Pengujian Parameter Analisis Willingness to Pay Masyarakat PETI
29 dari lahan perkebunan kelapa sawit yang ditambang dan produksi kelapa sawit
dari perkebunan kelapa sawit itu sendiri. Berdasarkan informasi yang didapat dari pemilik perkebunan kelapa sawit
yang ditambang di Desa Daya Murni harga kontrak lahan ditentukan sesuai dengan luas lahan yang dijadikan lokasi pertambangan. Lahan perkebunan kelapa
sawit yang dijadikan lokasi pertambangan seluas 3 hektar dari 10 hektar dengan jumlah pemilik 5 orang, sedangkan sisa lahan perkebunan kelapa sawit yang
masih utuh adalah 7 hektar. Informasi luas lahan perkebunan kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Luas lahan perkebunan kelapa sawit yang terkonversi
No. Luas lahan Ha
Sebelum Setelah
Terkonversi ditambang 1
2 1.5
0.5 2
2 1
1 3
2 1.5
0.5 4
2 1.5
0.5 5
2 1.5
0.5 Total
10 7
3 Sumber: Data primer diolah 2013
Pada Tabel 4 diketahui bahwa luas lahan perkebunan kelapa sawit milik petani masing-masing sebelum ada kegiatan pertambangan adalah 2 hektar.
Pemilikan luas lahan perkebunan tersebut didapatkan dari pemerintah sebagai penduduk transmigran, yang dalam kurun waktu tertentu pemilikan lahan
perkebunan kelap sawit tersebut menjadi milik pribadi. Diketahui seluruh luas lahan yang terkonversi atau lahan perkebunan yang
dijadikan sebagai lokasi pertambangan adalah 3 hektar, dengan rincian perkebunan yang terkonversi milik setiap petani antara 0.5 hektar dan 1 hektar.
Harga kontrak lahan antar petani berbeda-beda sesuai dengan kesepakatan antara penambang dengan pemilik perkebunan kelapa sawit.
Kegiatan pertambangan emas tersebut meninggalkan lahan-lahan bekas tambang yang sudah menjadi padang pasir. Adanya tumpukan pasir yang sangat
banyak, dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat Desa Daya Murni untuk kegiatan usaha pertambangan pasir. Kegiatan pertambangan pasir ini ada yang dijadikan
sebagai lapangan pekerjaan utama maupun pekerjaan sampingan.
30 Dampak dari kegiatan pertambangan menyebabkan terjadinya perubahan
pada produksi kelapa sawit, hal ini dikarenakan terjadi penyempitan lahan perkebunan. Perubahan yang terjadi tidak hanya produksinya saja, akan tetapi
dengan lahan perkebunan kelapa sawit yang lebih sempit terjadi peningkatan jumlah pupuk yang dibutuhkan untuk perawatan perkebunan kelapa sawit. Hal ini
sangat erat kaitannya dengan kegiatan pertambangan tersebut yang menyebabkan penurunan kesuburan tanah. Disisi lain adanya truk pengangkut pasir yang masuk
ke lahan perkebunan ikut berpartisipasi dalam perubahan kondisi lahan perkebunan.