Kondisi Lahan akibat PETI

39 sampai Rp 150 000. Bagi penambang pasir sampingan, pekerjaan ini dilakukan karena untuk mengisi waktu luang mereka daripada menganggur. - Adapun bagi penambang emas baik pekerja utama maupun sampingan merekapun mengandalkan pekerjaan tersebut, karena pekerjaan menambang yang hasilnya menjanjikan. Harga jual emasgram yang diketahui dari penambang pada saat itu berkisar antara Rp 400 000 hingga Rp 500 000. Adapun masyarakat penambang pasir merupakan masyarakat yang tingkat ekonominya menengah kebawah, sedangkan penambang emas merupakan masyarakat yang tingkat ekonominya menengah keatas. Hal ini cukup menggambarkan bahwa kegiatan pertambangan emas dan pasir sangat jauh berbeda, dilihat dari modal yang berbeda. Pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan pertambangan sangat menguntungkan bagi penambang. 2. Dampak Negatif Dampak negatif yang ditimbulkan dari kegiatan pertambangan dilihat dari aspek sosial dan ekonomi terhadap masyarakat baik penambang maupun masyarakat non penambang yaitu: - Dampak negatif bagi masyarakat penambang yaitu adanya kecelakaan yang menimpa penambang. Hal ini ditandai adanya beberapa pekerja yang meninggal dikarenakan tertimbun oleh tanah khusus penambang emas. Karena pekerjaan menambang merupakan pekerjaan berat yang dalam bekerjanya harus menggali tanah dengan kedalaman tertentu. - Kegiatan pertambangan marak pada tahun 1997-an, yang dilakukan dengan merusak lahan perkebunan kelapa sawit. Hal ini menimbulkan konflik bagi masyarakat non penambang, dengan melakukan aksi demo terhadap para penambang. Namun, cara ini tidak membuat jera para penambang malah kegiatan pertambangan semakin tersebar di berbagai desa di Kecamatan Pelepat Ilir. Hal ini dikarenakan faktor kebutuhan ekonomi, dan hasil pertambang yang menjanjikan penambangnya. - Hilangnya sebagian lahan perkebunan kelapa sawit yang dikonversi menjadi lahan pertambangan menyebabkan penurunan pendapatan petani dari produksi kelapa sawit. Konversi lahan menyebabkan terjadinya penyempitan lahan 40 perkebunan kelapa sawit. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan ekonomi bagi petani. - Hilangnya atau terjadinya penyempitan lahan perkebunan kelapa sawit yang berkepanjangan akan menghilangkan pekerjaan bagi buruh petani. Hal ini berdampak tidak baik bagi buruh-buruh tersebut. - Terganggunya perjalanan petanipengguna jalan akibat rusaknya perjalanan perkebunan yang disebabkan karena adanya truk pengangkut pasir yang keluar masuk melewati jalanan perkebunan. Hal ini menyebabkan menurunnya kenyamanan petani saat mereka akan melakukan aktivitasnya di perkebunan mereka. - Selain jalan perkebunan yang rusak, jalan desa juga mengalami perubahan yang mengakibatkan kenyamanan masyarakat pengguna jalan menurun. Hal ini ditandai amblasnya jalanan tersebut, lalu ditimbun dengan kerikil-kerikil atau batu-batuan. Adanya kerikil-kerikil atau batu-batuan tersebut menyebabkan jalanan tidak rata. - Selain itu, kendaraan truk yang sering melewati pemukiman mengganggu ketenangan warga. Misalnya, pada siang hari saat istirahat dan berkumpul dengan keluarga, truk pengangkut pasir masih tetap beroperasi.

b. Aspek Lingkungan

Dampak yang ditimbulkan dari kegiatan pertambangan ditinjau dari aspek lingkungan terdiri atas pertambangan emas dan pertambangan pasir. Kegiatan pertambangan dilihat dari kegiatannya yang mengkonversi lahan perkebunan kelapa sawit serta terhadap lahan yang di tambang. Dampak kegiatan pertambangan emas dari aspek lingkungan yaitu: - Terjadinya penyempitan lahan perkebunan kelapa sawit. Hal ini menggambarkan hilangnya sumberdaya alam yang dapat memberikan manfaat untuk jangka panjang. - Rusaknya struktur tanah. Rusaknya kondisi lahantanah yang ditambang menyebabkan tanah tidak dapat dimanfaatkan kembali untuk kegiatan pertanian. Dahulunya lahan pertambangan merupakan lahan perkebunan. - Lahan-lahan yang telah ditambang saat ini menjadi hamparan padang pasir. Selain itu terdapat lubang-lubang yang terisi oleh air hujan.