Kondisi Air Penilaian Responden terhadap Lingkungan akibat Kegiatan PETI

40 perkebunan kelapa sawit. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan ekonomi bagi petani. - Hilangnya atau terjadinya penyempitan lahan perkebunan kelapa sawit yang berkepanjangan akan menghilangkan pekerjaan bagi buruh petani. Hal ini berdampak tidak baik bagi buruh-buruh tersebut. - Terganggunya perjalanan petanipengguna jalan akibat rusaknya perjalanan perkebunan yang disebabkan karena adanya truk pengangkut pasir yang keluar masuk melewati jalanan perkebunan. Hal ini menyebabkan menurunnya kenyamanan petani saat mereka akan melakukan aktivitasnya di perkebunan mereka. - Selain jalan perkebunan yang rusak, jalan desa juga mengalami perubahan yang mengakibatkan kenyamanan masyarakat pengguna jalan menurun. Hal ini ditandai amblasnya jalanan tersebut, lalu ditimbun dengan kerikil-kerikil atau batu-batuan. Adanya kerikil-kerikil atau batu-batuan tersebut menyebabkan jalanan tidak rata. - Selain itu, kendaraan truk yang sering melewati pemukiman mengganggu ketenangan warga. Misalnya, pada siang hari saat istirahat dan berkumpul dengan keluarga, truk pengangkut pasir masih tetap beroperasi.

b. Aspek Lingkungan

Dampak yang ditimbulkan dari kegiatan pertambangan ditinjau dari aspek lingkungan terdiri atas pertambangan emas dan pertambangan pasir. Kegiatan pertambangan dilihat dari kegiatannya yang mengkonversi lahan perkebunan kelapa sawit serta terhadap lahan yang di tambang. Dampak kegiatan pertambangan emas dari aspek lingkungan yaitu: - Terjadinya penyempitan lahan perkebunan kelapa sawit. Hal ini menggambarkan hilangnya sumberdaya alam yang dapat memberikan manfaat untuk jangka panjang. - Rusaknya struktur tanah. Rusaknya kondisi lahantanah yang ditambang menyebabkan tanah tidak dapat dimanfaatkan kembali untuk kegiatan pertanian. Dahulunya lahan pertambangan merupakan lahan perkebunan. - Lahan-lahan yang telah ditambang saat ini menjadi hamparan padang pasir. Selain itu terdapat lubang-lubang yang terisi oleh air hujan. 41 - Menurunnya kesuburan tanah. Kegiatan pertambangan emas yang dilakukan dengan menggali tanah mengakibatkan pasir terangkat keatas permukaan tanah. Hal ini mengakibatkan lapisan tanah menjadi tidak beraturan, sehingga tanah sudah tidak produktif lagi karena sudah tercampur atau tercemar oleh bahan kimia yang digunakan dalam kegiatan tambang. - Penurunan kesuburan tanah tidak hanya terjadi dilokasi yang ditambang saja, akan tetapi lahan perkebunan sekitar kawasan lokasi pertambangan juga mengalami penurunan kesuburan tanah. Hal ini ditandai dengan terjadinya peningkatan jumlah pupuk yang digunakan untuk perawatan perkebunan. Informasi peningkatan jumlah penggunaan pupuk didapatkan dari wawancara terhadap pemilik lahan perkebunan kelapa sawit yang dikonversi menjadi pertambangan. Selain itu tanaman kelapa sawit yang dekat lokasi pertambangan daunnya menguning, bahkan kelapa sawit sulit berproduksi bahkan tidak dapat berproduksi lagi. - Hilangnya aliran sungai kecil. Sungai kecil yang dulu terdapat di perkebunan dan terdapat species ikan, sekarang menjadi tidak beraturanhilang karena tertimbun oleh pasir-pasir. Dampak dari kegiatan pertambangan pasir merupakan dampak lanjutan dampak positif bagi masyarakat dari kegiatan pertambangan emas, karena penambangan pasir ini mengambil pasir dari lokasi bekas pertambangan emas yang terdapat banyak hamparan pasir. Dampak kegiatan pertambangan pasir dilihat dari aspek lingkungan yaitu sebagai berikut: - Lahan-lahan menjadi atau semakin tidak beraturan, karena pengambilan pasir dengan cara mengerukmengumpulkan membekaskan lubang dimana-mana. Apalagi jika kegiatan pengambilan terus berlangsung dan tidak adanya kegiatan yang menyeimbangkan konservasi maka dikhawatirkan untuk jangka panjang akan menjadikan lahan tersebut sama sekali tidak dapat dimanfaatkan. - Adanya penumpukan pasir dilokasi perkebunan kelapa sawit, dalam jangka waktu panjang akan meyebabkan kerusakan terhadap perkebunan itu sendiri. Selain itu tanah-tanah akan bercampur dengan pasir yang dapat mengakibatkan penurunan kesuburan tanah. 42 - Truk-truk pengangkut pasir yang melewati jalanan desa, mengakibatkan jalan menjadi rusak. Hal ini ditandai dengan amblasnya jalanan, sehingga untuk menimbun jalanan yang amblas dilakukan penimbunan dengan kerikilbatu- batuan. - Selain itu, untuk mengambil pasir truk pengangkut pasir masuk ke lahan perkebunan kelapa sawit. Hal ini juga dapat merusak jalanan perkebunan yang merupakan fasilitas para petani.

6.2 Kerugian Ekonomi akibat Konversi Lahan

Seiring dengan adanya kegiatan pertambangan yang mengkonversi lahan perkebunan kelapa sawit menyebabkan terjadinya penyempitam lahan perkebunan kelapa sawit. Hal ini yang menyebabkan terjadinya kehilangan pendapatan petani dari produksi kelapa sawit dari luas lahan yang ditambang. Sedangkan lahan perkebunan kelapa sawit yang tidak ditambang juga menerima dampak akibat adanya perubahan kondisi kesuburan tanah. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan jumlah pupuk yang digunakan untuk perawatan kelapa sawit. Peningkatan jumlah pupuk mengindikasikan peningkatan biaya operasional. Kondisi-kondisi tersebut merupakan kondisi kerugian yang diakibatkan karena adanya perubahan lingkungan setelah adanya kegiatan pertambangan.

a. Peningkatan Jumlah Pupuk

Peningkatan jumlah pupuk yang dibutuhkan untuk memupuk kelapa sawit merupakan salah satu dampak yang ditimbulkan dari adanya kegiatan pertambangan. Awal mula terjadinya perubahan kondisi lingkungan dikarenakan adanya kegiatan pertambangan emas yang mengkonversi lahan perkebunan kelapa sawit, selanjutnya pada lahan pasca tambang emas terkonversi lagi menjadi pertambangan pasir. Terjadinya perubahan penggunaan jumlah pupuk sebelum dan setelah terjadi konversi lahan menjadi pertambangan dapat dilihat pada Tabel 5. Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa jumlah pupuk yang digunakan sebelum terjadi konversi lahan perkebunan kelapa sawit menjadi pertambangan yaitu 84 karung pupuk dengan rata-rata 16.8 karung pupukorang2 hektarpemupukan.