18 kesejahteraan masyarakatnya.
Bagan alur kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut:
Gambar 1 Kerangka Penelitian Dampak Negatif
- Penyempitan lahan perkebunan
- Penurunan kualitas
lingkungan - Rusaknya
lahan perkebunan
- Estimasi
Kerugian ekonomi
kelapa sawit Persepsi multi
stakeholder terkait kegiatan
pertambangan
Analisis deskriptif
CVM, Analisis regresi linear
berganda Loss of
earning
Rekomendasi Dampak Positif
- Penyerapan tenaga kerja
- meningkatkan pertumbuhan
perekonomian masyarakat
Perkebunan kelapa sawit
Terjadi konversi lahan perkebunan
menjadi pertambangan emas
dan pertambangan pasir
Analisis willingness to
pay WTP penambang
19
IV METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Daya Murni, Kecamatan Pelepat Ilir, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara
sengaja karena wilayah ini sudah cukup lama menjadi tempat penambangan dan belum pernah ada penelitian yang mengkaji mengenai dampak yang ditimbulkan
akibat kegiatan pertambangan. Pengambilan data primer dalam penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2013.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang dibutuhkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan secara langsung di lapangan melalui
wawancara terhadap responden dengan kuesioner. Pengumpulan data primer ini dimaksudkan untuk mengetahui persepsi multistakeholder terkait kegiatan
penambangan, kesediaan willingness to pay masyarakat penambang untuk perbaikan kualitas lingkungan akibat kegiatan PETI, dan informasi kerugian
ekonomi produksi kelapa sawit akibat kegiatan PETI. Data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik BPS Kabupaten Bungo, instansi terkait, buku,
internet, dan media lainnya yang mencakup penelitian ini.
4.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan teknik nonprobability sampling yaitu setiap unsur dalam populasi tidak memiliki kesempatan atau
peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel, bahkan probabilitas anggota populasi tertentu untuk terpilih tidak diketahui. Pemilihan unit sampling dalam
metode ini didasarkan pada pertimbangan atau penilaian subjektif dan tidak ada penggunaan teori probabilitas. Pemilihan sampel menggunakan metode accidental
sampling, metode ini dilakukan dengan memilih sampel dari orang atau unit yang
20 paling mudah dijumpai atau diakses Muhammad 2008. Penentuan jumlah
sampel dalam penelitian ini berdasarkan Gujarati 2007 yang menerapkan pengambilan sampel sekurang-kurangnya berjumlah 30 orang.
4.4 Metode Analisis Data
Hasil penelitian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif yaitu analisis deskriptif kualitatif, analisis regresi linier berganda, dan metode loss of earning.
Pengolahan data dilakukan dengan alat bantu komputer Microsoft Office Excell 2010 dan SPSS 16. Pada Tabel 2 dibawah ini diuraikan matriks analisis
yangakandigunakan untuk menjawab tujuan-tujuan dalam penelitian ini. Tabel 2 Matriks analisis data
No. Tujuan Penelitian
Sumber Data dan Jumlah sample Metode Analisis
Data 1
Mengidentifikasi persepsi
multistakeholder terkait
kegiatan PETI di Desa Daya Murni
Wawancara terhadap
5 stakeholder
Analisis deskriptif
2 Mengestimasi
kerugian ekonomi produksi kelapa sawit
akibat kegiatan PETIdi Desa Daya Murni
Wawancara dengan
media kuesioner
terhadap pemilik
perkebunan kelapa
sawit sebanyak 5 orang
Teknik
loss of earning
3 Analisis Willingness to Pay
WTP masyarakat PETI di Desa Daya Murni
Wawancara dengan
media kuesioner kepada 35 penambang
di Desa Daya Murni CVM, Analisis
regresi linier
berganda Sumber: Penulis 2013
4.4.1 Identifikasi Persepsi Multi Stakeholder terkait Kegiatan PETI
Identifikasi persepsi dilakukan dengan wawancara terhadap Multi Stakeholder tokoh setempat yang bertujuan untuk mengetahui keterkaitan antara
kegiatan PETI terhadap dampaknya. Dampak tersebut dilihat dari aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan baik bagi masyarakat penambang maupun non
penambang. Analisis yang akan digunakan untuk hasil penelitian ini adalah metode analisis deskriptif. Menurut Surakhmad 1990, metode analisis deskriptif
adalah metode yang membicarakan sekarang atau aktual dengan jalan mengumpulkan
data, menyusun,
mengklasifikasikan, menganalisa
dan menginterpretasikannya
.
