10 meningkatnya pendapatan masyarakat, tumbuhnya usaha penunjang kegiatan
pertambangan seperti: usaha warung makan, pabrikasi alat-alat pertambangan konvensional. Dilihat dari sisi negatifnya adalah pencemaran terhadap air, baik
berupa erosi maupun larutnya unsur-unsur logam berat leaching karena sistem penirisan yang tidak baik, pencemaran udara berupa debu dan kebisingan oleh
mesin penyedot material, perubahan kontur, perubahan alur sungai akibat penambangan emas di sungai, dan perubahan bantaran sungai akibat
penambangan emas di tebing sungai.
2.3 Konversi Lahan
Menurut Lestari 2009 dalam Mustofa 2011, mendefinisikan alih fungsi lahan atau lazimnya disebut sebagai konversi lahan adalah perubahan fungsi
sebagian atau seluruh kawasan lahan dari fungsinya semula seperti yang direncanakan menjadi fungsi lain yang menjadi dampak negatif masalah
terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri. Alih fungsi lahan juga dapat diartikan sebagai perubahan untuk penggunaan lain disebabkan oleh faktor-faktor
yang secara garis besar meliputi keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang makin bertambah jumlahnya dan meningkatnya tuntutan akan mutu
kehidupan yang lebih baik. Menurut Isa 2006 faktor-faktor yang mendorong terjadinya konversi lahan
pertanian menjadi non pertanian adalah: 1.
Faktor kependudukan: pesatnya peningkatan jumlah penduduk telah meningkatkan permintaan tanah untuk perumahan, jasa, industri, dan fasilitas
umum lainnya. 2.
Kebutuhan lahan untuk kegiatan non pertanian antara laoin pembangaunan real estate, kawasan industri, kawasan perdagangan, dan jasa-jasa lainnya yang
memerlukan lahan yang luas. 3.
Faktor ekonomi: tingginya land rent yang diperoleh aktivitas sektor non pertanian dibandingkan sektor pertanian.
11
2.4 Persepsi
Menurut Effendy 1984 dalam Nurshusandari 2009, persepsi adalah penginderaan terhadap kesan yang timbul dari lingkungannya. Daya persepsi
seseorang dapat diperkuat oleh adanya pengetahuan dan pengalaman. Semakin sering seseorang menempatkan diri dalam komunikasi, akan semakit kuat daya
persepsinya. Secara umum persepsi seseorang dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu: 1 diri orang yang bersangkutan sikap, motivasi, kepentingan, pengalaman dan
harapan; 2 sasaran persepsi orang, benda atau peristiwa; 3 situasi keadaan lingkungan.
2.5 Kehilangan Pendapatan Loss of Earning
Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup nomor 14 tahun 2012 tentang panduan valuasi ekonomi ekosistem gambut menjelaskan mengenai
konsep metode valuasi ekonomi dalam penetapan nilai ekonomi total maupun nilai ekonomi kerusakan lingkungan digunakan pendekatan harga pasar yaitu
melalui pendekatan produktivitas, pendekatan modal manusia human capital atau pendekatan nilai yang hilang forgone earning, dan pendekatan biaya
kesempatan opportunity cost. Pendekatan Modal Manusia Human Capital
Pada pendekatan ini, valuasi yang dilakukan untuk memberikan harga modal manusia yang terkena dampak akibat perubahan sumber daya alam dan
lingkungan hidup SDALH. Pendekatan ini sedapat mungkin menggunakan harga pasar sesungguhnya ataupun dengan harga bayangan. Hal ini terutama dapat
dilakukan untuk memperhitungkan efek kesehatan dan bahkan kematian dapat dikuantifikasikan harga pasarnya. Salah satu pendekatan ini dapat dilakukan
melalui teknik pendekatan pendapatan yang hilang ForgoneLoss of Earning. -
Pendapatan yang Hilang ForgoneLoss of Earning Pendekatan ini dapat digunakan untuk menghitung kerugian akibat
pendapatan yang hilang karena perubahan fungsi lingkungan yang berdampak terhadap manusia.
12 Tahapan pelaksanaannya yaitu:
a Memastikan bahwa terjadi dampak yang signifikan terhadap perubahan sumber
daya akibat adanya perubahan fungsi lingkungan sehingga menyebabkan seseorang kehilangan kesempatan untuk memperoleh pendapatan dari sumber
daya tersebut. b
Mengidentifikasi sumber pendapatan yang hilang akibat terganggunya sumber daya.
c Menghitung seluruh potensi hilangnya pendapatan.
2.6 Konsep Willingness to Pay
Menurut Fauzi 2006, Willingness To Pay WTP adalah keinginan membayar seseorang terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumber daya
alam dan lingkungan. Sebagai contohnya adalah nilai yang hilang akibat degradasi lingkungan bisa diukur dari keinginan seseorang untuk membayar agar
lingkungan tersebut kembali ke aslinya atau mendekati aslinya. Nilai ekonomi sumber daya alam dan lingkungan dapat diperoleh langsung dengan menanyakan
kepada individu atau masyarakat mengenai keinginan mereka membayar willingness to pay barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumber daya alam.
Pengukuran yang dilakukan untuk mendapatkan nilai WTP digunakan pendekatan Contingent Valuation Method CVM.
Pendekatan CVM sering digunakan untuk mengukur nilai pasif nilai non pemanfaatan sumber daya alam atau sering juga dikenal dengan nilai keberadaan.
