Kondisi fisik tempat pelelangan ikan PPS Nizam Zachman Jakarta

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara pada saat melakukan penelitian, secara fisik tempat pelelangan ikan di PPS Nizam Zachman Jakarta dapat dikatakan sudah kurang layak pakai. Hal ini dapat dilihat dari kondisi gedung pelelangan ikan dan beberapa fasilitas yang sudah rusak. Kondisi fisik lantai TPI licin Gambar 11a dan rusakberlubang Gambar 11b sehingga bisa menambah akumulasi kekotoran di TPI dan menyebabkan lantai TPI sulit untuk dibersihkan karena kotoran yang dihasilkan dari proses pemasaran ikan menempel pada lantai TPI yang rusak dan berlubang tersebut. a b Gambar 11 Kondisi lantai TPI yang licin a dan berlubang b di PPSNZJ tahun 2011. Konstruksi lantai gedung TPI PPS Nizam Zachman Jakarta terbuat dari semen. Lantai TPI memiliki kemiringan 2 ke arah saluran pembuangan; sesuai Lubis 2009b. Hal ini dimaksudkan agar air yang terdapat pada lantai TPI dapat mengalir ke saluran pembuangan sehingga tidak terjadi genangan di lantai TPI. Lubis 2009b, mengatakan bahwa tempat pelelangan ikan harus mempunyai lantai yang kedap air yang mudah dibersihkan dan disanitasi, dilengkapi dengan saluran pembangan air dan mempunyai sistem pembuangan limbah cair yang higiene. Selanjutnya dapat dilihat bahwa pada gedung pelelangan ikan, terdapat tiang dan atap TPI yang berkarat dan banyak cat yang rontok sehingga bisa menambah kontaminasi terhadap hasil tangkapan yang dijual di TPI Gambar 12a dan 12b. Beberapa fasilitas seperti lampu penerangan hanya ada satu sampai dua buah yang hidup, dindingtembok TPI dalam keadaan rusakberlubang dan berlumut Gambar 13. a b Gambar 12 Kondisi atap TPI yang berkarat a dan berlubang b di PPSNZJ tahun 2011. Menurut keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. KEP. 01MEN2007 DKP, 2007, tentang Persyaratan Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan pada Proses Produksi, Pengolahan dan Distribusi, disebutkan bahwa tempat pelelangan ikan harus memenuhi persyaratan kebersihan dan higiene dan harus mempunyai penerangan yang cukup untuk memudahkan dalam pengawasan hasil perikanan. Selanjutnya dikatakan juga bahwa tempat pelelangan ikan harus terlindung dan mempunyai dinding yang mudah untuk dibersihkan. Gambar 13 Dinding TPI yang rusak, kotor, dan berlumut di PPSNZJ tahun 2011. Penanganan sampah, limbah dan peralatan dinilai masih kurang baik, di lokasi TPI dan lingkungan masih terdapat sampah berserakan. Tempat sampah yang tersedia di TPI hanya satu buah dan dalam kondisi rusak. Pada saat pengamatan terlihat bahwa sampah yang sudah disimpan pada tempatnya berserakan, hal ini dikarenakan kondisi fisik tempat sampah yang sudah rusak Gambar 14. Gambar 14 Kondisi tempat sampah di TPI PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2011. Sampah jika tidak diurus dan dikelola dengan baik dapat menyebabkan masalah lingkungan yang sangat merugikan. Sampah yang menumpuk dan membusuk dapat menjadi sarang kuman dan binatang yang dapat mengganggu kesehatan manusia serta mengganggu estetika lingkungan karena terkontaminasi pemandangan tumpukan sampah dan bau busuk yang menyengat hidung Anonim 2006. Selanjutnya dikatakan bahwa terdapat hal-hal yang wajib diperhatikan dalam mengelola tempat pembuangan sampah: pisahkan sampah keringnon organik dengan sampah basahorganik dalam wadah plastik; tempat sampah harus terlindung dari sinar matahari langsung, hujan, angin, dan lain sebagainya; hindari tempat sampah menjadi sarang binatang seperti kecoa, lalat, belatung, tikus, kucing, semut, dan lain-lain;buang sampah dalam kemasan plastik yang tertutup rapat agar tidak mudah berserakan dan