Secara umum indikator-indikator reflektif model akhir pada laten EM, KP dan DS Lampiran 6. Gambar Model PLS untuk kedua jenis kategori
kepemilikan alat produksi adalah serupa dengan model sebelumnya meski terdapat beberapa indikator tambahan yang selengkapnya dapat dilihat pada Tabel
26. Pada laten EM, indikator reflektif mencakup kemampuan inovasi, kemampuan menyesuaikan produk dengan pasar dan kemampuan inteligensi pasar. Bagi
pelaku usaha dengan kepemilikan alat produksi yang memadai, kemampuan EM dicerminkan oleh indikator yang lebih banyak dibandingkan pelaku usaha dengan
alat produksi kurang memadai, dimana terdapat 3 indikator tambahan yaitu: X1.31 frekuensi pencarian info produk baru, X1.33 frekuensi pembuatan model baru
dan X1.36 frekuensi ekspansi daerah pemasaran dengan karakteristik yang sama. Kepemilikan alat produksi yang memadai dari pelaku usaha membuat
mereka lebih maksimal dalam kapasitas produksi. Sehingga dengan kapasitas produksi yang semakin besar, dibutuhkan kemampuan ekspansi pasar yang baik,
agar mampu berdaya saing.
Tabel 26. Perbandingan Outer Loading “alat produksi memadai” vs “alat produksi kurang memadai”
No. Laten
Outer Loading “alat produksi memadai”
“alat produksi kurang memadai”
1. EM X1.30 0,787
X1.31 0,649 X1.32 0,793
X1.33 0,689 X1.36 0,710
X1.41 0,711 X1.42 0,696
X1.43 0,691 X1.30 0,693
X1.32 0,651 X1.41 0,761
X1.42 0,693 X1.43 0,696
2. KP X2.45 0,817
X2.46 0,959 X2.47 0,818
X2.48 0,959 X2.50 0,731
X2.45 0,826 X2.46 0,863
X2.47 0,669 X2.48 0,880
3. DS Y.55 0,727
Y.57 0,916 Y.55 0,738
Y.56 0,733 Y.57 0,849
Sumber: Data sekunder, diolah 2012
Variabel laten KP secara umum dicerminkan oleh indikator-indikator yang termasuk pada dimensi kebijakan pelatihan. Namun, pada pelaku usaha yang
memadai dalam alat produksi, terdapat indikator tambahan yang merefleksikan
KP, yaitu: X2.50 frekuensi pemberian fasilitas atau pasar bagi usaha kecil. Hal ini dapat dipahami mengingat pelaku usaha dengan alat produksi memadai akan
menghasilkan kapasitas produksi yang lebih besar, sehingga membutuhkan fasilitasi pasar dari pemerintah. Pelaku usaha seperti ini cenderung melakukan
sistem usaha mandiri, dimana tidak bergantung pada pihak grosir yang notabenenya menentukan produksi dan pemasaran mereka. Oleh karena itu, untuk
mendorong kemandirian usaha dan memproteksi pelaku usaha yang sudah mandiri, pemerintah perlu menyediakan pasar yang pasti, minimal pada kalangan
internal Pemda. Selanjutnya, pada laten DS indikator reflektif termasuk pada kelompok
pangsa pasar dalam negeri dan nilai produk. Pada pelaku usaha yang kurang memadai dalam alat produksi terdapat 1 indikator reflektif tambahan yaitu: Y.56
peningkatan cakupan wilayah pemasaran. Bagi pelaku usaha yang kurang memadai dalam alat produksi, kemampuan DS tidak hanya ditinjau dari aspek
pelanggan dan produk, tetapi dilihat juga berdasarkan perkembangan wilayah pemasaran yang dimiliki.
4.9.3.2 Analisis Model Inner
Berdasarkan kriteria pada analisis model inner Tabel 27, diketahui bahwa pelaku usaha yang memadai dalam kepemilikan alat produksi secara
keseluruhan memiliki inner model yang lebih baik daripada pelaku usaha dengan kepemilikan alat produksi kurang memadai. Baik ditinjau dari nilai R², T-statistik
dan besaran koefisien jalur, pelaku usaha yang termasuk pada kategori kepemilikan alat produksi memadai memberikan nilai-nilai kriteria inner model
diatas standar yang ada. Pada pelaku usaha yang memadai dalam alat produksi memiliki nilai R²
sebesar 0,383 yang berada pada kategori moderat dan memiliki nilai pengaruh EM terhadap DS mencapai 61,9 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa kepemilikan
alat produksi memainkan peranan penting dalam mengoptimalkan kemampuan daya saing yang lebih baik.
