Peraturan sanitasi menurut Codex Alimentarius 2009

1 Konstruksi bangunan: permukaan dinding dan batas dinding dengan lantai harus terbuat dari bahan yang kedap air dan mudah dibersihkan; fasilitas yang digunakan harus memadai, menggunakan bahan yang halus, tahan karat, dan mudah dibersihkan; lantai harus mudah dibersihkan dan disertai dengan sistem drainase yang memadai; penerangan di area penanganan ikan harus cukup; langit-langit atau atap dan semua perlengkapan harus dapat mencegah akumulasi kotoran, menghambat pertumbuhan jamur dan jatuhnya partikel; serta setiap bak pencuci atau fasilitas lainnya yang disediakan untuk mencuci hasil tangkapan harus memiliki pasokan air yang cukup sesuai persyaratan dan harus tetap bersih. 2 Saluran pembuangan: saluran pembuangan harus mampu menampung sampahlimbah dalam jumlah yang banyak; akumulasi limbah padat, semi padat atau cair harus diminimalisir untuk mencegah kontaminasi. 3 Pasokan air: pasokan air bersih harus cukup dan air yang digunakan untuk mencuci hasil tangkapan harus terhindar dari kontaminasi. 4 Es: harus diproduksi dengan menggunakan air bersih dan harus terlindung dari kontaminasi. 5 Penanganan limbahsampah: limbahsampah harus dijauhkan dari area penanganan dan pengolahan ikan; dan fasilitas untuk menampung sampahlimbah harus dipelihara dengan baik. 6 Kebersihan pelaku: para pelaku penanganan ikan harus dibiasakan mencuci tangan pada awal penanganan ikan dan saat kembali memasuki area pengolahan, serta segera setelah menggunakan toilet; dan para pelaku di area penanganan ikan tidak diizinkan untuk merokok, meludah, makan, bersin dan batuk pada saat hasil tangkapantidak ditutup, memakai perhiasan yang menimbulkan ancaman bagi keselamatan. 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian lapangan dilakukan pada bulan Maret 2011. Lokasi penelitian dilakukan di Pelabuhan Perikanan Samudera PPS Nizam Zachman Jakarta.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan adalah studi kasus. Aspek yang diteliti adalah terbatas pada aspek pengelolaan sanitasi tempat pelelangan ikan di PPS Nizam Zachman Jakarta. Pada aspek tersebut akan diteliti kondisi aktual sanitasi tempat pelelangan ikan, aktivitas pelelangan terkait dengan sanitasi, fasilitas terkait sanitasi, dan upaya pihak pengelola terkait sanitasi tempat pelelangan ikan. Jenis data yang dikumpulkan adalah data kualitatif dan kuantitatif baik sifatnya primer maupun sekunder. Pada penelitian ini dilakukan observasi lapangan, pengisisan kuesionerwawancara dan pengumpulan data sekunder. Pada observasi lapang dilakukan pengamatan langsung terhadap a kondisi sanitasi di tempat pelelangan ikan, b aktivitas pelelangan ikan sebagai aktivitas yang terkait dengan sanitasi di tempat pelelangan ikan, meliputi aktivitas pemindahan ikan dari dermaga ke TPI, proses pemasaranpelelangan di TPI sampai dengan ikan diangkut ke luar TPI, dan c pengaruh kondisi sanitasi tempat pelelangan ikan terhadap kualitas ikan yang didaratkan. Wawancara dilakukan terhadap responden yang terkait aktivitas sanitasi di tempat pelelangan ikan PPS Nizam Zachman Jakarta seperti pengelola TPI, nelayan, pedagang ikan, pengolah ikan, dan pengelola PPS Nizam Zachman Jakarta. Wawancara meliputi aktivitas, fasilitas, dan kebijakan yang terkait dengan sanitasi tempat pelelangan ikan yaitu a penyebab rinci terjadinya pengaruh sanitasi yang dapat menimbulkan dampak sesuai asal aktivitas dan pelaku. Aktivitas meliputi proses aktivitas sebagaimana telah dikemukakan di atas yaitu meliputi aktivitas pemindahan ikan dari dermaga ke TPI, proses pemasaranpelelangan di TPI sampai dengan ikan diangkut ke luar TPI. Pelaku meliputi nelayan pemilikpenjual hasil tangkapan, nakhoda, ABK, pembelipedagang ikan pedagang besarsedangkecil dan pelaku lainnya para petugas, pengunjung, pedagang makanan yang melakukan atau terkait dengan proses aktivitas di atas, dan b upaya pengelolaan sanitasi yang telah dilakukan oleh pihak pengelola TPI. Metode penentuan responden dilakukan secara purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 11 orang yang terdiri dari pihak pengelola TPI sebanyak 2 orang, pengelola pelabuhan bagian pengembangan mutu sebanyak 3 orang, serta nelayan, pedagang dan pengolah ikan yang masing-masing berjumlah 2 orang. Pengumpulan data sekunder yang dilakukan berupa peraturan-peraturan dan program Pemerintah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, khususnya Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan DKI Jakarta terkait kebijakan mengenai pengelolaan sanitasi di tempat pelelangan ikan. Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait seperti Koperasi Primer Muara Baru, studi pustaka, dan sumber lainnya dari pengelola pelabuhan bagian pengembangan mutu disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Data yang dikumpulkan pada saat penelitian Kelompok Data Data yang akan dikumpulkan Cara pengambilan data 1. Data Utama 1.1 Data primer 1. Aktivitas pengangkutan - Pengangkutan dari dermaga ke TPI - Sarana pengangkutan - Para pelaku yang melakukan pengangkutan 2. Aktivitas pemasaranpelelangan - Proses pemasaran di TPI - Penanganan ikan di TPI - Waktu dan lama pelelangan - Para pelaku dalam proses pemasaranpelelangan 3. Kondisi sanitasi di tempat pelelangan ikan - Kondisi kebersihan, bau - Penangananpengelolaan sanitasi dan para pelakunya - Ketersediaan fasilitas sanitasifasilitas pembuangan - limbah kapasitas, penggunaannya saat ini Pengamatan dan Wawancara Pengamatan dan Wawancara Pengamatan dan Wawancara