indikator-indikator reflektif model akhir pada laten EM, KP dan DS untuk kedua jenis kategori adalah serupa Lampiran 7. Gambar Model PLS, meski terdapat
perbedaan pada beberapa indikator untuk laten EM. Pada umumnya, indikator reflektif untuk laten EM terkait dengan kemampuan inovasi, kemampuan
menyesuaikan produk dengan pasar dan kemampuan inteligensi pasar. Bagi pelaku usaha yang mampu memenuhi kebutuhan keluarganya kurang dari 75
persen, dibutuhkan kemampuan entrepreneurial marketing yang lebih kompleks, yang dicirikan dengan beberapa indikator dominan yang lebih banyak. Selain
beberapa kemampuan yang telah dipaparkan sebelumnya, kemampuan dalam hal membaca peluang pasar X1.34 juga sangat diperlukan bagi mereka yang masih
rendah dalam pemenuhan kebutuhan keluarga. Pelaku usaha yang hanya mampu memenuhi kebutuhan keluarganya kurang dari 75 persen, diduga kurang mampu
dalam membaca peluang pasar yang ada. Oleh karena itu, kemampuan membaca peluang pasar perlu dimiliki dengan baik, demi tercapainya pemenuhan kebutuhan
keluarga yang lebih baik pula.
Tabel 29. Perbandingan Outer Loading “terpenuhi lebih dari 75” vs “terpenuhi kurang dari 75”
No. Laten
Outer Loading “terpenuhi lebih dari 75”
“terpenuhi kurang dari 75”
1. EM X1.30 0,724
X1.32 0,705 X1.41 0,764
X1.42 0,683 X1.43 0,686
X1.28 0,771 X1.29 0,702
X1.30 0,758 X1.31 0,759
X1.32 0,661 X1.33 0,647
X1.34 0,745
XI.36 0,770 X1.40 0,755
X1.43 0,840
2. KP X2.45 0,792
X2.46 0,919 X2.47 0,734
X2.48 0,900 X2.44 0,640
X2.45 0,805 X2.46 0,870
X2.47 0,786 X2.48 0,924
X2.50 0,801
3. DS Y.55 0,685
Y.56 0,680 Y.57 0,889
Y.54 0,739 Y.55 0,627
Y.57 0,717
Sumber: Data sekunder, diolah 2012
Pada variabel laten KP selain dicerminkan oleh dimensi kebijakan pelatihan, untuk kategori pelaku usaha yang memenuhi kebutuhan keluarganya
kurang dari 75 persen, terdapat 2 indikator tambahan yaitu: X2.44 frekuensi tawaran pinjaman modal dan X2.50 frekuensi pemberian fasilitas atau pasar bagi
usaha kecil. Hasil ini mencerminkan bahwa, ketidakmampuan pelaku usaha dalam memperoleh pendapatan yang memadai untuk pemenuhan kebutuhan
keluarganya, dapat disebabkan karena adanya beberapa kesulitan, yaitu: faktor modal dan faktor pasar. Bantuan pemerintah terkait pemberian pinjaman modal
serta adanya fasilitas pasar, sangat diperlukan terutama bagi pelaku usaha yang masih relatif rendah dalam pemenuhan kebutuhan keluarganya.
Secara umum, laten DS dicerminkan oleh indikator yang terkait dengan pelanggan dan nilai produk. Bagi pelaku usaha dengan pemenuhan kebutuhan
keluarga yang lebih baik lebih dari 75, memiliki indikator reflektif daya saing dengan konteks yang lebih luas, yaitu perkembangan wilayah pemasaran Y.57.
Hal berbeda ditunjukkan oleh pelaku usaha yang mampu memenuhi kebutuhan keluarga kurang dari 75 persen, dimana konteks daya saing masih seputar pada
kemampuan bersaing dengan usaha sejenis Y.54.
