Seni Usaha yang dilakukan oleh TBM Rumah Dunia dalam

74 rumah ke Rumah Dunia didiskusikan bersama sampai akhirnya masyarakat menyadari bahwa kolektifitas itu penting. 74 Selain itu, Gol A Gong terus berupaya untuk memberikan yang terbaik kepada masyarakat yang ingin belajar. Meskipun tidak dapat memberikan bantuan secara materi, namun Gol A Gong mengajarkan kepada relawan untuk memberikan tenaga, pikiran dan waktunya untuk didedikasikan kepada masyarakat. Menurut Gol A Gong, ini merupakan jihad di jalan Allah, karena dia sebagai orang yang dituakan di Rumah Dunia harus mencontohkan bahwa harus total dalam mengurusi Rumah Dunia, termasuk menghadapi perbedaan karakter yang ada di masyarakat. 75 2 Sarana dan prasarana Kendala selanjutnya yang dihadapi TBM Rumah Dunia yaitu sarana dan prasarana. Meskipun jika dilihat sekilas mata, TBM Rumah Dunia sudah mempunyai gedung yang terlihat mewah, tapi menurut Gol A Gong gedung tersebut belum selesai. Di dalam gedung tersebut, ada sarana yang sebenarnya belum lengkap, misalnya audio visual. Gol A Gong menginginkan di Rumah Dunia bisa memutar film setiap minggunya, sehingga ada kegiatan nonton bersama di Rumah Dunia. 76 Namun karena karena ketebatasan infocus yang ada satu buah dan kadang dipakai untuk kegiatan perpustakaan keliling 74 Wawancara dengan Gol A Gong, Serang, 26 April, 2015 75 Wawancara dengan Gol A Gong, Serang, 26 April 2015 76 Wawancara dengan Gol A Gong, Serang 26 April 2015 75 juga, menyebabkan kegiatan nonton bersama di Rumah Dunia belum terlaksana sepenuhnya. Selain itu, fasilitas seperti komputer dan ruang sekretariat masih apa adanya. Meskipun dulu Rumah Dunia sempat mendapatkan komputer beberapa unit dari sponsor, namun untuk saat ini komputer yang ada di Rumah Dunia hanya tinggal satu buah. Itu pun kadang sering rusak dan terkena virus. Kemudian, sekretariat yang belum sempurna juga merupakan salah satu kendala di Rumah Dunia. Gol A Gong menginginkan ruang sekretariat bisa diperbaiki lagi supaya bisa digunakan untuk kegiatan rapat pengurus atau hal yang lainnya. Untuk mengatasi masalah tersebut, Gol A Gong berupaya untuk mencari dana tambahan dari usahanya sendiri. Hal ini disebabkan karena dari pihak pemerintah kurang mendukung pada komunitas yang terlalu mengkritik Banten. Gol A Gong beserta Rumah Dunia memang kurang suka terhadap pemerintah Banten, apalagi terhadap masalah korupsi. Oleh karena itu, Gol A Gong lebih senang mencari dana sendiri, misalnya dengan cara para relawan atau peserta Rumah Dunia menerbitkan buku, lalu keuntungan dari hasil penjualan buku tersebut disumbangkan ke Rumah Dunia untuk membantu acara-acara selanjutnya. Selain itu, saat ini Gol A Gong sedang merintis film layar