0,649 X1.32 0,793 0,689 X1.36 0,710 Analysis of The Influences of Entrepreneurial Marketing and Government Policies to The Competitiveness of The Footwear Industry in Bogor.

Secara umum indikator-indikator reflektif model akhir pada laten EM, KP dan DS Lampiran 6. Gambar Model PLS untuk kedua jenis kategori kepemilikan alat produksi adalah serupa dengan model sebelumnya meski terdapat beberapa indikator tambahan yang selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 26. Pada laten EM, indikator reflektif mencakup kemampuan inovasi, kemampuan menyesuaikan produk dengan pasar dan kemampuan inteligensi pasar. Bagi pelaku usaha dengan kepemilikan alat produksi yang memadai, kemampuan EM dicerminkan oleh indikator yang lebih banyak dibandingkan pelaku usaha dengan alat produksi kurang memadai, dimana terdapat 3 indikator tambahan yaitu: X1.31 frekuensi pencarian info produk baru, X1.33 frekuensi pembuatan model baru dan X1.36 frekuensi ekspansi daerah pemasaran dengan karakteristik yang sama. Kepemilikan alat produksi yang memadai dari pelaku usaha membuat mereka lebih maksimal dalam kapasitas produksi. Sehingga dengan kapasitas produksi yang semakin besar, dibutuhkan kemampuan ekspansi pasar yang baik, agar mampu berdaya saing. Tabel 26. Perbandingan Outer Loading “alat produksi memadai” vs “alat produksi kurang memadai” No. Laten Outer Loading “alat produksi memadai” “alat produksi kurang memadai” 1. EM X1.30 0,787

X1.31 0,649 X1.32 0,793

X1.33 0,689 X1.36 0,710

X1.41 0,711 X1.42 0,696 X1.43 0,691 X1.30 0,693 X1.32 0,651 X1.41 0,761 X1.42 0,693 X1.43 0,696 2. KP X2.45 0,817 X2.46 0,959 X2.47 0,818 X2.48 0,959 X2.50 0,731 X2.45 0,826 X2.46 0,863 X2.47 0,669 X2.48 0,880 3. DS Y.55 0,727 Y.57 0,916 Y.55 0,738 Y.56 0,733 Y.57 0,849 Sumber: Data sekunder, diolah 2012 Variabel laten KP secara umum dicerminkan oleh indikator-indikator yang termasuk pada dimensi kebijakan pelatihan. Namun, pada pelaku usaha yang memadai dalam alat produksi, terdapat indikator tambahan yang merefleksikan KP, yaitu: X2.50 frekuensi pemberian fasilitas atau pasar bagi usaha kecil. Hal ini dapat dipahami mengingat pelaku usaha dengan alat produksi memadai akan menghasilkan kapasitas produksi yang lebih besar, sehingga membutuhkan fasilitasi pasar dari pemerintah. Pelaku usaha seperti ini cenderung melakukan sistem usaha mandiri, dimana tidak bergantung pada pihak grosir yang notabenenya menentukan produksi dan pemasaran mereka. Oleh karena itu, untuk mendorong kemandirian usaha dan memproteksi pelaku usaha yang sudah mandiri, pemerintah perlu menyediakan pasar yang pasti, minimal pada kalangan internal Pemda. Selanjutnya, pada laten DS indikator reflektif termasuk pada kelompok pangsa pasar dalam negeri dan nilai produk. Pada pelaku usaha yang kurang memadai dalam alat produksi terdapat 1 indikator reflektif tambahan yaitu: Y.56 peningkatan cakupan wilayah pemasaran. Bagi pelaku usaha yang kurang memadai dalam alat produksi, kemampuan DS tidak hanya ditinjau dari aspek pelanggan dan produk, tetapi dilihat juga berdasarkan perkembangan wilayah pemasaran yang dimiliki.

4.9.3.2 Analisis Model Inner

Berdasarkan kriteria pada analisis model inner Tabel 27, diketahui bahwa pelaku usaha yang memadai dalam kepemilikan alat produksi secara keseluruhan memiliki inner model yang lebih baik daripada pelaku usaha dengan kepemilikan alat produksi kurang memadai. Baik ditinjau dari nilai R², T-statistik dan besaran koefisien jalur, pelaku usaha yang termasuk pada kategori kepemilikan alat produksi memadai memberikan nilai-nilai kriteria inner model diatas standar yang ada. Pada pelaku usaha yang memadai dalam alat produksi memiliki nilai R² sebesar 0,383 yang berada pada kategori moderat dan memiliki nilai pengaruh EM terhadap DS mencapai 61,9 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa kepemilikan alat produksi memainkan peranan penting dalam mengoptimalkan kemampuan daya saing yang lebih baik. Tabel 27. Nilai Analisis Model Inner vs Standar direct dan indirect effect berdasarkan kepemilikan alat produksi No. Kriteria Penjelasan Standar Hasil penilaian “alat produksi memadai” Hasil penilaian “alat produksi kurang memadai” 1. R² dari peubah laten endogen Variabilitas konstruk endogen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas konstruk eksogen Chin 1998 mengelompokkan nilai R² sebesar 0,67; 0,33; dan 0,19 sebagai “substansial”, “moderat” dan “lemah” R² untuk EM = 0,200 R² untuk DS = 0,383 R² untuk EM = 0,086 R² untuk DS = 0,218 2. Estimasi koefisien jalur Evaluasi terhadap nilai koefisien, meliputi pengaruh nyata melalui Bootstrap dan besarnya nilai koefisien Pengaruh nyata jika, T-statistik T-tabel. Pada alpha 5 persen, nilai T- tabel adalah 1,96 Nilai T-statistik: KP - EM = 8,052 EM - DS = 11,580 KP - DS = 0,023 Nilai koefisien: KP - EM = 0,447 EM - DS = 0,619 KP - DS = - 0,001 Nilai T-statistik: KP - EM = 3,773 EM - DS = 6,657 KP - DS = 0,388 Nilai koefisien: KP - EM = 0,293 EM - DS = 0,476 KP - DS = - 0,035 Sumber: Data sekunder, diolah 2012 4.9.4 Model Pengaruh Langsung EM terhadap DS dan Pengaruh Tidak Langsung KP terhadap DS melalui EM berdasarkan Pemenuhan Kebutuhan Keluarga Pada model ini diidentifikasi pengaruh langsung EM terhadap DS dan pengaruh tidak langsung KP terhadap DS melalui EM, berdasarkan kriteria persentase pemenuhan kebutuhan keluarga. Perbedaan pada persentase pemenuhan kebutuhan keluarga pelaku usaha, akan menyebabkan perbedaan pendekatan yang diperlukan dalam rangka mengoptimalkan daya saing. Tingkat persentase pemenuhan kebutuhan keluarga dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu: “terpenuhi kurang dari 75 persen” 33 orang dan “terpenuhi lebih dari 75 persen” 67 orang. Analisis bootstrapping pada PLS akan disesuaikan dengan jumlah sampel untuk masing-masing kategori.