4.9.4.2 Analisis Model Inner
Berdasarkan nilai analisis model inner pada Tabel 30, diketahui bahwa secara umum pelaku usaha dengan pemenuhan kebutuhan keluarga kurang dari 75
persen, memiliki inner model yang lebih baik. Berdasarkan koefisien jalur KP terhadap EM, pelaku usaha dengan kemampuan pemenuhan kebutuhan kurang
dari 75 persen memiliki nilai koefisien jalur yang lebih tinggi. Pada pelaku usaha dengan pemenuhan kebutuhan yang relatif rendah, peningkatan optimalisasi
kebijakan pemerintah akan meningkatkan kemampuan entrepreneurial marketing sebesar 40,3 persen, sedangkan pada pelaku usaha dengan pemenuhan kebutuhan
keluarganya yang baik, hanya sebesar 29,6 persen. Pelaku usaha dengan pemenuhan kebutuhan yang relatif rendah
memerlukan intervensi pemerintah yang lebih banyak dibandingkan pelaku usaha dengan pemenuhan kebutuhan keluarga yang lebih baik. Sehingga, pemerintah
perlu memberikan porsi perhatian yang lebih besar pada pelaku usaha dengan karakteristik seperti ini.
Tabel 30. Nilai Analisis Model Inner vs Standar direct dan indirect effect berdasarkan pemenuhan kebutuhan keluarga
No. Kriteria
Penjelasan Standar
Hasil penilaian “terpenuhi
lebih dari 75” Hasil penilaian
“terpenuhi kurang dari
75”
1. R² dari
peubah laten
endogen Variabilitas
konstruk endogen yang
dapat dijelaskan
oleh variabilitas
konstruk eksogen
Chin 1998 mengelompokkan
nilai R² sebesar 0,67; 0,33; dan
0,19 sebagai “substansial”,
“moderat” dan “lemah”
R² untuk EM = 0,088
R² untuk DS = 0,306
R² untuk EM = 0,162
R² untuk DS = 0,247
2. Estimasi
koefisien jalur
Evaluasi terhadap nilai
koefisien, meliputi
pengaruh nyata melalui
Bootstrap
dan besarnya nilai
koefisien Pengaruh nyata
jika, T-statistik T-tabel. Pada alpha
5 persen, nilai T- tabel adalah 1,96
Nilai T-statistik: KP - EM =
3,550 EM - DS =
9,298 KP - DS =
0,256 Nilai koefisien:
KP - EM = 0,296
EM - DS = 0,548
KP - DS = 0,016
Nilai T-statistik: KP - EM =
9,421 EM - DS =
8,093 KP - DS =
0,563 Nilai koefisien:
KP - EM = 0,403
EM - DS = 0,513
KP - DS = - 0,044
Sumber: Data sekunder, diolah 2012 4.9.5
Model Pengaruh Langsung EM terhadap DS dan Pengaruh Tidak Langsung KP terhadap DS melalui EM berdasarkan Posisi Usaha
Bagi Pengusaha Pada model ini diidentifikasi pengaruh langsung EM terhadap DS dan
pengaruh tidak langsung KP terhadap DS melalui EM, berdasarkan kriteria posisi usaha bagi pengusaha. Perbedaan pada tingkatan posisi usaha, akan menyebabkan
perbedaan pendekatan yang diperlukan dalam rangka mengoptimalkan daya saing. Posisi usaha bagi pengusaha dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu: sumber
pendapatan utama 30 orang dan sangat menjadi sumber pendapatan utama 70 orang. Analisis bootstrapping pada PLS akan disesuaikan dengan jumlah sampel
untuk masing-masing kategori yang ada.
