Kerugian Ekonomi akibat Konversi Lahan Peningkatan Jumlah Pupuk

46

6.3 Analisis Willingness to Pay Masyarakat PETI

Responden dalam penelitian ini berjumlah 35 responden yang terdiri dari penambang emas dan penambang pasir. 35 responden tersebut tidak semua bersedia mengeluarkan biaya untuk upaya perbaikan kualitas lingkungan dengan mengemukakan alasan-alasan yang mereka miliki. Perbandingan responden yang bersedia dan yang tidak bersedia membayar dalam upaya perbaikan kualitas lingkungan akibat kegiatan PETI dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Frekuensi kesediaantidak kesediaan responden Responden Frekuensi Persentase Bersedia 31 89 Tidak bersedia - Pekerjaan satu-satunya - Kebutuhan ekonomi - Tidak memiliki lahan 4 11 Total 35 100 Sumber: Data primer diolah 2013 Pada Tabel 8 dapat dilihat sebagian besar responden bersedia membayar untuk upaya perbaikan kualitas lingkungan yaitu sebanyak 31 orang 89, sedangkan 4 orang 11 tidak bersedia membayar. Alasan responden yang tidak bersedia membayar untuk upaya perbaikan kualitas lingkungan yaitu karena kebutuhan ekonomi yang kurang dari cukup serta pekerjaan tambang merupakan pekerjaan satu-satunya sehingga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masih kurang. Mereka juga tidak memiliki lahan untuk bekerja lainnya untuk menghasilkan pendapatan. Sesuai hasil survei dilapang diketahui bahwa responden yang tidak bersedia membayar ini merupakan responden yang bekerja sebagai penambang pasir.

6.3.1 Analisis Nilai Willingness to Pay

Pendekatan CVM dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui nilai WTP responden terhadap program reboisasi yang akan diterapkan dalam upaya perbaikan kualitas lingkungan pasca tambang. Hasil pelaksanaan CVM adalah sebagai berikut: 47 1. Membuat hipotesis pasar Berdasarkan pasar hipotesis yang telah dibangun ketika penelitian yaitu situasi hipotesis yang menggambarkan kondisi lingkungan pasca tambang di Desa Daya Murni di masa mendatang akan terjadi penurunan kualitas lingkungan. Sehingga, akan dilakukan upaya reboisasi untuk menanggulangi penurunan kualitas tersebut. Hal tersebut dimaksudkan agar lahan pasca tambang kembali baik dan sumber air bisa lebih baik. Maka dengan hal itu responden mendapatkan gambaran mengenai situasi hipotesis yang telah dibangun mengenai upaya perbaikan kualitas lingkungan dengan program reboisasi. 2. Mendapatkan nilai lelang WTP Teknik yang digunakan untuk mendapatkan nilai penawaran dilakukan dengan metode bidding game. Cara ini dilaksanakan dengan memberi pertanyaan kepada responden secara berulang-ulang apakah mereka ingin membayar sejumlah tertentu. Nilai tersebut bisa dinaikkan atau diturunkan tergantung respon dari pertanyaan sebelumnya. Pertanyaan dihentikan sampai nilai tetap yang diperoleh. Pada penelitian ini didapatkan penawaran nilai WTP dari Rp 5 000, Rp 10 000, Rp 15 000, Rp 20 000, dan Rp 25 000. 3. Menghitung Dugaan Rata-Rata Nilai WTP Tahap berikutnya adalah menghitung nilai rataan WTP setiap individu. Dugaan nilai rataan WTP responden dihitung dari distribusi data nilai WTP responden. Kelas WTP responden didapatkan dengan menentukan terlebih dahulu nilai WTP terkecil sampai nilai WTP terbesar yang ditawarkan responden. Data distribusi nilai WTP responden dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Mean WTP responden No WTP Responden Mean WTP Jumlah Frekuensi 1 5000 14 0.45 2250 2 10000 9 0.29 2900 3 15000 3 0.1 1500 4 20000 3 0.1 2000 5 25000 2 0.06 1500 Total 31 1 10150 Sumber: Data primer diolah 2013