Model Pengaruh Langsung EM terhadap DS dan Pengaruh Tidak

diminati di pasaran. Sehingga, kemampuan entrepreneurial marketing dalam hal concept yang mengedepankan inovasi dan diversifikasi produk, serta market intelligence dalam hal jaringan informal dan pengumpulan informasi pasar, merupakan faktor-faktor dominan yang dapat dilaksanakan untuk memenangkan persaingan pasar alas kaki yang notabenenya peka terhadap perubahan model. Peningkatan kemampuan daya saing pelaku usaha yang disebabkan oleh peningkatan kemampuan entrepreneurial marketing, dapat dicerminkan oleh pencapaian yang optimal dari ketiga indikator utama daya saing yaitu: jumlah pelanggan per tahun, cakupan wilayah pemasaran dan tingkat keberhasilan produk terjual pada pelanggan baru.

4.9.2 Model Pengaruh Langsung EM terhadap DS dan Pengaruh Tidak

Langsung KP terhadap DS melalui EM Dikarenakan pada model sebelumnya KP tidak berpengaruh langsung terhadap DS, maka pada model ini selain mengidentifikasi pengaruh langsung EM terhadap DS, juga dilakukan pengujian pengaruh tidak langsung KP terhadap DS melalui EM. Analisis model ini menggunakan jumlah sampel lengkap, yaitu 100 responden. Variabel EM diposisikan sebagai variabel intervening yang memediasi pengaruh tidak langsung KP terhadap DS. Hasil output PLS dan bootstrapping dapat dilihat selengkapnya pada Lampiran 5.

4.9.2.1 Analisis Model Outer

Serupa dengan model sebelumnya, pada tahap awal dilakukan penghapusan atau pendropan pada indikator-indikator EM dan KP yang tidak sejalan dalam mendukung DS. Indikator-indikator tersebut ditandai dengan koefisiennya yang bernilai negatif. Jika pada model sebelumnya hanya 1 indikator yang dihapus, untuk model ini terdapat dua buah indikator yang harus dihapus pada tahap awal. Indikator X1.37 dan X2.49 Gambar 9 dihilangkan dari model karena bernilai negatif diantara indikator-indikator dalam variabel EM dan KP. Setelah proses pendropan selesai, didapatkanlah model akhir sebagaimana disajikan pada Gambar 10. Berdasarkan 5 kriteria model outer reflektif Tabel 23, diketahui bahwa model ini telah memenuhi nilai standar kriteria yang ada dan memiliki validitas dan reliabilitas yang baik. Tabel 23. Hasil Penilaian Kriteria dan Standar Nilai Mode Reflektif direct effect EM terhadap DS dan indirect effect KP terhadap DS melalui EM No. Kriteria Penjelasan Standar Hasil penilaian 1. Loading factor Kekuatan indikator dalam merefleksikan laten ≥ 0,6 Semua indikator memiliki loading factor ≥ 0,6 2. Composite Reliability Konsistensi internal 0,6 EM = 0,843; KP = 0,882; DS = 0,775 3. Average Variance Extracted AVE Validitas konstruk 0,5 EM = 0,518; KP = 0,604; DS = 0,538 4. Akar kuadrat AVE Validitas diskriminan Lebih besar dari nilai korelasi antar variabel Semua nilai akar kuadrat AVE dari peubah laten, lebih besar dari korelasi peubah laten lainnya Lampiran 4. Laten variable correlation 5. Cross Loading Validitas diskriminan Setiap indikator memiliki loading lebih tinggi untuk setiap laten yang diukur, dibandingkan dengan indikator untuk laten lainnya Semua indikator EM, KP dan DS memiliki korelasi yang lebih besar pada laten sendiri daripada korelasi ke laten lainnya Lampiran 4. Cross loading Sumber: Data sekunder, diolah 2012 Model akhir pada Gambar 10 menunjukkan bahwa, secara umum indikator-indikator yang menggambarkan laten EM, KP dan DS mayoritas merupakan indikator yang serupa dengan model pengaruh langsung sebelumnya. Variabel laten EM dan DS merupakan laten yang memiliki indikator-indikator utama yang sama dengan model sebelumnya. Kemampuan entrepreneurial marketing dicerminkan oleh 5 indikator utama yaitu: X1.30 frekuensi diversifikasi produk, X1.32 tingkat keragaman produk, X1.41 kemampuan menjalin hubungan dengan usaha menengah, X1.42 kemampuan menjalin hubungan dengan usaha besar dan X1.43 tingkat keaktifan mencari info usaha. Sedangkan kemampuan daya saing yang baik dapat dicirikan setidaknya dengan pencapaian 3 indikator utama, yaitu: Y.55 peningkatan jumlah pelanggan per tahun, Y.56 peningkatan cakupan wilayah pemasaran, dan Y.57 tingkat keberhasilan produk terjual pada pelanggan baru. Di sisi lain, hal yang berbeda terlihat pada laten KP, dimana pada model ini terdapat 1 buah indikator reflektif tambahan X2.50 yang mencerminkan kebijakan pemerintah yang baik. Gambar 9. Model Awal indirect effect full sample Gambar 10. Model Akhir indirect effect full sample Selain dimensi kebijakan pelatihan X2.45: frekuensi pelatihan manajerial, X2.46: frekuensi pelatihan marketing, X2.47: frekuensi pelatihan produksi dan X2.48: frekuensi pelatihan keuangan, kebijakan pemerintah terkait kemudahan investasi khususnya pemberian fasilitas atau pasar X2.50 merupakan indikator dominan yang setidaknya perlu dilakukan dengan optimal dalam rangka mencerminkan intervensi yang efektif dari pihak pemerintah. Pada kenyataannya, pemerintah belum optimal dalam merealisasikan kebijakan-kebijakannya yang berkaitan dengan pelatihan dan pemberian pasar. Pada umumnya, pelaku usaha masih belum merasakan keberadaan fungsi koperasi dan UPT yang notabenenya berperan dalam hal fasilitas dan pasar. Restrukturisasi koperasi dan keberadaan UPT yang belum cukup lama berdiri, menjadi penyebab terjadinya hal tersebut. Hasil interview menunjukkan bahwa sebagian besar pelaku usaha yang berkeinginan untuk menjalankan usahanya secara mandiri, masih memiliki kekhawatiran terhadap penyerapan produknya di pasaran. Pemberian pasar yang pasti serta fasilitas yang memadai dari pemerintah, merupakan tindakan proteksi terhadap keberlangsungan IK alas kaki, yang pada akhirnya mampu mendorong kemandirian usaha pada pelaku usaha setempat.

