Latar Belakang Kajian Awal Pengelolaan Sanitasi Tempat Pelelangan Ikan Berstandar Internasional: Kasus PPS Nizam Zachman Jakarta
seringkali masalah sanitasi menjadi terlupakan. Buruknya penanganan sanitasi dan kurangnya kebersihan fasilitas memungkinkan terjadinya kerugian dalam
perdagangan ikan. Selain itu, buruknya sanitasi dapat berpengaruh terhadap
kesehatan masyarakat disekitarnya.
Berdasarkan hasil penelitian kerja sama IPB-Prancis pada rentang waktu 2000 hingga 2005, terdapat 40 pelabuhan perikanan di Pulau Jawa yang telah
melaksanakan pelelangan ikan juga kebersihan atau sanitasi tempat pelelangan ikan TPI sangat minim Lubis et al, 2005. Selanjutnya dikatakan bahwa
berbagai fasilitas tidak lagi mampu menampung hasil tangkapan serta terbatasnya sarana penanganan ikan. Hal itu menjadi contoh ketertinggalan pelabuhan
perikanan Indonesia. Untuk itu perlu dilakukan suatu standardisasi sanitasi pelabuhan perikanan terutama di tempat pelelangan ikan TPI sebagai pusat
pendaratan dan pemasaran ikan, agar pelabuhan perikanan di Indonesia tidak
kalah saing dengan pelabuhan perikanan di negara lain.
Indonesia sebaiknya menerapkan standardisasi khususnya dalam hal pengelolaan sanitasi di pelabuhan perikanan terutama pelabuhan perikanan tipe A
dan tipe B agar tidak kalah bersaing dengan negara lain. Hal ini sesuai dengan visi pembangunan kalautan dan perikanan yang akan menjadikan Indonesia sebagai
negara penghasil produk kelautan terbesar tahun 2015, serta misi dari pembangunan kalautan dan perikanan yaitu mensejahterakan masyarakat kelautan
dan perikanan.
Kebersihan di pelabuhan perikanan terutama di tempat pelelangan ikan merupakan salah satu persyaratan mendasar, bahkan telah menjadi persyaratan
internasional dalam menghadapi globalisasi dan perdagangan bebas, seperti halnya pelabuhan di negara-negara lain yang telah mengatur sanitasi dan
hygienitas Lubis, 2009b. Mengingat pentingnya penanganan sanitasi dan kebersihan di pelabuhan perikanan terutama di tempat pelelangan ikan maka
sudah selayaknya perlu diterapkan standardisasi sanitasi dan higienitas sesuai
dengan peraturan standardisasi yang diterapkan oleh negara lain.
Pemilihan PPS Nizam Zachman Jakarta PPSNZJ sebagai lokasi penelitian karena merupakan salah satu pelabuhan perikanan samudera yang mempunyai
produksi hasil tangkapan yang cukup besar yaitu berjumlah 93.395 ton pada tahun
2007. Wilayah distribusi dari pelabuhan ini juga cukup luas, mulai lokal Pulau Jawa, nasional sampai ekspor, baik dalam bentuk segar maupun dalam bentuk
olahan Lubis et al., 2009. Selain itu, kepala pelabuhan PPS Nizam Zachman Jakarta, Ir. Suardoyo, M.S. dalam pidatonya pada saat melakukan praktikum
lapang mata kuliah pelabuhan perikanan 2010 mengatakan bahwa PPSNZJ
memiliki tujuan untuk menjadi pelabuhan perikanan terbesar di Asia.
Berdasarkan hasil pengamatan awal peneliti, sanitasi di tempat pelelangan ikan TPI PPSNZJ kurang baik, yaitu masih banyaknya ikan dan potongan-
potongan ikan yang berjatuhan di lantai TPI. Selain itu, di lantai TPI juga dapat dilihat adanya genangan air dan darah ikan yang berceceran, para pengguna
pelabuhan yang meludah sembarangan dan mencuci ikan dengan air kolam yang kotor. Hal ini mengakibatkan sanitasi di tempat pelelangan ikan kurang terjaga
dengan baik, sehingga dapat menurunkan mutu dan harga ikan. Mengingat pentingnya sanitasi di suatu pelabuhan perikanan terutama di tempat pelelangan
ikan, maka penelitian mengenai kajian awal pengelolaan sanitasi tempat pelelangan ikan TPI berstandar Internasional di PPS Nizam Zachman Jakarta
penting untuk segera dilakukan.