mengeluarkan bau yang tidak sedap; tempat sampah harus tertutup aman dari segala gangguan namun mudah dijangkau petugas kebersihan; serta jangan membakar sampah di lingkungan padat penduduk karena dapat mengganggu kenyamanan dan kesehatan orang lain. Saluran pembuangan yang berada di sekitar TPI dinilai kurang lancar dan terjadi penyumbatan akibat adanya sampah padat seperti bungkus dan puntung rokok, plastik dan potongan-potogan ikan yang menggenang di dalam saluran tersebut Gambar 15. Gambar 15 Kondisi saluran pembuangan airlimbah dari proses pelelangan ikan di PPSNZJ tahun 2011 Sanitasi adalah bagian dari sistem pembuangan air limbah, yang khususnya menyangkut pembuangan air kotor dari rumah tangga, sisa-sisa proses industri, pertanian, peternakan, perikanan, dan rumah sakit sektor kesehatan. Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik rumah tangga, yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah dengan baik terutama limbah cair Anonim 2008. Fasilitas kran air bersih di TPI jumlahnya sangat terbatas dan dalam kondisi kurang baik Gambar 16a, sehingga menghambat para pelaku aktivitas pelelangan dalam menjaga kebersihan. Air yang tersedia di TPI bisa dikatakan dapat terkontaminasi, hal ini dapat dilihat dari selang air di TPI yang tergeletak di lantai tidak dilengkapi dengan gantungan Gambar 16b. Kondisi selang air dalam keadaan kurang baik bocor. a b Gambar 16 Kondisi kran air di TPI a dan selang air b yang tergeletak di lantai tanpa gantungan di PPSNZJ tahun 2011. TPI PPS Nizam Zachman Jakarta sebenarnya memiliki fasilitas bak pencuci keranjangtrays yang disediakan untuk mencuci keranjang ikan yang digunakan, akan tetapi bak pencuci keranjang ini sudah tidak berfungsi karena pencucian keranjang hanya dilakukan sekitar satu bulan sekali dan tidak dicuci di bak pencuci keranjang, melainkan langsung dicuci di kran yang ada di TPI Gambar 17. Gambar 17 Kondisi bak pencucian keranjang trays yang sudah tidak digunakan di TPI PPSNZJ tahun 2011. Keranjangtrays di TPI PPS Nizam Zachman Jakarta dalam kondisi rusak dan banyak kotoran dari lendir dan darah ikan yang mengering dan menempel pada sela-sela keranjang. Trays tidak dicuci secara rutin setiap kali setelah selesai lelang atau setelah digunakan. Trays merupakan wadahtempat untuk menyimpan hasil tangkapan berupa keranjang yang memiliki bentuk seperti balok Gambar 18. Pengadaan trays merupakan wewenang dari Koperasi Mina Muara Makmur dengan cara disewakan, yang berada dibawah pengawasan Dinas Perikanan DKI Jakarta. Koperasi Mina Muara Makmur menyediakan trays dengan jumlah 300 unit dan biasanya trays yang disewakan setiap harinya mencapai 250 unit. Harga sewa untuk trays yaitu sebesar Rp 1.500,00 per unit per hari. Gambar 18 Kondisi keranjangtrays yang kotor dan rusak di PPSNZJ tahun 2011. Menurut Pane 2008, untuk meningkatkan mutu dan sanitasi di pelabuhan perikanan, diperlukan suatu basket yang mampu sekaligus memberi pengaruh positif terhadap mutu ikan dan sanitasi. Selain itu, Lubis 2005 menyebutkan adalah penting perawatan fasilitas, termasuk basket; seharusnya dibersihkan menggunakan air bersih, diberi desinfektan atau menggunakan air panas tekanan tinggi. Alat angkut hasil tangkapan lainnya yang biasa digunakan oleh nelayan di PPS Nizam Zachman Jakarta yaitu blong. Blong merupakan alat angkut hasil tangkapan yang memiliki bentuk silinder Gambar 19. Sama halnya dengan trays, pengadaan blong juga merupakan wewenang dari Koperasi Mina Muara Makmur yang berada dibawah pengawasan Dinas Perikanan DKI Jakarta. Jumlah blong yang disediakan yaitu sebanyak 200 unit yang setiap harinya mencapai 100 unit blong yang disewakan dengan