4.9.2.2 Analisis Model Inner

Pada model inner ini, diduga bahwa DS dipengaruhi secara langsung oleh laten EM dan KP. Selain itu, laten DS juga diduga dipengaruhi secara tidak langsung oleh laten KP melalui EM. Dengan demikian terdapat 2 peubah endogenous , yaitu: EM dan DS. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa, model pengaruh KP terhadap EM menghasilkan R² sebesar 0,135 yang berarti, variabilitas laten EM dapat dijelaskan oleh variabilitas laten KP sebesar 13,5 persen. Sedangkan model pengaruh EM dan KP terhadap DS memiliki nilai R² sebesar 0,295 atau variabilitas laten DS dapat dijelaskan oleh variabilitas laten EM dan KP sebesar 29,5 persen. Tabel 24. Nilai analisis model inner vs standar direct effect EM terhadap DS dan indirect effect KP terhadap DS melalui EM No. Kriteria Penjelasan Standar Hasil penilaian 1. R² dari peubah laten endogen Variabilitas konstruk endogen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas konstruk eksogen Chin 1998 mengelompokkan nilai R² sebesar 0,67; 0,33; dan 0,19 sebagai “substansial”, “moderat” dan “lemah” R² untuk EM = 0,135 R² untuk DS = 0,295 2. Estimasi koefisien jalur Evaluasi terhadap nilai koefisien, meliputi pengaruh nyata melalui Bootstrap dan besarnya nilai koefisien Pengaruh nyata jika, T- statistik T-tabel. Pada alpha 5 persen, nilai T-tabel adalah 1,96 Nilai T-statistik: KP - EM = 6,428 EM - DS = 9,606 KP - DS = 0,390 Nilai koefisien: KP - EM = 0,367 EM - DS = 0,553 KP - DS = -0,027 Sumber: Data sekunder, diolah 2012 Serupa dengan model pengaruh langsung sebelumnya, pada model ini juga tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara KP terhadap DS, dimana nilai T- statistik yang diberikan hanya sebesar 0,390 lebih kecil dari nilai T-tabel, sehingga hipotesis 2 pada penelitian ini ditolak. Di sisi lain, pengaruh yang signifikan terdapat pada 2 path lainnya, yaitu: pengaruh KP terhadap EM dengan nilai T-statistik 6,428 dan pengaruh EM terhadap DS dengan nilai T-statistik sebesar 9,606. Dikarenakan KP berpengaruh secara tidak langsung terhadap DS melalui EM, maka kebijakan pemerintah sebaiknya lebih ditujukkan untuk meningkatkan kemampuan entrepreneurial marketing, daripada yang berkaitan secara langsung terhadap kemampuan daya saing. Besarnya pengaruh laten eksogen terhadap laten endogen dapat dilihat dari besaran nilai koefisien jalur. Diketahui bahwa pengaruh KP terhadap EM memberikan nilai koefisien positif yaitu sebesar 0,367, maka hipotesis 3 dapat diterima. Sedangkan pengaruh EM terhadap DS memiliki nilai koefisien positif yang lebih besar dari model pengaruh langsung sebelumnya, dimana pada model ini koefisien pengaruhnya mencapai 0,553, yang berarti hipotesis 1 diterima. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa, ketika terjadi optimalisasi yang baik dalam kebijakan pemerintah maka akan meningkatkan kemampuan entrepreneurial marketing sebesar 36,7 persen. Selanjutnya, ketika terjadi kemajuan dalam hal kemampuan entrepreneurial marketing, maka akan meningkatkan kemampuan daya saing mencapai 55,3 persen. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa keberadaan entrepreneurial marketing para pelaku usaha kecil alas kaki yang didukung dengan kebijakan pemerintah secara optimal, akan berpengaruh besar terhadap kemampuan daya saing dalam industri alas kaki.

4.9.3 Model Pengaruh Langsung EM terhadap DS dan Pengaruh Tidak