Ode kampung Usaha yang dilakukan oleh TBM Rumah Dunia dalam

70 Seperti apa yang dirasakan oleh salah satu masyarakat kampung Ciloang yang kini telah sukses setelah belajar di Rumah Dunia. Muhzen Den, atau yang akrab disapa dengan kang Deden menuturkan bahwa dia bergabung di Rumah Dunia sejak kelas 2 SMP. Kang Deden mendedikasikan dirinya ke Rumah Dunia untuk mengubah hidupnya dengan terus belajar, sehingga dia bisa menikmato pendidikan sampai perguruan tinggi. Manfaat secara pribadi, dia bisa mengakses buku dengan mudah, sehingga jadi gemar membaca dan menulis. Kemudian perubahan yang dia rasakan ketika bergabung di Rumah Dunia adalah dia jadi memiliki keluarga sosial yang sama-sama mempunyai mimpi untuk berubah. Melihat latar belakang keluarga kang Deden yang sebagai anak pemulung, sehingga dia terbantu dengan adanya Rumah Dunia. Dengan begitu, dia mempunyai harapan besar untuk semangat belajar dan bercita- cita. 69 Muhzen Den ini merupakan generasi pertama di kampung Ciloang yang pertama kali berhasil mendapatkan gelar sarjana pendidikan dari program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan sampai sekarang mulai banyak teman-teman Muhzen Den yang mengikuti jejaknya, belajar sampai perguruan tinggi. Kini Muhzen Den telah menjadi seorang editor di koran Seputar Indonesia. 69 Karena narasumber berada di Jakarta dan saat itu kondisinya tidak bisa ditemui, obrolan dilakukan menggunakan fasilitas facebook messenger dengan Muhzen Den, Cilegon, 1 Mei 2015 71 Jelas sekali, perubahan yang dirasakan oleh masyarakat kampung Ciloang setelah berdirinya TBM Rumah Dunia. Berkat adanya Rumah Dunia, kini banyak masyarakat yang melanjutkan pendidikannya sampai perguruan tinggi.

b. Seni

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, sebelum adanya Rumah Dunia, masyarakat cendrung untuk bekerja. Namun setelah adanya Rumah Dunia, masyarakat mulai kreatif dalam bidang seni. Meskipun belum terlihat begitu signifikan, namun Rumah Dunia berhasil menjadikan seni sebagai kegiatan yang menyenangkan. Adapun kegiatan dalam bidang seni di Rumah Dunia ada dua, yaitu: seni musik dan seni teater. Untuk seni musik, Rumah Dunia lebih memfokuskan pada musikalisasi puisi. Bentuk kegiatan ini berupa menjadikan puisi sebagai sebuah lagu yang nantinya bisa dinyanyikan dengan diiringi alat musik gitar. Kegiatan ini pertama kali ini rintis oleh Firman Venayaksa. Kemudian sekarang diteruskan oleh Muhammad Arif Baehaqi dan teman-teman. 70 Selain itu ada juga seni pertunjukkan teater. Seni teater di Rumah Dunia sudah ada sejak pertama kali Rumah Dunia dibangun, yaitu pada tahun 2002. Yang pertama kali merintis seni teater ini merupakan relawan 70 Hasil keterlibatan dan pengamatan penulis dalam beberapa aktivitas di Rumah Dunia 72 Rumah Dunia terdahulu seperti Teh Nazlah, Kak Budi, Kak Peter, Teh Mut, Kak Dedi dan Teh Ade. 71 Setelah ke enam relawan tersebut, barulah generasi Suni dan Aeni yang meneruskannya. Rumah Dunia sudah sering menampilkan pertunjukkan teater, baik tampil di Rumah Dunia, kampus-kampus di Banten dan pernah juga beberapa kali tampil di Jakarta. Terakhir pentas pada acara jambore TBM se-Indonesia yang kebetulan acaranya bertempat di Rumah Dunia. Kemudian setelah acara itu, mereka diundang oleh dompet dhuafa ke Bulungan, Jakarta Timur, mereka menampilkan pementasan teater yang berjudul “Dampu Awang Rumah Dunia.” 72

2. Solusi mengatasi kendala dalam melakukan pemberdayaan

masyarakat Dalam pemberdayaan masyarakat, TBM Rumah Dunia sebagai fasilitator di lingkungan sekitar, tentunya ada berbagai macam kendala yang dihadapi. Adapun berbagai macam kendala yang dihadapi oleh TBM Rumah Dunia dalam melakukan pemberdayaan masyarakat sebagai berikut: 71 Karena penulis berada di Jakarta, sedangkan narasumber di Serang, sehingga tidak memungkinkan untuk bertemu. Maka obrolan dilakukan melalui facebook messenger dengan Suni Ahwa, pada 4 Mei 2015 72 Karena penulis berada di Jakarta, sedangkan narasumber di Serang, sehingga tidak memungkinkan untuk bertemu. Maka obrolan dilakukan melalui facebook messenger dengan Suni Ahwa, pada 4 Mei 2015