Alas Kaki Jenis Usaha dan Industri

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Alas Kaki

Alas kaki merupakan suatu produk berupa sepatu atau sandal yang digunakan sebagai penutup telapak kaki untuk melindungi kaki terutama disekitar telapak kaki Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2012 . Jika dilihat dari fisiknya, sepatu dan sandal memiliki beberapa perbedaan. Sepatu merupakan suatu jenis alas kaki yang biasanya terdiri dari sol, hak, kap, dan tali. Sedangkan sandal merupakan salah satu model alas kaki yang terbuka pada bagian jari kaki atau tumit dalam pemakaiannya. Selain fitur fungsional dari alas kaki sebagai pelindung kaki, alas kaki juga banyak difungsikan sebagai trend fashion dalam berbusana.

2.2 Jenis Usaha dan Industri

Peraturan perundang-undangan tentang usaha kecil telah mengalami perubahan, yang mana Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil, telah diganti dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Berdasarkan total aset dan total penjualan tahunan Undang-Undang tersebut mengelompokkan usaha menjadi empat kategori sebagai berikut: 1. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00. 2. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasasi, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar, dengan kriteria memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000,00. 3. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp. 50.000.000.000,00. 4. Usaha besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari Usaha Menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara atau swasta, usaha patungan dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia. Pada pengelompokkan industri berdasarkan jumlah tenaga kerja, Badan Pusat Statistik Tambunan, 2002 mengklasifikasikannya ke dalam empat kategori, yaitu: 1. Industri rumah tangga dengan jumlah tenaga kerja 1 sampai 4 orang. Ciri industri ini adalah memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota keluarga, dan pemilik atau pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau anggota keluarganya. Misalnya: industri anyaman, industri kerajinan, industri tempetahu, dan industri makanan ringan. 2. Industri kecil dengan jumlah tenaga kerja 5 sampai 19 orang. Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relatif kecil, tenaga kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara. Misalnya: industri genteng, industri batu bata, dan industri pengolahan rotan. 3. Industri sedang dengan jumlah tenaga kerja 20 sampai 99 orang. Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup besar, tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki kemampuan manajerial tertentu. Misalnya: industri konveksi, industri bordir, dan industri keramik. 4. Industri besar dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. Ciri industri besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun secara kolektif dalam bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih melalui uji kemampuan dan kelayakan fit and proper test. Misalnya: industri tekstil, industri mobil, industri besi baja, dan industri pesawat terbang.

2.3 Pemasaran Marketing