Pengertian sanitasi Sanitasi Pelabuhan Perikanan

apalagi bila pelabuhan tersebut memiliki wilayah distribusi yang luas dan berkapasitas besar.

2.4.2 Faktor-faktor penyebab kekotoran di Tempat Pelelangan Ikan TPI

Pedoman umum yang digunakan dalam menerapkan Sanitation Standar Operating Procedures SSOP di pelabuhan perikanan khususnya tempat pelelangan ikan adalah sebagai berikut Menai, 2007: 1 Lokasi, konstruksi dan tata ruang a Bangunan tidak berada di tempat yang merupakan daerah pembuangan sampah, pemukiman padat penduduk atau daerah lain yang dapat menimbulkan pencemaran; b Bebas dari timbunan barang bekas yang tidak teratur; c Bebas dari timbunan barang sisa atau sampah; d Bebas dari tempat persembunyian atau perkembangbiakan serangga, binatang pengerat dan binatang pengganggu lainnya; e Sistem saluran pembuagan air drainase dalam keadaan baik; f Permukaan lantai rata, kedap air, tahan bahan kimia, tidak licin dan mudah dibersihkan; dan g Pertemuan antara lantai dengan dinding melengkung dan kedap air. 2 Sanitasi dan higienitas a Lantai, wadah, peralatan dan sebagainya dibersihkan dan dicuci sebelum dan sesudah dipakai dengan menggunakan air yang mengandung clhorine; b Peralatan kebersihan sikat, sapu, alat semprot dan lain-lain tersedia setiap saat bila diperlukan dan jumlahnya mencukupi; c Tempat pendaratan dan penyimpanan ikan terpelihara kebersihannya; d Tempat sampah terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan, tahan karat, tidak bocor, jumlahnya cukup, mempunyai tutup dan ditempatkan pada tempat yang sesuai; e Setiap orang yang memasuki TPI harus mencuci tangan dan kaki sepatu dengan mencelupkannya kedalam bak berisi air yang mengandung chloryne; dan f Tidak semua orang kecuali yang berkepentingan dapat masuk ke dalam TPI. Pedoman SSOP tersebut di atas bertujuan untuk meminimalisir faktor-faktor yang dapat menimbulkan kekotoran akibat dari aktivitas di tempat pelelangan ikan sehingga kebersihan dan higienitas tempat pelelangan ikan tetap terjaga. Faktor-faktor yang menyebabkan kekotoran di TPI pada umumnya berasal dari aktivitas manusia, seperti aktivitas pelelangan ikan dan pengangkutan ikan dari TPI ke perusahaan dan pedagang. Aktivitas tersebut bisa menimbulkan sampah berupa potongan tubuh ikan, genangan lendir dan ceceran darah ikan yang dapat memberikan dampak terhadap lingkugan sekitar seperti bau, kotor, serta mengganggu kenyamanan dan keindahan. Sanitasi di tempat pelelangan ikan juga dipengaruhi oleh penggunaan basket sebagai wadah hasil tangkapan. Basket hasil tangkapan memegang peranan penting dalam membantu keberhasilan penanganan ikan basah baik yang didaratkan di dermaga maupun dipasarkandijual di TPI Pane, 2007. Basket yang tidak digunakan tersebut dalam kegiatan pendaratan, pemasaran, dan penyiapan pendistribusian, memberikan pengaruh negatif terhadap kebersihan atau sanitasi di lantai TPI atau lingkungan sekitarnya. Pengaruh yang terjadi adalah kotor, bau dan lantai licin akibat adanya jenis-jenis kotoran yang ditimbulkan akibat tidak digunakannya basket hasil tangkapan yaitu berupa potongan-potongan ikan, ikan utuh yang rusak, genangan lendir dan darah ikan serta air pencucian ikan. Selain itu, terjadi penyumbatan pada saluran air selokan di sekeliling gedung TPI. Jenis kotoran dan pengaruh yang ditimbulkan akibat tidak digunakannya basket di TPI dipengaruhi oleh cara penanganan ikan di TPI. Penjual ikan tidak jarang mencuci ikan di lantai TPI, membiarkan ikan terjatuh atau membuang sisa es di lantai TPI, menempatkan ikan yang dijual langsung di atas lantai TPI dan membuang potongan-potongan ikan di lantai TPI. Begitu juga bila basket yang digunakan bukanlah basket yang baik atau tidak ramah lingkungan, maka juga akan memberikan pengaruh negatif terhadap kebersihan atau sanitasi; berupa dihasilkannya ceceran potongan ikan, ikan utuh yang rusak, serta genangan cairan darah dan lendir Pane, 2008.