0,771 X1.29 0,702 0,770 X1.40 0,755 0,801 Analysis of The Influences of Entrepreneurial Marketing and Government Policies to The Competitiveness of The Footwear Industry in Bogor.

indikator-indikator reflektif model akhir pada laten EM, KP dan DS untuk kedua jenis kategori adalah serupa Lampiran 7. Gambar Model PLS, meski terdapat perbedaan pada beberapa indikator untuk laten EM. Pada umumnya, indikator reflektif untuk laten EM terkait dengan kemampuan inovasi, kemampuan menyesuaikan produk dengan pasar dan kemampuan inteligensi pasar. Bagi pelaku usaha yang mampu memenuhi kebutuhan keluarganya kurang dari 75 persen, dibutuhkan kemampuan entrepreneurial marketing yang lebih kompleks, yang dicirikan dengan beberapa indikator dominan yang lebih banyak. Selain beberapa kemampuan yang telah dipaparkan sebelumnya, kemampuan dalam hal membaca peluang pasar X1.34 juga sangat diperlukan bagi mereka yang masih rendah dalam pemenuhan kebutuhan keluarga. Pelaku usaha yang hanya mampu memenuhi kebutuhan keluarganya kurang dari 75 persen, diduga kurang mampu dalam membaca peluang pasar yang ada. Oleh karena itu, kemampuan membaca peluang pasar perlu dimiliki dengan baik, demi tercapainya pemenuhan kebutuhan keluarga yang lebih baik pula. Tabel 29. Perbandingan Outer Loading “terpenuhi lebih dari 75” vs “terpenuhi kurang dari 75” No. Laten Outer Loading “terpenuhi lebih dari 75” “terpenuhi kurang dari 75” 1. EM X1.30 0,724 X1.32 0,705 X1.41 0,764 X1.42 0,683 X1.43 0,686

X1.28 0,771 X1.29 0,702

X1.30 0,758 X1.31 0,759 X1.32 0,661 X1.33 0,647 X1.34 0,745

XI.36 0,770 X1.40 0,755

X1.43 0,840 2. KP X2.45 0,792 X2.46 0,919 X2.47 0,734 X2.48 0,900 X2.44 0,640 X2.45 0,805 X2.46 0,870 X2.47 0,786 X2.48 0,924

X2.50 0,801

3. DS Y.55 0,685 Y.56 0,680 Y.57 0,889 Y.54 0,739 Y.55 0,627 Y.57 0,717 Sumber: Data sekunder, diolah 2012 Pada variabel laten KP selain dicerminkan oleh dimensi kebijakan pelatihan, untuk kategori pelaku usaha yang memenuhi kebutuhan keluarganya kurang dari 75 persen, terdapat 2 indikator tambahan yaitu: X2.44 frekuensi tawaran pinjaman modal dan X2.50 frekuensi pemberian fasilitas atau pasar bagi usaha kecil. Hasil ini mencerminkan bahwa, ketidakmampuan pelaku usaha dalam memperoleh pendapatan yang memadai untuk pemenuhan kebutuhan keluarganya, dapat disebabkan karena adanya beberapa kesulitan, yaitu: faktor modal dan faktor pasar. Bantuan pemerintah terkait pemberian pinjaman modal serta adanya fasilitas pasar, sangat diperlukan terutama bagi pelaku usaha yang masih relatif rendah dalam pemenuhan kebutuhan keluarganya. Secara umum, laten DS dicerminkan oleh indikator yang terkait dengan pelanggan dan nilai produk. Bagi pelaku usaha dengan pemenuhan kebutuhan keluarga yang lebih baik lebih dari 75, memiliki indikator reflektif daya saing dengan konteks yang lebih luas, yaitu perkembangan wilayah pemasaran Y.57. Hal berbeda ditunjukkan oleh pelaku usaha yang mampu memenuhi kebutuhan keluarga kurang dari 75 persen, dimana konteks daya saing masih seputar pada kemampuan bersaing dengan usaha sejenis Y.54.

