Tempat Pelelangan Ikan Kajian Awal Pengelolaan Sanitasi Tempat Pelelangan Ikan Berstandar Internasional: Kasus PPS Nizam Zachman Jakarta

pembeli pedagang atau agen perusahaan perikanan. Letak dan pembagian ruang di gedung pelelangan harus direncanakan supaya aliran produk flow of product berjalan dengan cepat Lubis, 2009a. Selanjutnya dikatakan bahwa ruangan yang ada pada gedung pelelangan adalah: 1 Ruang sortir yaitu tempat membersihkan, menyortir, dan memasukkan ikan kedalam peti atau keranjang; 2 Ruang pelelangan yaitu tempat menimbang, memperagakkan dan melelang ikan; 3 Ruang pengepakan yaitu tempat memindahkan ikan ke dalam peti lain dengan diberi es, garam, dan lain-lain selanjutnya siap untuk dikirim; 4 Ruang administrasi pelelangan terdiri dari loket-loket, gudang peralatan lelang, ruang duduk untuk peserta lelang, toilet dan ruang cuci umum. Lubis 2009a juga mengatakan bahwa luas gedung pelelangan ikan ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu: 1 Jumlah produksi yang harus ditampung oleh gedung pelelangan; 2 Jenis ikan yang ditangkap; 3 Cara penempatan ikan untuk diperagakan. Menurut keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. KEP. 01MEN2007 DKP, 2007, tentang Persyaratan Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan pada Proses Produksi, Pengolahan dan Distribusi, persyaratan Tempat Pelelangan Ikan TPI adalah: 1 Tempat pelelangan ikan harus memenuhi persyaratan: a. Terlindung dan mempunyai dinding yang mudah untuk dibersihkan; b. Mempunyai lantai yang kedap air yang mudah dibersihkan dan disanitasi, dilengkapi dengan saluran pembuangan air dan mempunyai sistem pembuangan limbah cair yang higiene; c. Dilengkapi dengan fasilitas sanitasi seperti tempat cuci tangan dan toilet dalam jumlah yang mencukupi. Tempat cuci tangan harus dilengkapi dengan bahan pencuci tangan dan pengering sekali pakai; d. Mempunyai penerangan yang cukup untuk memudahkan dalam pengawasan hasil perikanan; e. Terhindar atau jauh dari kendaraan yang mengeluarkan asap dan binatang yang dapat mempengaruhi mutu hasil perikanan; f. Dibersihkan secara teratur minimal setiap selesai pelelangan; wadah harus dibersihkan dan dibilas dengan air bersih atau air laut bersih; g. Dilengkapi dengan tanda peringatan dilarang merokok, meludah, makan dan minum, dan diletakkan di tempat yang mudah dilihat dengan jelas; h. Mempunyai fasilitas pasokan air tawar dan atau air laut bersih yang cukup; i. Mempunyai wadah khusus yang tahan karat dan kedap air untuk menampung hasil perikanan yang tidak layak untuk dimakan; 2 Tempat pelelangan ikan harus memenuhi persyaratan higiene dan penerapan sistem rantai dingin; 3 Pelaku usaha perikanan yang bertanggungjawab pada pelelangan dan pasar induk atau pasar lainnya yang memaparkan produk, harus memenuhi persyaratan berikut: a. Harus mempunyai ruang pendingin yang dapat dikunci untuk menyimpan produk perikanan dan mempunyai fasilitas wadah untuk produk yang tidak layak konsumsi pada tempat yang diberi tanda; b. Mempunyai tempat khusus untuk unit pengendalian kemanan hasil perikanan. 4 Pada saat memaparkan atau menyimpan hasil perikanan: a. Peralatan harus tidak digunakan untuk tujuan lain; b. Kendaraan yang mengeluarkan asap yang dapat mempengaruhi produk tidak boleh mengkontaminasi ruangan peralatan tersebut; c. Personil yang mempunyai akses ke ruang peralatan tidak diperbolehkan memasukkan binatang lain; dan d. Peralatan harus memungkinkan dilakukan pengendalian oleh Otoritas Kompeten. 5 Jika pendinginan tidak memungkinkan dilakukan di atas kapal, ikan segar harus didinginkan sesegera mungkin dan disimpan dengan suhu mendekati suhu leleh es; 6 Pelaku usaha perikanan harus bekerjasama dengan otoritas kompeten sehingga memungkinkan petugas pengawas mutu dapat melakukan pengawasan sesuai dengan peraturan yang berlaku; 7 Tempat pelelangan ikan harus: a. Membuktikan kepada otoritas kompeten atas pemenuhan persyaratan sebagaimana pada angka 1 hingga 6; b. Tempat Pelelangan Ikan harus menerapkan dan mendokumentasikan GHdP Good Handling Practices; c. Menjamin bahwa dokumen yang dikembangkan selalu dijaga tetap terkini; d. Memelihara dokumen lainnya dan rekaman hingga periode waktu tertentu. Berdasarkan peraturan tersebut di atas, maka setiap pelabuhan perikanan di Indonesia dalam pengelolaan tempat pelelangan ikan sebaiknya mengacu pada peraturan tersebut, mengingat ikan merupakan komoditi yang mudah rusak. Sesudah diangkat dari kapal, ikan harus segera ditangani secara tepat untuk mempertahankan mutu ikan secara maksimum. Hasil tangkapan yang dibongkar dari kapal ikan perlu mendapatkan pelayanan yangcepat dalam serangkaian proses seperti sortasi, pencucian,penimbangan, dan penjualan di tempat pelelangan ikan tersebut. Hal ini bertujuan agar mutu ikan tetap terjaga. Menurut Balai Bimbingan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan Setiawan 2006, gedung TPI yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1 Memiliki persediaan air bersih; 2 Memilki wadah atau peti untuk melelang hasil tangkapan; 3 Tidak terdapat genangan air di lantai pelelangan. Ketersediaan air bersih di tempat pelelangan ikan TPI sangat diperlukan dalam upaya menunjang ketahanan mutu ikan yang akan dijual. Ikan yang tidak dicuci dengan air yang bersih dapat mengakibatkan mutu ikan menurun karena kontaminasi bakteri dari air yang tidak bersih tersebut sehingga ikan cepat mengalami pembusukan. Begitu juga pada wadah hasil tangkapannya, kondisinya harus bersih. Wadah yang kotor akan mempengaruhi terhadap mutu ikannya. Hal yang tidak kalah penting dalam upaya mempertahankan mutu ikan juga terletak pada kondisi lantai TPI, lantai TPI sebaiknya dibersihkan setiap sebelum dan setelah proses pelelangan ikan berlangsung dengan menggunakan desinfektan. Hal ini bertujuan agar lantai TPI tetap bersih sehingga mutu ikan tetap terjaga.