harga Rp 2.000,00 per unit per hari. Gambar 19 Kondisi blong di TPI PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2011. Beberapa peralatan yang digunakan di TPI PPS Nizam Zachman Jakarta memiliki permukaan yang tidak tahan karat, seperti timbangan yang digunakan terlihat sudah berkarat. Hal ini bisa menjadi salah satu faktor ketidakbersihan pada produk perikanan yang akan dijual jika karat pada timbangan tersebut menempel pada produk perikanan. Timbangan yang biasa digunakan masih tergolong manual Gambar 20. Gambar 20 Kondisi timbangan yang berkarat di TPI PPSNZJ tahun 2011. Menurut keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. KEP. 01MEN2007 DKP, 2007, tentang Persyaratan Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan pada Proses Produksi, Pengolahan dan Distribusi, peralatan dan perlengkapan yang berhubungan langsung dengan ikan harus terbuat dari bahan tahan karat, tidak menyerap air, mudahdibersihkan dan tidak menyebabkan kontaminasi sesuatu apapun terhadapbahan baku yang sedang diolah maupun produk akhir serta dirancang sesuai persyaratan sanitasi. Trays dan blong yang berisi hasil tangkapan dalam jumlah yang banyak biasanya diangkut dengan menggunakan trolly. Trolly ini merupakan kerangka besi beroda kecil yang disediakan oleh Koperasi Mina Muara Makmur sekaligus sebagai fasilitas tambahan di TPI Gambar 21. Koperasi tersebut menyediakan sepuluh trolly untuk mempermudah aktivitas pendistribusian ikan yang ada di dalam trays maupun blong. Sama halnya dengan timbangan, trolly yang digunakan untuk mengangkut hasil tangkapan tersebut memiliki permukaan yang tidak tahan karat. Gambar 21 Trolly yang digunakan untuk mengangkut trays dan blong di TPI PPSNZJ tahun 2011. Selama diangkut dengan trolly ikan tidak ditutupi sehingga terkena sinar matahari langsung dan polusi udara. Departemen Pertanian 1997 vide Rusmali, 2004 menyatakan selama proses pengangkutan ikan, agar terhindar dari sinar matahari langsung maka sebaiknya ikan diangkut melalui tempat teduh atau ditutupi. Namun yang terlihat di PPSNZJ, ikan yang diangkut dengan trolly menuju TPI tidak ditutupi sehingga terkena sinar matahari langsung, yang akan berdampak kepada penurunan mutu ikan yang akan dijual di TPI. Melihat kondisi fisik bangunan TPI yang sudah memprihatinkan, dimana sudah banyak mengalami kerusakan maka bangunan TPI akan diperbaiki dan direlokasi mendekati kearah dermaga barat pelabuhan dengan volume sebesar 3.350 m 2 . Tujuan dari relokasi pembangunan TPI lebih dekat jaraknya ke dermaga barat adalah untuk memudahkan dan mempercepat dalam pengangkutan hasil tangkapaan dari dermaga ke TPI. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola pelabuhan, bangunan TPI yang akan dibuat terdiri dari dua lantai, lantai pertama direncanakan sebagai tempat untuk kegiatan pelelangan dan lantai dua sebagai tempat pengolahan ikan, bangunan TPI tersebut akan dilengkapi dengan kanopi penutup disepanjang jalur dermaga ke TPI sehingga ikan yang turun dari kapal yang akan masuk ke TPI tidak terkena cahaya matahari secara langsung. Menurut Bahrum 2010, usia bangunan TPI Muara Baru sudah melebihi dua puluh tahun dan tidak pernah direnovasi. Akibatnya, fisik bangunan berupa atap mengalami kebocoran dan lantai sebagian ada yang retak-retak. Bangunan TPI dibangun pada tahun 1984, jadi bangunan tersebut memang usianya sudah tua. Lokasi TPI dan kantor akan dipindahkan ke arah Timur atau sekitar lokasi dermaga transit. Menurut bagian Pemasaran Perum PPSJ Cabang Jakarta, rencananya tahun 2011 akandimulai pembangunan gedung TPI yang baru berikut kantor di lokasi dermaga transit sebelah timur pelabuhan Samudera Jakarta.