4.9.4.2 Analisis Model Inner

Berdasarkan nilai analisis model inner pada Tabel 30, diketahui bahwa secara umum pelaku usaha dengan pemenuhan kebutuhan keluarga kurang dari 75 persen, memiliki inner model yang lebih baik. Berdasarkan koefisien jalur KP terhadap EM, pelaku usaha dengan kemampuan pemenuhan kebutuhan kurang dari 75 persen memiliki nilai koefisien jalur yang lebih tinggi. Pada pelaku usaha dengan pemenuhan kebutuhan yang relatif rendah, peningkatan optimalisasi kebijakan pemerintah akan meningkatkan kemampuan entrepreneurial marketing sebesar 40,3 persen, sedangkan pada pelaku usaha dengan pemenuhan kebutuhan keluarganya yang baik, hanya sebesar 29,6 persen. Pelaku usaha dengan pemenuhan kebutuhan yang relatif rendah memerlukan intervensi pemerintah yang lebih banyak dibandingkan pelaku usaha dengan pemenuhan kebutuhan keluarga yang lebih baik. Sehingga, pemerintah perlu memberikan porsi perhatian yang lebih besar pada pelaku usaha dengan karakteristik seperti ini. Tabel 30. Nilai Analisis Model Inner vs Standar direct dan indirect effect berdasarkan pemenuhan kebutuhan keluarga No. Kriteria Penjelasan Standar Hasil penilaian “terpenuhi lebih dari 75” Hasil penilaian “terpenuhi kurang dari 75” 1. R² dari peubah laten endogen Variabilitas konstruk endogen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas konstruk eksogen Chin 1998 mengelompokkan nilai R² sebesar 0,67; 0,33; dan 0,19 sebagai “substansial”, “moderat” dan “lemah” R² untuk EM = 0,088 R² untuk DS = 0,306 R² untuk EM = 0,162 R² untuk DS = 0,247 2. Estimasi koefisien jalur Evaluasi terhadap nilai koefisien, meliputi pengaruh nyata melalui Bootstrap dan besarnya nilai koefisien Pengaruh nyata jika, T-statistik T-tabel. Pada alpha 5 persen, nilai T- tabel adalah 1,96 Nilai T-statistik: KP - EM = 3,550 EM - DS = 9,298 KP - DS = 0,256 Nilai koefisien: KP - EM = 0,296 EM - DS = 0,548 KP - DS = 0,016 Nilai T-statistik: KP - EM = 9,421 EM - DS = 8,093 KP - DS = 0,563 Nilai koefisien: KP - EM = 0,403 EM - DS = 0,513 KP - DS = - 0,044 Sumber: Data sekunder, diolah 2012 4.9.5 Model Pengaruh Langsung EM terhadap DS dan Pengaruh Tidak Langsung KP terhadap DS melalui EM berdasarkan Posisi Usaha Bagi Pengusaha Pada model ini diidentifikasi pengaruh langsung EM terhadap DS dan pengaruh tidak langsung KP terhadap DS melalui EM, berdasarkan kriteria posisi usaha bagi pengusaha. Perbedaan pada tingkatan posisi usaha, akan menyebabkan perbedaan pendekatan yang diperlukan dalam rangka mengoptimalkan daya saing. Posisi usaha bagi pengusaha dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu: sumber pendapatan utama 30 orang dan sangat menjadi sumber pendapatan utama 70 orang. Analisis bootstrapping pada PLS akan disesuaikan dengan jumlah sampel untuk masing-masing kategori yang ada.