4.9.5.1 Analisis Model Outer
Serupa dengan model-model sebelumya, pengujian mode reflektif dilakukan dengan menggunakan 5 kriteria yaitu: Loading factor, Composite
Reliability, Average Variance Extracted AVE, Akar kuadrat AVE, dan Cross
Loading Tabel 31. Secara umum reliabilitas dan validitas dari kedua model
termasuk baik, hanya saja pada model dengan kategori “sumber pendapatan utama”, memiliki nilai konsistensi internal composite reliability dan validitas
konstruk AVE yang lebih baik daripada model dengan kategori “sangat menjadi
sumber pendapatan utama”. Tabel 31. Hasil Penilaian Kriteria dan Standar Nilai Mode Reflektif direct
dan indirect effect berdasarkan posisi usaha
No. Kriteria
Penjelasan Standar
Hasil penilaian “sangat menjadi
sumber pendapatan
utama” Hasil penilaian
“menjadi sumber pendapatan
utama”
1. Loading
factor Kekuatan
indikator dalam
merefleksikan laten
≥ 0,6 Semua indikator
memiliki loading factor
≥ 0,6 Semua indikator
memiliki loading
factor ≥ 0,6
2. Composite
Reliability Konsistensi
internal 0,6
EM = 0,84; KP = 0,75; DS = 0,75
EM = 0,90; KP = 0,93; DS = 0,78
3. Average
Variance Extracted
AVE Validitas
konstruk 0,5
EM = 0,51; KP = 0,51; DS = 0,51
EM = 0,56; KP = 0,75; DS = 0,56
4. Akar
kuadrat AVE
Validitas diskriminan
Lebih besar dari nilai
korelasi antar variabel
Semua nilai akar kuadrat AVE dari
peubah laten, lebih besar dari
korelasi peubah laten lainnya
Lampiran 8. Laten variable
correlation Semua nilai akar
kuadrat AVE dari peubah laten, lebih
besar dari korelasi peubah laten
lainnya Lampiran 8. Laten variable
correlation
5. Cross
Loading Validitas
diskriminan Setiap
indikator memiliki
loading lebih
tinggi untuk setiap laten
yang diukur, dibandingkan
dengan indikator
untuk laten lainnya
Semua indikator EM, KP dan DS
memiliki korelasi yang lebih besar
pada laten sendiri daripada korelasi
ke laten lainnya Lampiran 8.
Cross loading Semua indikator
EM, KP dan DS memiliki korelasi
yang lebih besar pada laten sendiri
daripada korelasi ke laten lainnya
Lampiran 8. Cross loading
Sumber: Data sekunder, diolah 2012
Tabel 32 menyajikan perbandingan indikator-indikator reflektif untuk masing-masing kategori tingkat posisi usaha bagi pelaku usaha. Secara umum
indikator-indikator reflektif model akhir pada laten EM, KP dan DS untuk kedua jenis kategori adalah serupa Lampiran 8. Gambar Model PLS, meski terdapat
perbedaan pada beberapa indikator reflektif untuk laten EM dan KP. Pada umumnya, indikator reflektif untuk laten EM terkait dengan kemampuan
diversifikasi produk dan kemampuan menyesuaikan produk dengan pasar. Akan tetapi, bagi pelaku usaha yang menjadikan usahanya sebagai sumber pendapatan
utama, juga perlu memiliki kemampuan inteligensi pasar yang baik. Kemampuan inteligensi pasar terlihat dari indikator X1.40 kemampuan menjalin hubungan
dengan pemerintah, X1.41 kemampuan menjalin hubungan dengan usaha menengah. X1.42 kemampuan menjalin hubungan dengan usaha besar dan
X1.43 tingkat keaktifan mencari info usaha.
Tabel 32. Perbandingan outer loading “sangat menjadi sumber pendapatan utama” vs “menjadi sumber pendapatan utama”
No. Laten
Outer Loading “sangat menjadi sumber
pendapatan utama” “menjadi sumber
pendapatan utama”
1. EM X1.30 0,869
X1.31 0,657 X1.32 0,726
X1.33 0,710 X1.36 0,618
X1.31 0,722 X1.33 0,686
XI.36 0,721 X1.40 0,782
X1.41 0,778 X1.42 0,786
X1.43 0,794
2. KP X2.47 0,601
X2.51 0,779 X2.52 0,756