Jarak Tempat Tinggal Ke Lokasi Kerja Pekerjaan Menambang

38 VI HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Persepsi Multi Stakeholder terkait Kegiatan PETI

Hasil dari wawancara terhadap para tokoh-tokoh masyarakat dan salah satu masyarakat sekitar kawasan tambang memiliki perbedaan persepsi mengenai keterkaitan kegiatan pertambangan. Persepsi kegiatan pertambangan dikaitkan dengan aspek sosial - ekonomi dan aspek lingkungan. Penjelasan aspek-aspek tersebut dapat dilihat dalam uraian sebagai berikut:

a. Aspek Sosial dan Ekonomi

Berdasarkan hasil wawancara mengenai persepsi keterkaitan kegiatan pertambangan dilihat dari aspek sosial-ekonomi. Persepsi ini dilihat dari sudut pandang yang berbeda yaitu dampak positif dan dampak negatif. Pemaparan dapat dilihat sebagai berikut: 1. Dampak Positif Dampak positif yang ditimbulkan kegiatan pertambangan baik pertambangan emas atau pasir dilihat dari aspek sosial dan ekonomi bagi sebagian masyarakat di Desa Daya Murni, yaitu masyarakat yang bekerja sebagai penambang emas dan pasir. - Terbukanya lapangan pekerjaan: terjadi penyerapan tenaga kerja bagi masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan, baik penduduk asli atau pendatang. Tersedianya pekerjaan menambang tersebut ada yang menjadikannya sebagai pekerjaan utama ataupun sebagai pekerjaan sampingan. Penambang di Desa Daya Murni yang tercatat dalam penelitian ini sebanyak 35 orang, terdiri dari 18 penambang emas dan 17 penambang pasir. Pekerjaan menambang utama sebanyak 9 penambang, selebihnya adalah merupakan pekerjaan sampingan. - Pendapatan bagi masyarakat yang sebelumnya adalah pengangguran. Berdasarkan hasil wawancara, khususnya penambang pasir utama penghasilan yang mereka dapatkan dari menambang pasir cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun, dari usaha pertambangan pasir tersebut tidak setiap hari mereka mendapat masukan karena pasir yang mereka kumpulkan tidak setiap hari terjual. Harga jual pasirtrip adalah berkisar antara Rp 100 000 39 sampai Rp 150 000. Bagi penambang pasir sampingan, pekerjaan ini dilakukan karena untuk mengisi waktu luang mereka daripada menganggur. - Adapun bagi penambang emas baik pekerja utama maupun sampingan merekapun mengandalkan pekerjaan tersebut, karena pekerjaan menambang yang hasilnya menjanjikan. Harga jual emasgram yang diketahui dari penambang pada saat itu berkisar antara Rp 400 000 hingga Rp 500 000. Adapun masyarakat penambang pasir merupakan masyarakat yang tingkat ekonominya menengah kebawah, sedangkan penambang emas merupakan masyarakat yang tingkat ekonominya menengah keatas. Hal ini cukup menggambarkan bahwa kegiatan pertambangan emas dan pasir sangat jauh berbeda, dilihat dari modal yang berbeda. Pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan pertambangan sangat menguntungkan bagi penambang. 2. Dampak Negatif Dampak negatif yang ditimbulkan dari kegiatan pertambangan dilihat dari aspek sosial dan ekonomi terhadap masyarakat baik penambang maupun masyarakat non penambang yaitu: - Dampak negatif bagi masyarakat penambang yaitu adanya kecelakaan yang menimpa penambang. Hal ini ditandai adanya beberapa pekerja yang meninggal dikarenakan tertimbun oleh tanah khusus penambang emas. Karena pekerjaan menambang merupakan pekerjaan berat yang dalam bekerjanya harus menggali tanah dengan kedalaman tertentu. - Kegiatan pertambangan marak pada tahun 1997-an, yang dilakukan dengan merusak lahan perkebunan kelapa sawit. Hal ini menimbulkan konflik bagi masyarakat non penambang, dengan melakukan aksi demo terhadap para penambang. Namun, cara ini tidak membuat jera para penambang malah kegiatan pertambangan semakin tersebar di berbagai desa di Kecamatan Pelepat Ilir. Hal ini dikarenakan faktor kebutuhan ekonomi, dan hasil pertambang yang menjanjikan penambangnya. - Hilangnya sebagian lahan perkebunan kelapa sawit yang dikonversi menjadi lahan pertambangan menyebabkan penurunan pendapatan petani dari produksi kelapa sawit. Konversi lahan menyebabkan terjadinya penyempitan lahan