Membaca bersama Menulis bersama penulis

40 Berdasarkan uraian diatas, dapat dijelaskan bahwa literasi informasi bukan hanya sekedar proses mencari dan menelusur informasi saja. Melainkan literasi informasi dapat juga menjadikan seseorang mempunyai skill untuk mengevaluasi, mengelola dan menyebarluaskan informasi yang telah diperoleh. Hal ini diperkuat dengan teori model empowering 8, disebutkan bahwa salah satu kemampuan literasi informasi yaitu dapat menciptakan informasi menggunakan kata-kata sendiri, kemudian informasi yang telah dihasilkan dapat dipresentasikan dan disebarluaskan.

D. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan suatu studi tentang pemberdayaan masyarakat disebuah komunitas atau TBM. Penelitian terdahulu dijadikan sebagai acuan yang diharapakan dapat memberikan gambaran tentang pemberdayaan masyarakat melalui program literasi informasi.

1. Jurnal

Rafi Ramadhan pada tahun 2013. “Penelitian ini berjudul “Analisis Aktivitas Pemberdayaan Masyarakat dalam Meningkatkan Minat Baca pada Komunitas Insan Baca.” Tipe penelitian yang digunakan pada artikel ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif. Skripsi ini membahas tentang aktivitas yang dilakukan oleh komunitas Insan Baca dengan menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat. 45 45 Rafi Ramadhan, “Analisis Aktifitas Pemberdayaan Masyarakat dalam Meningkatkan Minat Baca pada Komunitas Insan Baca,” Media Libri-Net Vol. 2 No. 2 Juli, 2013 41

2. Skripsi

Syamsul Bahri 2013 jurusan Pengembangan Masyarakat Islam fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Penelitiannya berjudul “Peran TBM Cakruk Pintar dalam Pemberdayaan Masyarakat Nologaten Caturtunggal Sleman, Yogyakarta.” Dalam skripsi ini jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif, menggunakan metode deskriptif yang sumber datanya berasal dari teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Yang membedakan pada penelitian ini terletak diperumusan masalahnya. Peneliti membahas skripsi tentang upaya TBM dan solusi mengatasi hambatan dalam pemberdayaan masyarakat melalui program literasi informasi. Sedangkan Syamsul Bahri memfokuskan pada peran dan perubahan masyarakat setelah mengikuti program pemberdayaan masyarakat.