4.9.4.1 Analisis Model Outer

Pengujian mode reflektif dilakukan dengan menggunakan 5 kriteria yaitu: Loading factor, Composite Reliability, Average Variance Extracted AVE, Akar kuadrat AVE, dan Cross Loading Tabel 28. Secara umum reliabilitas dan validitas dari kedua model termasuk baik, hanya saja pada model “terpenuhi kebutuhan lebih dari 75 persen”, memiliki nilai validitas konstruk AVE yang lebih baik daripada model “terpenuhi kebutuhan kurang dari 75 persen”. Tabel 28. Hasil Penilaian Kriteria dan Standar Nilai Mode Reflektif direct dan indirect effect berdasarkan pemenuhan kebutuhan keluarga No. Kriteria Penjelasan Standar Hasil penilaian “terpenuhi lebih dari 75” Hasil penilaian “terpenuhi kurang dari 75” 1. Loading factor Kekuatan indikator dalam merefleksikan laten ≥ 0,6 Semua indikator memiliki loading factor ≥ 0,6 Semua indikator memiliki loading factor ≥ 0,6 2. Composite Reliability Konsistensi internal 0,6 EM = 0,83; KP = 0,90; DS = 0,79 EM = 0,92; KP = 0,91; DS = 0,73 3. Average Variance Extracted AVE Validitas konstruk 0,5 EM = 0,50; KP = 0,70; DS = 0,57 EM = 0,55; KP = 0,65; DS = 0,48 4. Akar kuadrat AVE Validitas diskriminan Lebih besar dari nilai korelasi antar variabel Semua nilai akar kuadrat AVE dari peubah laten, lebih besar dari korelasi peubah laten lainnya Lampiran 7. Laten variable correlation Semua nilai akar kuadrat AVE dari peubah laten, lebih besar dari korelasi peubah laten lainnya Lampiran 7. Laten variable correlation 5. Cross Loading Validitas diskriminan Setiap indikator memiliki loading lebih tinggi untuk setiap laten yang diukur, dibandingkan dengan indikator untuk laten lainnya Semua indikator EM, KP dan DS memiliki korelasi yang lebih besar pada laten sendiri daripada korelasi ke laten lainnya Lampiran 7. Cross loading Semua indikator EM, KP dan DS memiliki korelasi yang lebih besar pada laten sendiri daripada korelasi ke laten lainnya Lampiran 7. Cross loading Sumber: Data sekunder, diolah 2012 Tabel 29 menyajikan perbandingan indikator-indikator reflektif untuk masing-masing kategori tingkat pemenuhan kebutuhan keluarga. Secara umum indikator-indikator reflektif model akhir pada laten EM, KP dan DS untuk kedua jenis kategori adalah serupa Lampiran 7. Gambar Model PLS, meski terdapat perbedaan pada beberapa indikator untuk laten EM. Pada umumnya, indikator reflektif untuk laten EM terkait dengan kemampuan inovasi, kemampuan menyesuaikan produk dengan pasar dan kemampuan inteligensi pasar. Bagi pelaku usaha yang mampu memenuhi kebutuhan keluarganya kurang dari 75 persen, dibutuhkan kemampuan entrepreneurial marketing yang lebih kompleks, yang dicirikan dengan beberapa indikator dominan yang lebih banyak. Selain beberapa kemampuan yang telah dipaparkan sebelumnya, kemampuan dalam hal membaca peluang pasar X1.34 juga sangat diperlukan bagi mereka yang masih rendah dalam pemenuhan kebutuhan keluarga. Pelaku usaha yang hanya mampu memenuhi kebutuhan keluarganya kurang dari 75 persen, diduga kurang mampu dalam membaca peluang pasar yang ada. Oleh karena itu, kemampuan membaca peluang pasar perlu dimiliki dengan baik, demi tercapainya pemenuhan kebutuhan keluarga yang lebih baik pula. Tabel 29. Perbandingan Outer Loading “terpenuhi lebih dari 75” vs “terpenuhi kurang dari 75” No. Laten Outer Loading “terpenuhi lebih dari 75” “terpenuhi kurang dari 75” 1. EM X1.30 0,724 X1.32 0,705 X1.41 0,764 X1.42 0,683 X1.43 0,686

X1.28 0,771 X1.29 0,702