Pasar pelelangan ikan Tsukiji di Tokyo

paling utama adalah bongkar muat beberapa ton tuna beku. Di tempat pelelangan grosir, atau di Jepang dikenal sebagai oroshi gyōsha dilakukan pengontrolan mutu dan penyiapan produk-produk yang masuk untuk dijual. Pembeli berlisensi yang berpartisipasi dalam lelang juga memeriksa ikan untuk memperkirakan ikan yang ingin mereka beli dengan harga yang sesuai. Kegiatan lelang biasanya mulai sekitar pukul 5:20 WS, penawaran hanya dapat dilakukan oleh peserta pembeli yang berlisensi. Penawar ini termasuk grosir menengah nakaoro shi gyōsha yang mengoperasikan kios di pasar dan pembeli berlisensi lain yang merupakan agen untuk restoran, perusahaan pengolah makanan, dan pengecer besar. Kegiatan lelang biasanya berakhir sekitar pukul 11:00 WS, setelah itu ikan yang telah dibeli diangkut dengan menggunakan truk untuk dikirim ke tempat tujuan berikutnya atau menggunakan gerobak kecil untuk dipindahkan ke berbagai toko di dalam pasar. Ada pemilik toko yang memotong-motong dan menyiapkan hasil tangkapan untuk diecer. Biasanya ikan besar, misalnya ikan tuna dan ikan todak, pemotongan dan persiapannya cukup rumit. Tuna beku dan ikan todak sering dipotong dengan gergaji besar, dan tuna segar dipotong dengan pisau panjang panjangnya lebih dari satu meter yang disebut hocho oroshi, maguro-bocho, atau hancho hocho. Aktivitas pasar paling padat yaitu sekitar pukul 5:30-8:00 WS, selanjutnya aktivitas menurun secara signifikan sesudahnya. Banyak toko yang mulai tutup sekitar pukul 11.00 WS, dan pasar ditutup untuk dibersihkan sekitar pukul 13:00 WS. Inspektur dari Pemerintah Kota Tokyo mengawasi kegiatan di pasar untuk menegakkan peraturan mengenai Food Hygiene Anonim 2010b. Demikian juga dikatakan bahwa berbagai permasalahan yang timbul berkaitan dengan peningkatan jumlah pengunjung termasuk masalah pengelolaan sanitasi seperti masalah pengendalian suhu yang disebabkan oleh masuk dan keluarnya sejumlah besar orang yang tidak berwenang, dan permasalahan dengan pengunjung yang menghambat aktivitas lelang dan aktivitas perdagangan lainnya, terutama pada kegiatan lelang yang diselenggarakan pagi hari di kawasan tuna grosir. Berdasarkan alasan ini, pengunjung saat ini tidak diizinkan untuk memasuki kawasan tuna grosir. Pengunjung akan diminta untuk sangat berhati-hati dan waspada saat mereka melakukan kunjungan ke pasar Tsukiji. Hal ini bertujuan untuk mencegah segala jenis hambatan dalam kegiatan perdagangan dan untuk menjamin keamanan pangan, daerah ini tertutup bagi pengunjung dan tidak di perbolehkan masuk pada pagi hari karena pasar sangat sibuk dengan truk, forklift, dan kendaraan kecil yang bergerak di daerah sekitarnya. Pengunjung diperbolehkan masuk ke pasar sekitar pukul 09:00 WS. Sistem pelelangan ikan di pasar Tsukiji sudah modern, sistem komputarisasi yang diterapkan akan memberikan informasi lengkap mengenai berat, jenis ikan, dan kategori kualitas ikan yang sesuai dengan standar yang berlaku di Tokyo. Pasar pelelangan ikan Tsukiji memainkan peranan penting dalam distribusi produk perikanan kepada warga Jepang. Pukul 03:00 WS pasar mulai menerima pengiriman ikan segar dan produk lainnya yang didatangkan dari berbagai belahan dunia dengan menggunakan truk, pesawat terbang maupun kapal