5.2.2 Pengelolaan tempat pelelangan ikan PPS Nizam Zachman Jakarta

Penyelenggaraan pelaksanaan penjualan ikan di tempat pelelangan ikan PPS Nizam Zachman Jakarta dikelola oleh koperasi primer perikanan yang ditunjuk langsung oleh Gubernur DKI Jakarta. Koperasi pimer perikanan adalah koperasi primer perikanan yang bergerak dibidang perikanan dan beranggotakan para nelayan, pedagang dan pengolah ikan. Gubernur menunjuk koperasi primer perikanan sebagai penyelenggara pelelangan ikan berdasarkan usulan Kepala Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan DKI Jakarta. Koperasi yang telah ditunjuk sebagai penyelenggara pelelangan ikan wajib menyelenggarakan penjualan ikan yang ditetapkan dalam jangka waktu 3 tahun dan dapat diperpanjang. Perpanjangan jangka waktu penyelenggaraan pelelangan ikan ditetapkan oleh Gubernur dan diajukan paling lambat 3 bulan sebelum berakhirnya jangka waktu penyelenggaraan pelelangan ikan Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan DKI Jakarta, 2011. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan pada saat proses penjualan ikan berlangsung, sebenarnya aktivitas penjualan ikan yang ada di PPS Nizam Zachman Jakarta penjualan ikan dengan sistem opow. Sistem opow adalah sistem pelelangan ikan dimana ikan yang didaratkan dibeli oleh pemilik kapal, lalu akan dijual kembali ke pihak-pihak tertentu, dengan kata lain ikan yang didaratkan sudah ditentukan pemiliknya. Berdasarkan Peraturan Daerah Perda Propinsi Daerah Khusus Ibu Kota DKI Jakarta Nomor 1 Tahun 2006 tentang retribusi daerah, disebutkan mengenai retribusi yang diambil dalam pemakaian tempat pelelangan ikan. Ikan segar, beku, hidup ataupun ikan dalam kondisi kering yang diproduksi lokal, akan dikenakan retribusi kepada nelayan dan pedagang sebesar 5 dari harga transaksi Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan DKI Jakarta, 2011. Pemasaran ikan diadakan setiap hari pada jam-jam tertentu yang diatur oleh kepala pelelangan sesuai dengan kebutuhan. Pemasaran ikan dapat dimulai apabila memenuhi persyaratan, sepertiikan telah terkumpul dalam ruangan lelang lengkap dengan catatan berat, jenis, dan pemilik ikan; dihadiri sekurang- kurangnya 3 orang calon pembeli yang memenuhi persyaratan; dan setelah persyaratan tersebut terpenuhi maka juru lelang wajib mengumumkan lelang akan dimulai. Pemasaran ikan dilakukan sesuai dengan urutan yang ditentukan oleh kepala pelelangan dan setiap calon pembeli pengikut lelang diberi kesempatan yang sama untuk mengajukan penawaran. Pemasaran ikan dilaksanakan dengan sistem penawaran meningkat untuk mencapai harga penawaran tertinggi. Sebelum proses penjualan ikan dimulai, penjual ikan berkewajiban untuk melaporkan kedatangan kapalnya kepada pihak TPI; membongkar ikan dari kapal dengan disaksikan oleh pengawas bongkar ikan; menyerahkan ikan yang akan dijual kepada juru timbang untuk dilakukan penimbangan; menyerahkan ikan