2.4 Sanitasi Pelabuhan Perikanan

2.4.1 Pengertian sanitasi

Sanitasi adalah suatu usaha untuk mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia, terutama terhadap hal-hal yang mempunyai efek merusak perkembangan fisik, kesehatan dan kelangsungan hidup. Sanitasi juga membantu mempertahankan lingkungan biologik sehingga posisi berkurang dan membantu melestarikan hubungan ekologik yang seimbang Liswati, 2000 vide Rusmali, 2004. Dalam pengembangan industri perikanan, pelabuhan perikanan merupakan bagian dari rantai produksi yang harus memenuhi persyaratan kelayakan dasar sanitasi dan hygiene yang meliputi Departemen Pertanian, 2002 vide Rusmali, 2004: 1 Lokasi dan lingkungan 2 Konstruksi bangunan 3 Dinding, penerangan dan ventilasi 4 Saluran pembuangan 5 Pasokan air dan bahan bakar 6 Es 7 Penanganan limbah 8 Toilet 9 Konstruksi dan pemeliharaan alat 10 Peralatan dalam penanganan awal 11 Pembersihan dan sanitasi 12 Kontrol sanitasi Selanjutnya dikatakan bahwa hasil yang diharapkan dengan dijalankannya program sanitasi di pelabuhan perikanan antara lain yaitu terciptanya lingkungan kerja yang bersih, mutu ikan yang tetap terjaga dan kebersihan para pelaku di pelabuhan perikanan. Seluruh kelayakan dasar sanitasi di pelabuhan perikanan harus dapat dipenuhi untuk memperbaiki kinerja dan operasional pelabuhan, apalagi bila pelabuhan tersebut memiliki wilayah distribusi yang luas dan berkapasitas besar.

2.4.2 Faktor-faktor penyebab kekotoran di Tempat Pelelangan Ikan TPI

Pedoman umum yang digunakan dalam menerapkan Sanitation Standar Operating Procedures SSOP di pelabuhan perikanan khususnya tempat pelelangan ikan adalah sebagai berikut Menai, 2007: 1 Lokasi, konstruksi dan tata ruang a Bangunan tidak berada di tempat yang merupakan daerah pembuangan sampah, pemukiman padat penduduk atau daerah lain yang dapat menimbulkan pencemaran; b Bebas dari timbunan barang bekas yang tidak teratur; c Bebas dari timbunan barang sisa atau sampah; d Bebas dari tempat persembunyian atau perkembangbiakan serangga, binatang pengerat dan binatang pengganggu lainnya; e Sistem saluran pembuagan air drainase dalam keadaan baik; f Permukaan lantai rata, kedap air, tahan bahan kimia, tidak licin dan mudah dibersihkan; dan g Pertemuan antara lantai dengan dinding melengkung dan kedap air. 2 Sanitasi dan higienitas a Lantai, wadah, peralatan dan sebagainya dibersihkan dan dicuci sebelum dan sesudah dipakai dengan menggunakan air yang mengandung clhorine; b Peralatan kebersihan sikat, sapu, alat semprot dan lain-lain tersedia setiap saat bila diperlukan dan jumlahnya mencukupi; c Tempat pendaratan dan penyimpanan ikan terpelihara kebersihannya; d Tempat sampah terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan, tahan karat, tidak bocor, jumlahnya cukup, mempunyai tutup dan ditempatkan pada tempat yang sesuai; e Setiap orang yang memasuki TPI harus mencuci tangan dan kaki sepatu dengan mencelupkannya kedalam bak berisi air yang mengandung chloryne; dan