sampai larut malam. Pukul 5:00 WS sebelum fajar, petugas melakukan persiapan untuk memulai kegiatan lelang, pedagang pembeli dengan hati-hati memeriksa kualitas barang dan estimasi harga. Pukul 05:20 WS ikan-ikan segera dilelang oleh juru lelang. Para pedagang pembeli membawa ikan-ikan yang mereka beli untuk dijual di kios-kios mereka sendiri. Pukul 8.00 WS pedagang pengecer memuat ikan-ikan yang mereka beli di tempat lelang atau dari pembeli ke dalam truk mereka dan membawanya kembali ke toko masing-masing di kota. Sekitar pukul 8:00 WS sampai pukul 10:00 WS banyak orang yang datang dan pergi di sekitar pelelangan pasar ikan yang mengakibatkan pasar tersebut menjadi sangat ramai. Pukul 11:00 WS para pedagang mulai merapikan toko mereka, hal ini menandakan waktu penutupan pasar sudah dekat. Pada pukul 13:00 WS, pasar dibersihkan. Tumpukan styrofoam dikumpulkan kemudian dibersihkan oleh truk sprinkler dengan penyemprotan air dan dibawa untuk di daur ulang. Pasar yang sudah dibersihkan siap dipakai lagi untuk transaksi pelelangan ikan di hari berikutnya Anonim 2010c. Selanjutnya disebutkan bahwa pasar pelelangan ikan Tsukiji merupakan sebuah tempat yang memiliki usaha yang serius dalam bidang perikanan, oleh karena itu penting bagi setiap pengunjung untuk tidak melakukan tindakan yang mengganggu dengan mengikuti aturan-aturan sebagai berikut: 1 Dilarang memasuki daerah yang tidak diperbolehlan, kecuali petugas yang berwenang; 2 Dilarang menghalangi lalu lintas; 3 Dilarang membawa tas besar atau koper ke pasar; 4 Dilarang memasuki pasar memakai sepatu atau sandal dengan hak tinggi; 5 Dilarang membawa anak kecil atau binatang peliharaan; 6 Dilarang merokok di pasar; 7 Dilarang menyentuh yang tidak diperbolehkan. Pasar pelelangan ikan Tsukiji memiliki unit inspeksi sanitasi, unit ini melakukan pembimbingan, pengawasan, dan pemeriksaan terhadap ikan dan produk perikanan. Hal ini mengacu pada Undang-Undang Sanitasi Produk Makanan yang ditetapkan di Tokyo dalam rangka menjaga hygienitas produk perikanan. Unit sanitasi ini juga memiliki peran yang besar dalam mengelola kebersihan tempat pelelangan ikan, agar mutu ikan tetap terjaga Anonim 2010d. Sebagian besar negara-negara di dunia memiliki sistem untuk menjamin mutu ikan dan produk perikanan dengan ketentuan-ketentuan standar yang berlaku di negara masing-masing guna melindungi konsumen. Seperti halnya peraturan mengenai sanitasi tempat pelelangan ikan yang diterapkan oleh pasar Tsukiji di Tokyo, hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas ikan, distribusi dan konsumsi, serta membantu konsumen dalam pemilihan ikan yang layak konsumsi. Peraturan yang diterapkan di pasar Tsukiji ini disertai dengan pengawasan yang ketat dari pihak yang berwenang. Hal ini bertujuan agar peraturan yang sudah dibuat dapat diterapkan oleh seluruh pelaku pemasaran. Negara Indonesia sebenarnya sudah memiliki peraturan yang cukup bagus mengenai pengelolaan sanitasi pelabuhan perikanan khususnya di tempat pelelangan ikan, peraturan tersebut terdapat pada keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. KEP. 01MEN2007 tentang Persyaratan Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan pada Proses Produksi, Pengolahan dan Distribusi, persyaratan Tempat Pelelangan Ikan TPI.

