Sejarah dan latar belakang berdirinya PPS Nizam Zachman Jakarta

dibidang perikanan, maka pada tahun 1990 dibentuk Perum Prasarana Perikanan Samudera yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab melaksanakan pelayanan kepada masyarakat dengan mengusahakan fasilitas –fasilitas pelabuhan perikanan yang bersifat komersial, sedangkan UPT Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta mempunyai wewenang dan tanggung jawab melaksanakan tugas –tugas umum pemerintahan di pelabuhan perikanan. Sesuai dengan SK Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.04MEN2004 tentang Perubahan Nama PPS Jakarta menjadi Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta, maka sampai sekarang nama Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta PPSJ berubah menjadi Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta PPSNZJ. Adapun tahap-tahap pembangunan PPSNZJ adalah sebagai berikut Perum PPSNZJ, 2001: 1 Pembangunan tahap I 5 Maret 1980-31 Desember 1982 Pekerjaan pembangunan ini meliputi pembangunan fasilitas dasar yaitu pengerukan kolam pelabuhan, dermaga, penahan gelombang breakwater, lampu navigasi, dan turap reklamase tanah. 2 Pembangunan tahap II 22 Maret 1982-31 Maret 1984 Pembangunan tahap ini meliputi pembangunan fasilitas fungsional yaitu gedung pelelangan ikan, cold storage, pabrik es, kantor pelabuhan, dermaga tempat bongkar muat ikan, mesin-mesin pendingin, pembangkit listrik, galangan kapal dan sarana-sarana pelengkap lainnya. 3 Pembangunan tahap III 1984-1988 Pembangunan sistem rantai dingin sebagai fasilitas penunjang. Fasilitas yang dibangun adalah pos polisi, jalan kompleks PPS Nizam Zachman Jakarta, perkantoran, hotel, mesjid, pertokoan dan tempat proses ikan. Pada tahun 1988-1992 dibangun perpanjangan dermaga 150 m, perluasan cold storage, kantor cabang Perum PPS Nizam Zachman Jakarta, gedung pemasaran ikan, tempat penginapan, dua transit sheeds, MCK, dan industri pengolahan ikan. 4 Pembangunan tahap IV 1984-1997 Pembangunan tahap IV lebih ditujukan pada peningkatan kebersihan dan hygienitas di kawasan pelabuhan guna meningkatkan mutu produksi hasil perikanan, pengantisipasian jumlah kapal yang semakin meningkat, dan pemberian layanan jasa yang lebih baik pada konsumen. Pekerjaan pada tahap ini meliputi: 1 Fasilitas pelabuhan, seperti pembersihan air kolam, perbaikan reverment, reklamasi, pembuatan dermaga dengan kedalaman 7,5 m, pengerukan kolam pelabuhan, perbaikan tanah kawasan pelabuhan, dan pengadaan slipways. 2 Bangunan dan sarana lainnya antara lain rehabilitasi gedung TPI, pembangunan kantor UPT, menara kontrol, kamar mandi dan WC, perbaikan bangunan yang ada, jalan, tempat parkir, penghijauan, drainase, penanganan limbah, instalansi air laut, penampungan sampah, instalansi listrik dan penerangan jalan, suplai air dari penampungan, serta tempat perbaikan jaring dan penjemuran. 