Contingent Valuation Method pada hakikatnya bertujuan untuk mengetahui keinginan membayar willingness to pay dari masyarakat dan atau keinginan
menerima willingness to accept. Di dalam tahap operasional pendekatan CVM terdapat lima tahap kegiatan atau proses. Tahapan tersebut dapat dikategorikan
sebagai berikut Fauzi 2006: 1.
Membuat hipotesis pasar Pada awal proses kegiatan CVM, terlebih dahulu membuat hipotesis pasar
terhadap sumberdaya yang akan dievaluasi.
13 2.
Mendapatkan nilai lelang Bids Tahap berikutnya dalam melakukan CVM adalah memperoleh nilai lelang.
Ini ddilakukan dengan melakukan survei, baik melalui survei langsung dengan kuesioner, wawancara melalui telepon, maupun lewat surat. Dari ketiga cara
tersebut survei langsung akan memperoleh hasil yang lebih baik. Tujuan dari survei ini adalah untuk memperoleh nilai maksimum keinginan membayar WTP
dari responden terhadap suatu proyek, misalnya perbaikan lingkungan. Nilai lelang bisa dilakukan dengan teknik:
Permainan lelang Bidding Game. Responden diberi pertanyaan secara berulang-ulang apakah mereka ingin membayar sejumlah tertentu. Nilai ini
kemudian bisa dinaikkan atau diturunkan tergantung respon atas pertanyaan sebelumnya. Pertanyaan dihentikan sampai nilai tetap yang diperoleh.
Pertanyaan terbuka. Responden diberikan kebebasan untuk menyatakan nilai moneter rupiah yang ingin dibayar untuk suatu proyek lingkungan.
Payment Cards. Responden diberi pertanyaan apakah mau membayar pada kisaran nilai tertentu dari nilai yang sudah ditentukan sebelumnya. Nilai ini
ditunjukkan kepada responden melalui kartu. Model referendum atau discrete choice dichotomous choice. Responden
diberi suatu nilai rupiah, kemudian diberi pertanyaan setuju atau tidak. 3.
Menghitung rataan WTP Setelah survei dilaksanakan, tahap berikutnya adalah menghitung nilai
rataan WTP setiap individu. Perhitungan ini biasanya didasarkan pada nilai mean rataan dan nilai median tengah.
4. Memperkirakan kurva lelang Bid Curve
Kurva lelang atau bid curve diperoleh dengan, misalnya meregresikan WTP sebagai variabel tidak bebas dependent variabel dengan beberapa variabel
bebas. Wi
= f I,E,A,Q Keterangan:
Wi = Nilai WTP
I = Pendapatan
E = Jenis pekerjaan
14 A
= Usia Q
= Pengeluaran 5.
Mengagregatkan data Tahap terakhir dalam teknik CVM adalah mengagregatkan rataan lelang
yang diperoleh pada tahap ketiga. Proses ini melibatkan konversi data rataan sampel ke rataan populasi secara keseluruhan. Salah satu cara untuk
mengkonversi adalah mengalikan rataan sampel dengan jumlah rumah tangga.
2.7 Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengukur pengaruh antara lebih dari satu variabel dependen variabel bebas terhadap variabel independen
variabel tak bebas. Menurut Juanda 2009, membahas model regresi berganda multiple regression model dengan asumsi bahwa peubah tak bebas respon Y
merupakan fungsi linear dari beberapa peubah bebas X
1
, X
2,
..., X
k,
dan komponen sisaan ε error. Persamaan model regresi linear berganda secara umum model
populasi adalah sebagai berikut:
Yi =
1
x
1i
+
2
X
2i
+
X
3i
+…+
k
X
ki
+ εi Keterangan:
Y = Fungsi linier dari beberapa peubah bebas X1, X2,...Xk dan komponen
sisaan ε
i = Nomor pengamatan dari 1 sampai n atau 1 sampai n untuk data
contoh sample X
ki
= Pengamatan ke-i untuk peubah X
k
Intersep model regresi
= Koefisien regresi X
1
, X
2
= Variabel bebas
2.8 Penelitian Terdahulu
Berdasarkan studi pustaka mengenai penelitian tentang dampak yang ditimbulkan dari kegiatan ekonomi dan juga mengenai masalah lingkungan,
diperoleh beberapa hasil penelitian yang mirip dengan penelitian ini. Penelitian
15 tersebut dijadikan sebagai bahan rujukan dalam penelitian ini dan dapat dilihat
pada Tabel 1. Tabel 1 Penelitian terdahulu
Peneliti Judul Penelitian
Analisis Hasil Penelitian
Merryna, A.
2009 Analisis Willingness to
Pay Masyarakatterhadap
Pembayaran Jasa
Lingkungan Studi
Kasus : Desa Curug Goong,Kecamatan
Padarincang,Kabupaten Serang, Banten
Analisis regresi logit,
Analisis CVM,
dan Analisis
regresi berganda
Nilai rataan WTP responden adalah Rp. 101literKK sedangkannilai total
WTP adalah Rp. 83.835liter. Faktor- faktor yang mempengaruhi nilaiWTP
responden adalah penilaian kualitas air, jumlah kebutuhan air,jarak rumah
ke sumber air dan rata-rata pendapatan rumah tangga.
Nursusandari, E. 2009
Persepsi, Preferensi