Identitas Pelaku Usaha Analysis of The Influences of Entrepreneurial Marketing and Government Policies to The Competitiveness of The Footwear Industry in Bogor.

Produk alas kaki merupakan salah satu produk unggulan di Kota Bogor, bahkan telah menjadi produk unggulan prioritas di Kabupaten Bogor. Hal ini terlihat dari penyerapan tenaga kerja di sektor industri alas kaki yang cukup besar. Di sisi lain, berdasarkan ukuran makro Produk Domestik Regional Bruto PDRB Kabupaten Bogor, diketahui bahwa industri sekunder dalam hal ini termasuk industri alas kaki, menyumbangkan kontribusi terbesar terhadap nilai PDRB, yaitu sebesar 66 persen. Pihak UPT : “... pengrajin itu bagian dari ekonomi dan industri.. dan merupakan PDRB terbesar.. investasi kita yang tertinggi adalah sekundersandang.. inilah yang dipakai untuk ukuran indikator makro.. ” Penyebaran produk alas kaki Bogor telah menjangkau keseluruh penjuru tanah air. Produk alas kaki buatan pengrajin dipasarkan dengan menggunakan merk pemasar. Beberapa merk branded segmen menengah atas yang biasa dijual di mall-mall besar, merupakan pihak grosir atau pemesan setia pengrajin alas kaki Bogor. Hal ini menunjukkan bahwa para pelaku IK alas kaki di Bogor sudah berpengalaman dalam memproduksi sepatu bermutu dengan berbagai varian model yang disesuaikan dengan permintaan pasar.

4.2 Identitas Pelaku Usaha

Sebagian besar pemilik usaha alas kaki di wilayah Bogor berjenis kelamin laki-laki, dengan persentase sebesar 92 persen. Berdasarkan observasi lapangan diketahui bahwa usaha alas kaki umumnya diminati oleh para lelaki, hal ini dibuktikkan dengan banyaknya para lelaki yang bekerja di bengkel-bengkel alas kaki, sebelum mendirikan usaha secara mandiri. Selain itu, pihak UPT setempat menyatakan bahwa salah satu pemicu hal ini adalah karena mayoritas pelaku usaha alas kaki terdahulu mewariskan usaha alas kaki kepada para anak laki- lakinya. Pihak UPT : “Mayoritas pemilik usaha alas kaki laki-laki, itu condong karena turun temurun.. karena orang tuanya dulu tukang sepatusandal, turun ke anak lelakinya, turun lagi mungkin nanti ke cucunya ...” Tabel 8. Identitas Pelaku Usaha Alas Kaki di Bogor Identitas Pelaku Usaha Alas Kaki Persentase Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan 92 8 Total 100 Umur : 30 thn 30-40 thn 40-50 thn 50-60 thn 60 thn 6 42 43 8 1 Total 100 Desa : Parakan Cikaret 75 25 Total 100 Kecamatan : Ciomas Bogor Selatan 75 25 Total 100 KabKota : Kabupaten Bogor Kota Bogor 75 25 Total 100 Sumber: Data sekunder, diolah 2012 Secara umum, industri alas kaki di wilayah Bogor dijalankan oleh berbagai kalangan umur, dengan persentase terbesar terdapat pada dua range umur. Usaha alas kaki telah dijadikan usaha pokok oleh sebagian besar pengrajin lama, terbukti 43 persen pengrajin berusia lebih dari 40 tahun hingga 50 tahun. Namun, persentase pelaku usaha yang berusia produktif juga tidak kalah besarnya 42 dengan kisaran usia antara 30 tahun hingga 40 tahun. Pelaku usaha yang berusia produktif bisa merupakan anak pengrajin lama yang kini berusia lanjut atau merupakan mantan pekerja di bengkel-bengkel alas kaki, tempat dimana mereka menimba pengalaman dan ilmu membuat alas kaki. Salah satu karakteristik dijadikannya produk alas kaki sebagai produk unggulan prioritas di wilayah Kabupaten Bogor adalah jumlah pelaku usaha yang sangat banyak pada wilayah ini, dibandingkan di Kota Bogor. Hal tersebut juga terpotret pada penelitian ini, dimana industri alas kaki di Bogor mayoritas berada di wilayah Kabupaten Bogor, Kecamatan Ciomas, Desa Parakan dengan persentase masing-masing sebesar 75 persen. Cikal bakal keberadaan industri kecil alas kaki di Kota Bogor berawal di Kelurahan Cikaret, dimana daerah ini pada mulanya juga merupakan sebuah desa yang menjadi bagian dari Kecamatan Ciomas.

4.3 Karakteristik Pelaku Usaha