3 Perlengkapan sarana seperti box sampah, battery forklift, dissel forklift, crane, truck dan komputer. Selanjutnya dikatakan bahwa tujuan pembangunan PPS Nizam Zachman Jakarta adalah: 1 Menciptakan kondisi lingkungan yang bersih dan sehat; 2 Memberikan pelayanan yang cepat dan tepat waktu sesuai keinginan pengguna jasa; 3 Memberikan kesempatan yang sama kepada pengguna jasa pelabuhan didalam memperoleh fasilitas pelayanan dan 4 Melakukan pengaturan terhadap kapal-kapal perikanan serta pemakai jasa lainnya di dalam kawasan pelabuhan sesuai dengan lahan peruntukannya. Tujuan operasional PPS Nizam Zachman Jakarta adalah: 1 Mengembangkan skala usaha industri perikanan dengan lingkungan yang mendukung; 2 Meningkatkan peran serta masyarakat perikanan yang berkaitan dengan lingkungan dan diversifikasi usaha perikanan; 3 Mengembangkan sistem pengolahan hasil perikanan; 4 Mengembangkan sistem perolehan data dan informasi perikanan; 5 Mengembangkan sistem pengawasan dan pengendalian sumberdaya perikanan; 6 Pemberdayaan SDM; 7 Mengembangkan saranafasilitas lahan; dan 8 Mengembangkan sistem administrasi keuangan. Adapun visi PPS Nizam Zachman Jakarta adalah: “Terwujudnya Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta sebagai pusat pertumbuhan dan pengembangan ekonomi perikanan terpadu ”. Visi pelabuhan perikanan samudera merupakan bagian integral dari visi Departemen Kelautan dan Perikanan. Visi ini merupakan kesepakatan bersama antara seluruh staf, instansi terkait dan swasta yang beroperasional di kawasan pelabuhan. Misi PPS Nizam Zachman Jakarta adalah: 1 Menciptakan lapangan kerja dan iklim usaha yang kondusif; 2 Memberdayakan masyarakat perikanan; 3 Meningkatkan mutu, keamanan pangan dan nilai tambah; 4 Menyediakan data dan informasi perikanan; dan 5 Meningkatkan pengawasan dan pengendalian sumberdaya perikanan. Tujuan operasional PPS Nizam Zachman Jakarta tersebut merupakan penjelasan dari tugas pokok dan fungsi serta misi yang sudah ditetapkan. Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa salah satu tujuan pembangunan PPS Nizam Zachman Jakarta adalah menciptakan kondisi lingkungan yang bersih dan sehat, sedangkan tujuan operasionalnya adalah meningkatkan peran serta masyarakat perikanan yang berkaitan dengan lingkungan dan diversifikasi usaha perikanan. Salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah dengan cara menjaga sanitasi dan kebersihan di lingkungan pelabuhan perikanan khususnya di tempat pelelangn ikan. Keberadaan pelabuhan perikanan termasuk TPI yang bersih dan sehat lingkungannya adalah sangat diperlukan. Sebagai contoh, TPI sebagai pusat pemasaran dan penanganan hasil tangkapan yang didaratkan di suatu pelabuhan perikanan, memerlukan lingkungan yang bersih dan sehat tidak hanya bagi kepentingan para pelaku yang beraktivitas di dalamnya namun juga perlu dalam rangka menjaga mutu hasil tangkapan yang ada di TPI.

4.2.2 Kondisi unit penangkapan ikan PPS Nizam Zachman Jakarta

Unit penangkapan ikan merupakan satu kesatuan teknis yang mendukung dalam operasi penangkapan ikan. Unit tersebut terdiri dari kapalperahu, alat tangkap, dan nelayan. 1 Kapal Jenis armada penangkapan di PPS Nizam Zachman Jakarta terdiri dari kapal yang berukuran 10 GT sampai dengan 200 GT, armada penangkapan tersebut dikelompokan menjadi dua berdasarkan ikan tujuan penangkapanyaitu yang menangkap tuna dan non tuna. Armada penangkapan tuna yang menggunakan alat tangkap longline, dengan tujuan utama penangkapan adalah ikan tuna seperti yellow fin, big eye, albacore dan cakalang, juga menangkap ikan-ikan jenis black marlin, meka, layaran dan cucut. Armada penangkapan non tuna