang dapat
diterapkan antara lain: 1 pembangunan pusat informasi tumbuhan obat dan jaringan komunikasi masyarakat terkait tumbuhan obat, 2 penyelenggaraan
program interpretasi, etnomedical tour, wisata kuliner dan kedai sehat, 3 penyelenggaraan pelatihan, pendidikan dan pengembangan budidaya
tumbuhan obat, 4 promosi dan penelitian serta pameran tumbuhan obat dan hasil penelitiannya, dan 5 pengembangan taman obat dan pusat plasma
tumbuhan obat nusantara.
5.2. Saran