21
4.4.2 Estimasi Kerugian Ekonomi akibat Konversi lahan
Nilai kerugian ekonomi produksi kelapa sawit akibat konversi lahan perkebunan kelapa sawit menjadi pertambangan didapatkan dengan melakukan
wawancara terhadap responden yang merupakan pemilik perkebunan kelapa sawit dengan kuesioner. Pertanyaan yang ditanyakan mengenai luas lahan perkebunan
kelapa sawit sebelum dan setelah adanya kegiatan konversi lahan menjadi pertambangan, produksi kelapa sawit dari sebelum dan setelah adanya
pertambangan, biaya operasional, dan jumlah pupuk. Hasilnya akan dihitung mengikuti panduan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup nomor 14 tahun 2012
tentang valuasi ekonomi ekosistem gambut yang menjelaskan mengenai konsep teknik kehilangan pendapatan loss of earning. Pelaksanaan metode memastikan
bahwa telah terjadi perubahan lingkungan yang signifikan terhadap suatu sumberdaya. Perhitungan akan menggunakan formula sebagai berikut:
Δ
P = P1
– P2 Keterangan:
Δ
P = Perubahan pendapatan kerugian Rp
P1 = Pendapatan sebelum ada konversi lahan perkebunan kelapa sawit Rp
P2 = Pendapatan setelah adakonversi lahan perkebunan kelapa sawit Rp
4.4.3 Analisis Willingness to Pay Masyarakat PETI
Untuk mendapatkan nilai WTP masyarakat PETI dilakukan dengan tahapan CVM Fauzi 2006 sebagai berikut:
1. Membuat hipotesis pasar
Pasar hipotesis dibentuk berdasarkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan yang disebabkan karena adanya kegiatan PETI di Desa Daya Murni.
Selain itu, belum pernah ada tindakan untuk memperbaiki atau meminimalkan dampak dari kegiatan tersebut, sehingga dikhawatirkan semakin parah.
Pemerintah akan memberlakukan kebijakan memperbaiki penurunan kualitas lingkungan akibat tambang dengan upaya program reboisasi. Perbaikan kualitas
lingkungan dimaksudkan agar kondisi lingkungan lebih baik, misalnya kondisi lahan tambang kembali subur sehingga kondisi lahan perkebunan lebih baik, dan
22 memperbaiki sistem hidrologi. Kebijakan tersebut membutuhkan dukungan dan
partisipasi para penambang. Berdasarkan pasar hipotesis tersebut responden akan memperoleh gambaran
tentang situasi pasar hipotesis yang dibangun mengenai upaya reboisasi untuk perbaikan kualitas lingkungan pasca tambang. Nilai pembayaran untuk program
reboisasi yang akan diberlakukan akan ditanyakan kepada responden mengenai besarnya biaya untuk membeli bibit pohon yang akan digunakan untuk reboisasi.
Setiap responden diberikan pertanyaan apakah mereka setuju atau tidak dengan pembayaran program reboisasi sebagai upaya konservasi yang akan dilakukan.
Sehingga pasar hipotesis ditawarkan dalam bentuk skenario sebagai berikut:
2. Mendapatkan nilai lelang WTP
Metode yang digunakan untuk mendapatkan nilai penawaran dilakukan dengan metode bidding game. Cara ini dilaksanakan dengan memberi pertanyaan
kepada responden secara berulang-ulang apakah mereka ingin membayar sejumlah tertentu. Nilai ini kemudian bisa dinaikkan atau diturunkan tergantung
respon atas pertanyaan sebelumnya. Pertanyaan dihentikan sampai nilai tetap yang diperoleh.
3. Menghitung Dugaan Rata-Rata Nilai WTP
Tahap berikutnya adalah menghitung nilai rataan WTP setiap individu. Perhitungan ini biasanya didasarkan pada nilai mean rataan dan nilai median
tengah. Perhitungan ini dapat digunakan dengan formula sebagai berikut: ∑
Keterangan: EWTP
= Dugaan rataan WTP WTPx
= Jumlah nilai WTP responden n
= Jumlah responden i
= Responden ke-i yang bersedia membayar “Bersediakah bapakibusaudarai berpartisipasi dalam perbaikan kualitas
lingkungan dengan kesediaankemampuan membayar, yang akan digunakan untuk upaya reboisasi pasca tambang di Desa Daya Murni
?”.
23 4.
Memperkirakan kurva lelang Bid Curve Kurva lelang atau bid curve diperoleh dengan meregresikan WTP sebagai
variabel tidak bebas dependent variabel dengan beberapa variabel bebas. Pendugaan menggunakan persamaan sebagai berikut:
Wi = f TP, JT, TPRT, KL, KA, PTdummy, PLdummy Keterangan:
Wi = Nilai WTP responden
TP = Tingkat pendidikan
JT = Jumlah tanggungan
TPRT = Pendapatan rumah tangga
KL = Kondisi lahan
KA = Kondisi air
PT = Dummy pekerjaan menambang 1 = utama; 0 = sampingan
PL = Dummy pekerjaan lain 1 = iya; 0 = bukan
5. Mengagregatkan data
Tahap terakhir dalam teknik CVM adalah mengagregatkan rataan lelang yang diperoleh pada tahap ketiga. Proses ini melibatkan konversi data rataan
sampel ke rataan populasi secara keseluruhan. Nilai total WTP dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
∑ Keterangan:
TWTP = Total WTP responden
WTP = WTP individu ke-i
i = Responden ke-i yang bersedia
ni = Jumlah sampel ke-i yang bersedia membayar sebesar WTP
n = Jumlah sampel
4.4.3.1 Analisis Fungsi Willingness to Pay
Analisis ini digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap besarnya nilai WTP responden. Analisis yang digunakan adalah regresi
linier berganda. Persamaan regresi besarnya nilai WTP dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
WTP = β +
β
1
TP
i
+ β
2
JT
i
+ β
3
TPRT
i
+ β
4
KL
i
+ β
5
KA
i
+ β
6
PLidummy + β
7
PT
i
dummy + e
i