terdiri dari armada penangkapan gill net, payang, purse seine, jaring rampus, muroami dan fish netmemiliki tujuan utama penangkapan ikan tongkol, tenggiri dan cumi-cumi. Armada penangkapan tersebut biasanya menggunakan bahan kapal berupa kayu, fiber, atau besi. Kapal berbahan kayu umumnya berupa kapal-kapal tradisional, sedangkan kapal berbahan fiber dan besi umumnya merupakan kapal tuna longline meskipun ada juga yang menggunakan kapal kayu PPSNZJ, 2011. Selanjutnya PPS Nizam Zachman Jakarta menyatakan bahwa armada penangkapan dengan ukuran 30 GT merupakan kapal-kapal tradisional dengan daerah penangkapan berada di Laut Jawa meliputi perairan Utara Jawa sampai perairan Selatan Kalimantan, dan hasil tangkapannya dipasarkan untuk tujuan lokal. Armada penangkapan yang berukuran 30 GT merupakan kapal-kapal industri penangkapan ikan yang memiliki daerah penangkapan ikan hingga mencapai Perairan Samudera Hindia meliputi Perairan Barat Sumatera dan Perairan Selatan Jawa dimana hasil tangkapan yang diperoleh dipasarkan untuk tujuan ekspor. Perkembangan frekuensi jumlah kapal masuk berdasarkan ukuran kapal GT ke PPS Nizam Zachman Jakarta dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Frekuensi jumlah kapal masuk berdasarkan ukuran kapal GT di PPSNZJ Tahun 2006-2010 Selang kelas ukuran kapal GT Frekuensi kapal masuk kali Rata-rata L Tahun 2006-2010 Kisaran L Tahun 2006-2010 2006 2007 2008 2009 2010 5 4 ... 05-10 110 93 36 59 1 -1.453,2 -100 – 0 10-20 138 149 100 59 55 -25,4 -5.800 – 63,8 20-30 1.104 1.199 1.066 1.164 1.078 -0,5 -69,4 – 7,9 30-50 268 221 236 192 262 -1,7 -11,1 – 8,6 50-100 933 757 755 790 897 -0,6 -22,9 – 6,7 100-200 1.141 1.048 1.019 1.115 1.181 0,8 -18,8 – 11,9 200 99 60 64 61 54 -12,6 -8,1 – 8,6 Jumlah 3.793 3.531 3.276 3.440 3.528 - - LJ - -6,9 -7,2 5,0 2,5 -1,6 -7,2 – 5,00 Keterangan: L = Laju pertumbuhan frekuensi kapal masuk berdasarkan ukuran kapal LJ= Laju jumlah pertumbuhan frekuensi kapal masuk berdasarkan ukuran kapal Sumber: PPSNZJ, 2011 Pada tahun 2010, frekuensi jumlah kapal masuk di PPS Nizam Zachman Jakarta ada 3.528 kali. Frekuensi jumlah kapal yang masuk ke PPS Nizam Zachman Jakarta setiap tahunnya semakin berkurang terutama pada tahun 2007dan tahun 2008. Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas, penurunan tersebut terjadi karena adanya pencabutan subsidi solar yang membuat pengusaha perikanan tangkap mengalami kerugian untuk beberapa waktu. Hal tersebut tercermin dari jumlah kapal masuk pada tahun 2006 ke tahun 2007 yaitu turun sebanyak 262 kapal dan dari tahun 2007 ke tahun 2008 turun sebanyak 255 kapal. Pada rentang tahun 2006-2010, jumlah kapal yang masuk ke PPS Nizam Zachman Jakarta selain didominasi oleh kapal berukuran 100-200 GT, juga didominasi oleh kapal berukuran 20-30 GT. Sehubungan dengan kapal-kapal dominan berukuran 20-30 GT tersebut seharusnya berdasarkan kriteria pelabuhan perikanan maka kapal-kapal tersebut mendarat di pelabuhan perikanan tipe B. Kapal-kapal berukuran relatif sedang lebih banyak ditemukan di PPS Nizam Zachman Jakarta daripada kapal-kapal berukuran besar. Hal tersebut dapat dilihat bahwa kapal yang paling banyak masuk ke PPSNZJ tahun 2006-2010 adalah kapal-kapal dengan ukuran 20-30 GT sebanyak 5.611 kali . Gambar kurva