Alat dan bahan Metode pengumpulan data

Selanjutnya berdasarkan pada modifikasi konsep tri stimulus amar konservasi, skema solusi konservasi tumbuhan obat yang dapat memenuhi harapan masyarakat dan sesuai fungsi KRB adalah sebagai berikut: Tri Stimulus amar konservasi KRB Masya- rakat Tumbuhan obat Tupoksi: Konservasi Penelitian Pendidikan Rekreasi Harapan Solusi Konservasi : Pemanfaatan TO berkelanjutan, berkeadilan, beradab dan berdaulat 3.2. Metode 3.2.1. Lokasi dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor. Pengumpulan data dilakukan pada bulan September – Desember 2010, baik data primer maupun data sekunder.

3.2.2. Alat dan bahan

Katalog koleksi KRB dan buku-buku tentang tumbuhan obat sebagai alat utama dalam inventarisasi dan identifikasi koleksi tumbuhan obat. Sebagai bahan kajian adalah semua koleksi tumbuhan yang terdapat di kebun koleksi dan data- Gambar 2 Konsep skematik solusi konservasi tumbuhan obat berdasarkan harapan masyarakat dan tupoksi KRB. data koleksi yang terdapat di Bagian Registrasi Koleksi KRB. Berbagai laporan dan berkasdokumen koleksi tumbuhan obat di KRB menjadi bahan pendukung. Seperangkat alat kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas tiga macam kuisioner: 1. Kuisioner berupa pernyataan-pernyataan yang disusun dalam lembaran tes yang memuat informasi dan harapan masyarakat terhadap KRB dan koleksi tumbuhan obat. Pernyataan-pernyataan dalam kuisioner ini diperoleh dengan melakukan wawancara pendahuluan terhadap 100 orang pengunjung dan 50 orang pegawai KRB untuk memperoleh gambaran pendapat dan harapan tentang keberadaan tumbuhan obat di KRB. Selanjutnya hasil wawancara ini disusun menjadi beberapa pernyataan dan ditanya ulang kepada 100 orang pengunjung lainnya untuk mendapatkan respon setuju atau tidak setuju. Dua puluh pernyataan yang mendapatkan respon setuju paling banyak dipilih sebagai pernyataan pada kuisioner akhir dengan skala Likert. 2. Kuisioner untuk menentukan spesies prioritas konservasi di kebun, terutama ditujukan kepada orang atau badan tertentu yang bergerak di bidang tumbuhan obat. Kuisioner ini berupa lembar uji penentuan spesies prioritas Lampiran 4. 3. Kuisioner yang ditujukan kepada pengamatpengawas KRB untuk menentukan spesies mendesak ditindaklanjuti berupa matriks uji pembandingan berpasangan Lampiran 14.

3.2.3. Metode pengumpulan data

Untuk mendapatkan sejumlah data yang pasti dan akurat sesuai tujuan penelitian maka telah dilakukan tahapan kegiatan sebagai berikut: 1. Dalam rangka mengkaji data terkini koleksi tumbuhan obat di KRB maka dilakukan: a. Inventarisasi koleksi baik secara desk study maupun observasi di kebun.  Desk study dengan mengacu kepada katalog koleksi KRB menandai semua spesies tumbuhan yang diduga bermanfaat sebagai bahan obat berdasarkan pustaka-pustaka yang telah disiapkan di meja kerja.  Observasi dilakukan dengan cara mengecek ke kebun mengenai spesies yang telah ditandai pada katalog untuk memastikan keberadaannya. b. Observasi potensi dan kegunaan koleksi dilakukan dengan penggalian informasi melalui buku kebun dan hasil-hasil penelitian serta pustaka tumbuhan obat. c. Kategori kelangkaan dan spesies prioritas dicek berdasarkan dokumen- dokumen berikut: IUCN red list 2010, WCMC 1997, IBSAP 2003, BGCI priority 2008 dan CITES 2010. d. Wawancara terstruktur untuk mendapatkan spesies prioritas dan spesies yang mendesak ditindaklanjuti. Spesies prioritas dengan menggunakan lembar uji penentuan spesies prioritas ditujukan kepada para peneliti dan praktisi tumbuhan obat yang berkaitan di bidangnya. Taksa yang diuji adalah spesies yang telah dilakukan pengecekan status dan kategori kelangkaannya. Sejumlah 30 penelitipraktisi terlibat dalam pengisian lembar uji ini. Sementara itu lembar uji berupa matriks pembandingan berpasangan digunakan untuk menentukan spesies prioritas yang perlu segera ditindaklanjuti aksi konservasinya. Responden untuk matriks ini dipilih para pengamatpengawas koleksi KRB yang sehari-hari bekerja di kebun koleksi. 2. Penggalian harapan masyarakat dilakukan melalui wawancara dan kuisioner. Wawancara dilakukan baik kepada pengunjung mewakili masyarakat umum, praktisi kesehatanpengobat tradisional, industri obat tradisional dan peneliti untuk mendapatkan sejumlah informasi mengenai harapan masyarakat terhadap peran KRB dalam pengelolaan koleksi tumbuhan obat dan aspek-aspek konservasi lainnya. Penentuan responden dilakukan sebagai berikut: Responden masyarakat umum Responden dipilih dengan metode random sampling. Penentuan jumlah responden didasarkan pada data pengunjung pada bulan Oktober 2010. Jumlah responden diambil dengan menggunakan rumus Slovin Riduwan dan Akdon 2009, yaitu: n= dengan presisi 5 tingkat kepercayaan 95, dimana: n = jumlah sample responden N= jumlah populasi sample, dalam hal ini diambil jumlah rata-rata pengunjung dalam seminggu setelah dikurangi wisatawan mancanegara dan dikurangi wisatawan anak-anak, sehingga diperoleh N = 4551 dan n = 368 Selanjutnya pengambilan sampling per hari dilakukan dengan proportionate random sampling dengan rumus ni = x n, dimana: ni = jumlah sample menurut hari Ni = jumlah sample seluruhnya 368 n = jumlah pengunjung rata-rata dalam hari bersangkutan N = jumlah pengunjung dalam seminggu 4551 Dengan demikian diperoleh sample ni untuk hari Senin hingga hari Minggu sebagai berikut: Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Total 29 27 35 28 21 92 136 368 Responden praktisipengobat, industri dan peneliti dipilih secara acak dari berbagai lembaga terkait seperti berikut: a. Mewakili praktisipengobat adalah 2 pengobat dari Taman Sringanis, 2 praktisi dari Karyasari, 1 orang dari Wana Tani dan 7 orang perawatbidan. b. Mewakili industri obat tradisional adalah 1 orang dari Liza Herbal, 2 orang dari Kampoeng Djamoe, 1 orang dari Parang Husada dan 1 dari Aneka Sari. c. Mewakili peneliti adalah 16 orang dari LIPI, 2 orang dari Balitro, 2 orang dari Litbang Kehutanan, 2 orang dari BPTO, 2 orang dari IPB dan 1 orang LSM. 3. Untuk mengkaji apakah program konservasi tumbuhan obat di KRB sudah sesuai dengan harapan masyarakat maka dilakukan pengecekan aktivitas KRB yang berkaitan dengan konservasi tumbuhan obat melalui laporan tahunan KRB tahun 2000 hingga tahun 2009.

3.2.4. Pengolahan data