2.5.3 Pelabuhan perikanan Bremerhaven di Jerman

Pelabuhan Perikanan Bremerhaven didirikan pada tahun 1827 dengan alasan bahwa Sungai Western yang ada di Jerman dinilai terlalu dangkal untuk bersandarnya kapal-kapal besar yang ada di kota ini. Saat ini pelabuhan perikanan Bremerhaven merupakan pelabuhan perikanan terbesar di Jerman, dengan panjang sekitar 1,5 km dan lebarnya sekitar ¾ mil, mencakup luas total sekitar 720 hektar. Pada tahun 1967, hampir 200.000 ton ikan mendarat di Pelabuhan Perikananan Bremerhaven. Hal ini menunjukkan bahwa Pelabuhan Perikanan Bremerhaven memiliki peranan penting dalam memasok hasil tangkapan ke pasar yang ada di Eropa Tengah Dopplinger, 1968. Kemudian dikatakan bahwa Pelabuhan Perikanan Bremerhaven memiliki fasilitas galangan kapal dan fasilitas perbaikan jaring yang cukup luas. Area ini merupakan milik Pemerintah Bremen yang disewakan kepada Fischereihafen Betriebsgesellschaft perusahaan yang bergerak di bidang pelabuhan perikanan dimana operasi dan pemanfaatannya termasuk semua peralatan industri berbasis lahan dibangun oleh Pemerintah Bremen. Pelabuhan Perikanan Bremerhaven memiliki syarat dan ketentuan umum dalam melakukan kerjasama dengan setiap perusahaan swasta yang ingin bergabung dalam melakukan usaha perikanan. Peraturan tersebut terdiri dari: a. Administrasi dan pemeliharaan aset fisik pelabuhan perikanan seperti ruang lelang dan pengepakan, jalan, sistem kanalisasi, penyewaan bangunan di area pelabuhan, kebutuhan listrik di pelabuhan, dan pasokan air bersih; b. Adanya pengawasan terhadap semua kegiatan yang berhubungan dengan penanganan ikan yang baik, pelelangan ikan, pembagian hasil lelang, ketersediaan pasokan ikan ekonomis tinggi dan produk laut lainnya; c. Adanya dukungan untuk langkah-langkah mempromosikan industri perikanan dan penjualan produk-produk perikanan. Dopplinger, 1968 juga mengatakan bahwa rutinitas kegiatan pelelangan ikan di Pelabuhan Perikanan Bremerhaven disesuaikan dengan persyaratan yang berlaku di negara tersebut. Kegiatan tersebut meliputi kegiatan penangkapan ikan, pendaratan ikan, penyortiran ikan, penimbangan sampai dengan penempatan ikan kedalam keranjang ikan. Kegiatan pelelangan ikan biasanya dimulai pada pukul 07.00 waktu setempat WS. Proses pelelangan ikan yang berlangsung cukup cepat, bisanya pelelangan selesai pada pukul 08.00 WS. Selanjutnya dikatakan bahwa setelah proses pelelangan ikan selesai, ikan- ikan langsung diangkut ke pabrik pengolah ikan yang ada di sekitar pelabuhan atau ke perusahaan-perusahaan ikan yang ada di luar Pelabuhan Bremerhaven. Hasil tangkapan yang akan didistribusikan ke perusahaan di luar pelabuhan biasanya diangkut dengan menggunakan truk berpendingin. Kondisi sanitasi di Pelabuhan Perikanan Bremerhaven ini dinilai cukup bersih, baik di bagian luar maupun di bagian dalam ruang pelelangan ikan. Ruang pelelangan ikan dinilai cukup terlindung, pelaku pelelangan ikan dinilai tertib dan ikan yang dilelang dinilai jauh dari kontaminasi bakteri yang tidak diinginkan. Secara keseluruhan, pelabuhan perikanan Bremerhaven menunjukan suatu bentuk usaha perikanan yang terorganisir dengan disertai fasilitas penanganan ikan yang cukup baik.

2.5.4 Peraturan sanitasi menurut Codex Alimentarius 2009

Codex Alimentarius 2009 merupakan suatu badan hukum antar negara yang memiliki anggota lebih dari 180 negara, yang bergerak dalam program standardisasi suatu produk makanan yang didirikan oleh FAO Food And Agriculture Organization of the United Nation dan WHO World Health Organization, dengan tujuan menjaga kesehatan para konsumen dan menjamin praktek perdagangan makanan yang sesuai persyaratan. Peraturan tersebut juga dibuat dengan mempertimbangkan koordinasi dari semua negara berkenaan dengan standardisasi suatu produk makanan berskala internasional. Selain itu, Codex Alimentarius 2009 juga mengatur mengenai hasil tangkapan dan produk perikanan yang bertujuan untuk mengatur semua hal yang berhubungan dengan penanganan, produksi, penyimpaan, distribusi, ekspor, impor, serta penjualan hasil tangkapan dan produk perikanan. Peraturan ini akan membantu dalam mencapai keamanan dan kegunaan produk perikanan sehingga bisa dijual di pasar nasional dan internasional. Peraturan yang tercantum dalam Code of Practice for Fish and Fishery Products Codex Alimentarius, 2009 tersebut terdiri dari: