Pengertian Konservasi TINJAUAN PUSTAKA

terkendali dari spesies langka serta kerusakan habitat yang diakibatkan oleh kegiatan manusia. Ironisnya pengetahuan yang tersedia mengenai tumbuhan obat di lembaga- lembaga konservasi masih sangat kurang. Hal ini merupakan tantangan utama dalam prioritas kegiatan konservasi dan dalam rangka menjamin pemanfaatan tumbuhan yang berkelanjutan. Di antara berbagai permasalahan dalam penelitian, pendugaan keberadaan tumbuhan obat dan ancaman potensialnya butuh perhatian utama Dhar et al. 2000. Menurut Hamilton 2008 kajian potensi dan pemanfaatan berkelanjutan tumbuhan obat saat ini merupakan kunci untuk pelestarian di seluruh habitatnya. Pernyataan ini mengantisipasi kenyataan banyak lembaga konservasi di dunia saat ini terfokus pada kegiatan yang berhubungan dengan sumberdaya genetika tumbuhan khususnya pada tumbuhan pangan dan tumbuhan obat liar, namun sangat kurang aplikasi pemanfaatannya Meilleur and Hodgkin 2004. Dalam kaitan ini Kala 1999 memperkirakan dalam 50 tahun ke depan hampir 50 spesies tumbuhan tingkat tinggi di dunia akan mengalami kepunahan. Diperlukan program pemulihan spesies terancam dan langka diakibatkan meningkatnya konsumsi terhadap sumberdaya seperti obat-obatan. Bahkan peningkatan perhatian kehilangan keanekaragaman hayati perlu menjadi trend dalam program pemulihan spesies Kerkvlieta and Langpapc 2007. Pada dekade ini, dengan meningkatnya kepedulian terhadap resiko kepunahan dan kehilangan variasi genetika, pusat konservasi ex situ dan in situ, secara terwakili telah berkembang di belahan dunia dengan tujuan umum adalah menyelamatkan tumbuhan, keanekaragaman gen, dan membuatnya selalu tersedia dan siap untuk dimanfaatkan Barazani et al. 2008. Sebagian besar tumbuhan selain serealia dan kacang-kacangan memiliki biji non ortodoks atau berbiak secara vegetatif, sehingga metode pelestarian yang sesuai adalah kebun koleksi Leunufna 2007.

2.4. Pengertian Konservasi

Konservasi berasal dari kata Conservation yang terdiri atas kata con together dan servare keepsave yang memiliki pengertian mengenai upaya memelihara apa yang kita punya keepsave what you have secara bijaksana wise use. Secara tertulis ide ini pertama kali dikemukakan oleh Theodore Roosevelt 1902 seorang Amerika. Sebenarnya jauh sebelum itu konservasi dalam pelaksanaannya telah dimulai di Asia. Raja Asoka 252 SM di India mengumumkan bahwa perlu dilakukan perlindungan terhadap binatang liar, ikan dan hutan. Sedangkan di Inggris, Raja William I 1804 M pada saat itu telah memerintahkan para pembantunya untuk mempersiapkan sebuah buku berjudul Doomsday Book yang berisi inventarisasi dari sumber daya alam milik kerajaan yang digunakan sebagai dasar untuk membuat perencanaan rasional bagi pengelolaan dan pembangunan negaranya Mackinnon 1993. Dalam UU RI No 5 tahun 1990 Konservasi sumber daya alam hayati didefinisikan sebagai pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya. Menurut Bari dan Supriatna 1999, konservasi muncul karena adanya kekhawatiran terjadinya kepunahan. Konservasi ini diartikan oleh para ahli sebagai kebijaksanaan dan program jangka panjang untuk mempertahankan komunitas alami dalam kondisi yang memungkinkan berlangsungnya evolusi. Konservasi tumbuhan mengandung pengertian manajemen penggunaan oleh manusia atas tumbuhan sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan keuntungan optimal yang berkelanjutan bagi generasi masa kini pada saat yang bersamaan harus memelihara potensi-potensinya untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi generasi mendatang. Konservasi tumbuhan tidak hanya bermakna perlindungan tumbuhan dari ancaman kepunahan, tetapi juga mengandung pengertian jaminan keberlanjutan pemanfaatannya bagi peningkatan kesejahteraan manusia sebagai modal dasar pembangunan Basuki et al. 1999. Pikiran yang salah tentang konservasi adalah anggapan bahwa masalah konservasi adalah masalah teknisilmiah semata. Pengalaman Indonesia dan negara-negara lain menunjukkan bahwa konservasi bukanlah semata-mata masalah teknisilmiah melainkan masalah yang kompleks meliputi masalah teknis, ilmiah, ekonomi, dan sosial Suhirman 2001. Ada dua metode utama untuk mengkonservasi biodiversitas, yaitu konservasi in situ dalam habitat alaminya dan konservasi ex situ di luar habitat alaminya. Menurut Zuhud et al. dalam Herlina 2010 tujuan konservasi ex situ adalah a untuk diintroduksi kembali ke habitat aslinya, b untuk kegiatan pemuliaan dan c untuk tujuan penelitian dan pendidikan. Prioritas konservasi ex situ diberikan untuk spesies yang habitatnya telah rusak atau tidak dapat diamankan lagi. Konservasi ex situ juga harus digunakan untuk meningkatkan spesies lokal yang hampir punah menjadi tersedia kembali di alam. Konservasi ex situ tidak selalu secara tegas dapat dipisahkan dari konservasi in situ. Sebagai contoh adalah konservasi tumbuhan obat yang membutuhkan dua metode konservasi secara terpadu integrated. Keterikatan secara khusus konservasi tumbuhan obat dengan sistem budaya, mata pencaharian dan perekonomian memberikan peranan penting dalam kehidupan manusia. Berjuta- juta orang di dunia telah menggunakan herbal obat, sementara berjuta-juta orang lainnya telah mendapatkan penghasilan dari pemanenan secara alam maupun hasil budidaya tumbuhan obat, atau terlibat langsung dalam perdagangan dan proses- prosesnya. Tumbuhan obat secara signifikan telah menjadi lambang kemakmuran di beberapa sistem budaya, dan seringkali dijadikan sebagai sumber kekuatan. Hamilton 2009.

2.5. Masyarakat Terkait Tumbuhan Obat