4.9.5.1 Analisis Model Outer

Serupa dengan model-model sebelumya, pengujian mode reflektif dilakukan dengan menggunakan 5 kriteria yaitu: Loading factor, Composite Reliability, Average Variance Extracted AVE, Akar kuadrat AVE, dan Cross Loading Tabel 31. Secara umum reliabilitas dan validitas dari kedua model termasuk baik, hanya saja pada model dengan kategori “sumber pendapatan utama”, memiliki nilai konsistensi internal composite reliability dan validitas konstruk AVE yang lebih baik daripada model dengan kategori “sangat menjadi sumber pendapatan utama”. Tabel 31. Hasil Penilaian Kriteria dan Standar Nilai Mode Reflektif direct dan indirect effect berdasarkan posisi usaha No. Kriteria Penjelasan Standar Hasil penilaian “sangat menjadi sumber pendapatan utama” Hasil penilaian “menjadi sumber pendapatan utama” 1. Loading factor Kekuatan indikator dalam merefleksikan laten ≥ 0,6 Semua indikator memiliki loading factor ≥ 0,6 Semua indikator memiliki loading factor ≥ 0,6 2. Composite Reliability Konsistensi internal 0,6 EM = 0,84; KP = 0,75; DS = 0,75 EM = 0,90; KP = 0,93; DS = 0,78 3. Average Variance Extracted AVE Validitas konstruk 0,5 EM = 0,51; KP = 0,51; DS = 0,51 EM = 0,56; KP = 0,75; DS = 0,56 4. Akar kuadrat AVE Validitas diskriminan Lebih besar dari nilai korelasi antar variabel Semua nilai akar kuadrat AVE dari peubah laten, lebih besar dari korelasi peubah laten lainnya Lampiran 8. Laten variable correlation Semua nilai akar kuadrat AVE dari peubah laten, lebih besar dari korelasi peubah laten lainnya Lampiran 8. Laten variable correlation 5. Cross Loading Validitas diskriminan Setiap indikator memiliki loading lebih tinggi untuk setiap laten yang diukur, dibandingkan dengan indikator untuk laten lainnya Semua indikator EM, KP dan DS memiliki korelasi yang lebih besar pada laten sendiri daripada korelasi ke laten lainnya Lampiran 8. Cross loading Semua indikator EM, KP dan DS memiliki korelasi yang lebih besar pada laten sendiri daripada korelasi ke laten lainnya Lampiran 8. Cross loading Sumber: Data sekunder, diolah 2012 Tabel 32 menyajikan perbandingan indikator-indikator reflektif untuk masing-masing kategori tingkat posisi usaha bagi pelaku usaha. Secara umum indikator-indikator reflektif model akhir pada laten EM, KP dan DS untuk kedua jenis kategori adalah serupa Lampiran 8. Gambar Model PLS, meski terdapat perbedaan pada beberapa indikator reflektif untuk laten EM dan KP. Pada umumnya, indikator reflektif untuk laten EM terkait dengan kemampuan diversifikasi produk dan kemampuan menyesuaikan produk dengan pasar. Akan tetapi, bagi pelaku usaha yang menjadikan usahanya sebagai sumber pendapatan utama, juga perlu memiliki kemampuan inteligensi pasar yang baik. Kemampuan inteligensi pasar terlihat dari indikator X1.40 kemampuan menjalin hubungan dengan pemerintah, X1.41 kemampuan menjalin hubungan dengan usaha menengah. X1.42 kemampuan menjalin hubungan dengan usaha besar dan X1.43 tingkat keaktifan mencari info usaha. Tabel 32. Perbandingan outer loading “sangat menjadi sumber pendapatan utama” vs “menjadi sumber pendapatan utama” No. Laten Outer Loading “sangat menjadi sumber pendapatan utama” “menjadi sumber pendapatan utama” 1. EM X1.30 0,869 X1.31 0,657 X1.32 0,726 X1.33 0,710 X1.36 0,618 X1.31 0,722 X1.33 0,686 XI.36 0,721 X1.40 0,782 X1.41 0,778 X1.42 0,786 X1.43 0,794 2. KP X2.47 0,601

X2.51 0,779 X2.52 0,756