Pelaku usaha 2 : “ penghambatnya adalah barang-barang Cina.. model plastik.. semenjak masuknya barang Cina, ke barang kita jadi sepi..”
Implementasi kebijakan fasilitasi permodalan yang dirasakan pelaku usaha sebesar 36 persen, memberi gambaran tentang bagaimana keikutsertaan mereka
dalam koperasi. Selain melalui bank pemerintah seperti BRI, BPD atau Bank Jabar, permodalan yang diberikan secara kelompok, juga disediakan melalui
koperasi. Pembagian modal per kelompok ternyata tidak serta merta disukai oleh para pelaku usaha. Sebagian dari mereka merasa terbebani terhadap permodalan
sistem kelompok. Hal ini terjadi karena keharusan menjaga nama baik dalam 1 kelompok tersebut. Ketika 1 orang dalam kelompok tersebut mengalami
kemacetan pembayaran, ini akan berdampak langsung pada nama baik seluruh anggota dalam kelompok. Keberadaan koperasi alas kaki Bogor yang notabenenya
berfungsi sebagai penyalur modal, masih kurang terasa di kalangan pelaku usaha.
Pelaku usaha 3 : “ ketua koperasi itu yang orangnya bener-bener bisa dipercaya… koperasi di kita mah ga kompak, ga kaya di Cibaduyut.. ”
Berdasarkan hasil observasi, peran pemerintah setempat sebagai fasilitator permodalan dengan pihak bank, dirasa masih kurang. Fungsi pemerintah terkait
permodalan yang baru dirasakan sebagian pelaku usaha adalah pemberian dana secara langsung. Pemberian dana yang terlaksana selama ini juga kurang optimal,
karena pendistribusiannya yang disamaratakan untuk setiap pelaku usaha alas kaki. Dikarenakan bantuan modal yang diberikan kurang sesuai dengan kebutuhan
usaha mereka, maka modal tersebut tidak digunakan untuk mengembangkan usahanya, namun masuk untuk keperluan dapur pelaku usaha.
4.8 Kemampuan Daya Saing
Meski menghadapi berbagai macam kendala dalam industri alas kaki, secara umum pelaku usaha alas kaki di wilayah Bogor memiliki kemampuan daya
saing yang baik. Kemampuan daya saing secara keseluruhan terlaksana pada tingkat 66 persen. Konteks daya saing pada industri kecil alas kaki Bogor masih
mencakup daya saing dalam negeri. Perluasan daya saing hingga ke luar negeri, menjadi tanggung jawab beberapa instansi daerah termasuk Disperindag dan BPT,
yang mana tupoksi mereka adalah termasuk dalam memfasilitasi akses pasar internasional.
Ind saing pro
membentu produk-pr
yang berk perasaan s
mereka be
Ke baik, dim
keduanya pasar dala
bersaing d tahunnya.
penambah pemasaran
pulau Jaw pihak gros
Pihak UPT abang.. dis
dikator kem oduk, dima
uk kepuasan roduk yang
kualitas baik senang kon
eli.
emampuan mana pangs
memiliki p am negeri
dengan usah Sedangka
han wilayah n mereka m
wa. Setelah sir ke seluru
T : “ kalau ebarkan lagi
20 40
60 80
Pan Nila
mampuan da ana produk
n konsume dihasilkan
k. Kepuasa nsumen terh
Gamb
Sumber: D daya saing
sa pasar d persentase m
dapat terc ha lain yang
an diversi h pemasaran
mencakup p itu, produk
uh pasar di I
disini kan ke Kaliman
65
gsa pasar DN
i produk
aya saing y k alas kak
ennya 75 para pelaku
an konsume hadap produ
bar 6. Indek
Data sekund g IKM alas
dalam nege masing-masi
cermin dari g sejenis dan
fikasi pas n di berbaga
pasar anyar, k tersebut ak
Indonesia.
yang nerima ntan, Sulawes
65
yang paling ki para pe
. Hal ini u usaha alas
en dalam p uk-produk a
k Daya Sain
der, diolah 2 s kaki Bog
ri dan div ing sebesar
kemampu n penambah
ar domest ai daerah. B
, paswapres kan di distr
anya pasar si, Sumatera,
60
Diversifikasi p
Kepuasan kon
besar terce elaku usaha
dapat dipa s kaki Bogo
enelitian in alas kaki B
ng 2012
gor termasu versifikasi
65 persen. uan usaha a
han jumlah tik dapat
Bagi para pe s, serta piha
ribusikan ke
anyar, jatine , Bali.. ke sel
75
pasar domest
nsumen
ermin pada a telah m
ahami meng or adalah pr
ni tercermin Bogor yang
uk pada kat pasar dom
Indikator pa alas kaki d
pelanggan s tercermin
engrajin, wi ak grosir se
embali oleh
egara, terus luruh Indone
ik 63
daya ampu
gingat roduk
n dari telah
tegori mestik,
angsa dalam
setiap dari
ilayah ekitar
h para
tanah esia “
Di sisi lain kemampuan daya saing terkait nilai produk juga termasuk pada kategori baik, dimana pencapaiannya sebesar 60 persen. Hal ini mencerminkan
bahwa produk alas kaki hasil industri kecil Bogor memiliki kemampuan yang baik dalam keberhasilannya dijual pada pelanggan baru.
Pihak UPT : “kualitas produk mereka baik.. coba dagangkan ke Kalimantan.. ternyata laku.. ”
4.9 Analisis SEM PLS Entrepreneurial Marketing dan Kebijakan Pemerintah