pasar ekspor, pangsa pasar luar negeri, laju pertumbuhan volume produksi, laju pertumbuhan ekspor, diversifikasi pasar domestik, dan diversifikasi pasar ekspor.
Sedangkan untuk mengukur daya saing produk, dapat digunakan indikator seperti: nilai produk dan kepuasan konsumen terhadap produk. Pada dasarnya
keberadaan daya saing sangatlah penting dalam era bisnis saat ini. Agar tetap mampu bertahan dan dapat memanfaatkan peluang, maka IKM harus
meningkatkan daya saing perusahaan maupun daya saing produknya Susilo, 2010.
2.7 Purposive Cluster Sampling
Purposive cluster sampling adalah penggabungan atau kombinasi antara
pengambilan sampel secara purposive dan cluster sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara sengaja dengan
pertimbangan tertentu yang mencerminkan representasi terhadap populasi atau judgment
para pakar untuk mencapai tujuan penelitian Singarimbun dan Effendi, 1995. Sedangkan cluster sampling yang paling umum digunakan yaitu sampling
area adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan kelompok-kelompok yang
terdiri dari wilayah-wilayah geografis. Penggabungan teknik sampling ini dicerminkan dari pengamatan yang dilakukan hanya pada beberapa daerah
tertentu key area, dimana informasi yang mendahului keadaan suatu populasi sudah diketahui dengan benar.
2.8 Participatory Action Research PAR
Meski IK alas kaki merupakan industri yang potensial, namun hingga kini IK alas kaki masih menghadapi berbagai permasalahan, baik masalah internal
maupun masalah eksternal. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu penelitian dengan pendekatan Participatory Action Research PAR agar permasalahan yang ada
diidentifikasi berdasarkan pandangan dari stakeholder usaha terkait. Participatory Action Research
PAR merupakan suatu bentuk penelitian yang dilakukan secara bersama kolaboratif oleh pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian dan
merupakan refleksi diri bersifat kritis Effendy, 1998. Pola penelitian melalui
pendekatan Participatory Action Research PAR dinilai lebih ideal, karena berbagai aspirasi dari para stakeholder dapat terwakili.
2.9 Skala Likert
Rensis Likert adalah penemu skala Likert yang mana skala ini sering digunakan secara luas dalam meminta responden menandai derajat persetujuan
atau ketidaksetujuan terhadap masing-masing serangkaian pertanyaan mengenai obyek stimulus Malhotra, 2005. Seiring perkembangannya, skala Likert tidak
hanya berhubungan dengan derajat persetujuan saja, tetapi juga terkait dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu, misalnya: senang-tidak
senang, baik-tidak baik, mampu-tidak mampu, dll. Informasi yang diperoleh dari skala Likert berupa skala pengukuran
ordinal. Oleh karenanya peneliti hanya dapat membagi responden ke dalam urutan ranking
atas dasar persepsinya, tanpa dapat diketahui berapa besarnya selisih antara satu tanggapan ke tanggapan lainnya. Selanjutnya, penentuan jumlah skala
Likert juga merupakan hal penting dalam penelitian. Dimana penentuan jumlah skala Likert sangat terkait dengan subjektifitas peneliti. Malhotra 2005
menyatakan bahwa, untuk menghindari kecenderungan responden menjawab netral yang menyebabkan bias tanggapan, maka skala dengan jumlah kategori
genap dapat digunakan.
2.10 Tabulasi Silang Cross Tabulation