Tabel 27. Nilai Analisis Model Inner vs Standar direct dan indirect effect berdasarkan kepemilikan alat produksi
No. Kriteria
Penjelasan Standar
Hasil penilaian “alat produksi
memadai” Hasil penilaian
“alat produksi kurang
memadai”
1. R² dari
peubah laten
endogen Variabilitas
konstruk endogen yang
dapat dijelaskan
oleh variabilitas
konstruk eksogen
Chin 1998 mengelompokkan
nilai R² sebesar 0,67; 0,33; dan
0,19 sebagai “substansial”,
“moderat” dan “lemah”
R² untuk EM = 0,200
R² untuk DS = 0,383
R² untuk EM = 0,086
R² untuk DS = 0,218
2. Estimasi
koefisien jalur
Evaluasi terhadap nilai
koefisien, meliputi
pengaruh nyata melalui
Bootstrap
dan besarnya nilai
koefisien Pengaruh nyata
jika, T-statistik T-tabel. Pada alpha
5 persen, nilai T- tabel adalah 1,96
Nilai T-statistik: KP - EM =
8,052 EM - DS =
11,580 KP - DS =
0,023 Nilai koefisien:
KP - EM = 0,447
EM - DS = 0,619
KP - DS = - 0,001
Nilai T-statistik: KP - EM =
3,773 EM - DS =
6,657 KP - DS =
0,388 Nilai koefisien:
KP - EM = 0,293
EM - DS = 0,476
KP - DS = - 0,035
Sumber: Data sekunder, diolah 2012 4.9.4
Model Pengaruh Langsung EM terhadap DS dan Pengaruh Tidak Langsung KP terhadap DS melalui EM berdasarkan Pemenuhan
Kebutuhan Keluarga Pada model ini diidentifikasi pengaruh langsung EM terhadap DS dan
pengaruh tidak langsung KP terhadap DS melalui EM, berdasarkan kriteria persentase pemenuhan kebutuhan keluarga. Perbedaan pada persentase
pemenuhan kebutuhan keluarga pelaku usaha, akan menyebabkan perbedaan pendekatan yang diperlukan dalam rangka mengoptimalkan daya saing. Tingkat
persentase pemenuhan kebutuhan keluarga dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu: “terpenuhi kurang dari 75 persen” 33 orang dan “terpenuhi lebih dari 75 persen”
67 orang. Analisis bootstrapping pada PLS akan disesuaikan dengan jumlah sampel untuk masing-masing kategori.
4.9.4.1 Analisis Model Outer
Pengujian mode reflektif dilakukan dengan menggunakan 5 kriteria yaitu: Loading factor, Composite Reliability, Average Variance Extracted
AVE, Akar kuadrat AVE, dan Cross Loading Tabel 28. Secara umum reliabilitas dan
validitas dari kedua model termasuk baik, hanya saja pada model “terpenuhi kebutuhan lebih dari 75 persen”, memiliki nilai validitas konstruk AVE yang
lebih baik daripada model “terpenuhi kebutuhan kurang dari 75 persen”. Tabel 28. Hasil Penilaian Kriteria dan Standar Nilai Mode Reflektif direct
dan indirect effect berdasarkan pemenuhan kebutuhan keluarga
No. Kriteria
Penjelasan Standar
Hasil penilaian “terpenuhi lebih
dari 75” Hasil penilaian
“terpenuhi kurang dari
75”
1. Loading
factor Kekuatan
indikator dalam
merefleksikan laten
≥ 0,6 Semua indikator
memiliki loading factor
≥ 0,6 Semua indikator
memiliki loading
factor ≥ 0,6
2. Composite
Reliability Konsistensi
internal 0,6
EM = 0,83; KP = 0,90; DS = 0,79
EM = 0,92; KP = 0,91; DS = 0,73
3. Average
Variance Extracted
AVE Validitas
konstruk 0,5
EM = 0,50; KP = 0,70; DS = 0,57
EM = 0,55; KP = 0,65; DS = 0,48
4. Akar
kuadrat AVE
Validitas diskriminan
Lebih besar dari nilai
korelasi antar variabel
Semua nilai akar kuadrat AVE dari
peubah laten, lebih besar dari
korelasi peubah laten lainnya
Lampiran 7. Laten variable
correlation Semua nilai akar
kuadrat AVE dari peubah laten, lebih
besar dari korelasi peubah laten
lainnya Lampiran 7. Laten variable
correlation
5. Cross
Loading Validitas
diskriminan Setiap
indikator memiliki
loading lebih
tinggi untuk setiap laten
yang diukur, dibandingkan
dengan indikator
untuk laten lainnya
Semua indikator EM, KP dan DS
memiliki korelasi yang lebih besar
pada laten sendiri daripada korelasi
ke laten lainnya Lampiran 7.
Cross loading Semua indikator
EM, KP dan DS memiliki korelasi
yang lebih besar pada laten sendiri
daripada korelasi ke laten lainnya
Lampiran 7. Cross loading
Sumber: Data sekunder, diolah 2012 Tabel 29 menyajikan perbandingan indikator-indikator reflektif untuk
masing-masing kategori tingkat pemenuhan kebutuhan keluarga. Secara umum
indikator-indikator reflektif model akhir pada laten EM, KP dan DS untuk kedua jenis kategori adalah serupa Lampiran 7. Gambar Model PLS, meski terdapat
perbedaan pada beberapa indikator untuk laten EM. Pada umumnya, indikator reflektif untuk laten EM terkait dengan kemampuan inovasi, kemampuan
menyesuaikan produk dengan pasar dan kemampuan inteligensi pasar. Bagi pelaku usaha yang mampu memenuhi kebutuhan keluarganya kurang dari 75
persen, dibutuhkan kemampuan entrepreneurial marketing yang lebih kompleks, yang dicirikan dengan beberapa indikator dominan yang lebih banyak. Selain
beberapa kemampuan yang telah dipaparkan sebelumnya, kemampuan dalam hal membaca peluang pasar X1.34 juga sangat diperlukan bagi mereka yang masih
rendah dalam pemenuhan kebutuhan keluarga. Pelaku usaha yang hanya mampu memenuhi kebutuhan keluarganya kurang dari 75 persen, diduga kurang mampu
dalam membaca peluang pasar yang ada. Oleh karena itu, kemampuan membaca peluang pasar perlu dimiliki dengan baik, demi tercapainya pemenuhan kebutuhan
keluarga yang lebih baik pula.
Tabel 29. Perbandingan Outer Loading “terpenuhi lebih dari 75” vs “terpenuhi kurang dari 75”
No. Laten
Outer Loading “terpenuhi lebih dari 75”
“terpenuhi kurang dari 75”
1. EM X1.30 0,724
X1.32 0,705 X1.41 0,764
X1.42 0,683 X1.43 0,686
X1.28 0,771 X1.29 0,702