Ketakutan fear Kendala dalam pemberdayaan masyarakat

30 melek huruf. Karena huruf sama artinya dengan dengan aksara, maka diperkenalkan istilah melek huruf. Selain itu, literate juga dapat diartikan sebagai educate yang berarti terdidik atau berpendidikan. Hal ini dikarenakan untuk bisa membaca dan menulis, seseorang perlu mendapatkan pendidikan dari orang lain. 33 Pengertian yang luas tentang literasi sebagai terdidik mengakibatkan kata literasi banyak digunakan untuk berbagai istilah, termasuk istilah literasi informasi. Dalam Rosa Widyawan, literasi informasi pertama kali dilaporkan oleh Paul G Zurkowski pada tahun 1974 dalam proposalnya yang ditujukan kepada The National Commission on Libraries and Information Science NCLIS. Zurkowski mengungkapkan bahwa literasi informasi merupakan keterampilan dan teknik yang dimiliki oleh seseorang yang literat informasi untuk memanfaatkan sejumlah sarana informasi yang juga sebagai sumber utama dalam membuat solusi informasi terhadap masalah mereka. 34 Sedangkan menurut Burchinal pada tahun 1976, dalam makalah presentasinya di Perpustakaan Universitas Texas AM menjelaskan bahwa untuk menjadi seseorang yang literat informasi harus memiliki satu paket keterampilan. Termasuk bagaimana menemukan dan menggunakan informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah dan mengambil 33 Arif Rifai Dwiyanto, “Peran Perpustakaan Nasional RI dalam Mengembangkan Literasi Info rmasi sebagai Amanat Konstitusi,” artikel diakses pada 1 April 2015 dari www.pnri.go.id 34 Rosa Widyawan, Pelayanan Referensi Berawal dari Senyuman. Bandung: CV. Bahtera Ilmu, 2012, h. 166-167 31 keputusan secara efektif dan efisien. 35 Melihat perkembangan zaman yang semakin maju dan banyaknya informasi yang dikemas dalam berbagai macam bentuk yang bisa diakses secara mudah, masyarakat diharuskan memiliki kemampuan literasi informasi agar mampu mengikuti perkembangan informasi. Sedangkan menurut Chartered Institution for Library and Information Professional CILIP dalam Rhoni Rodin, literasi informasi merupakan cara mengetahui kapan dan bagaimana membutuhkan informasi, di mana menemukannya, dan bagaimana menyaring informasi yang didapat, juga menggunakan dan berkomunikasi dengan cara yang baik. 36 Merujuk pada salah satu definisi yang diberikan oleh UNESCO dalam Diao Ai Lein, maka literasi informasi dapat berarti sebagai kemampuan untuk menyadari kebutuhan informasi saat informasi tersebut diperlukan, mengidentifikasi dan menemukan lokasi informasi yang diperlukan, mengevaluasi informasi secara kritis, mengorganisasikan dan mengintegrasikan informasi dalam pengetahuan yang sudah ada, memanfaatkan serta mengkomunikasikannya secara efektif, legal dan etis. 37 35 Michael B Eisenbe.rg, dkk., Information Literacy: Essential Skills for the information Age. Libraries Unlimited: Westpost, 2004, h. 3. 36 Rhoni Rodin, “Literasi Informasi di Perpustakaan Perguruan Tinggi,” Media Pustakawan, Vol. 20 No. 4 2013, h. 41. 37 Diao Ai Lein dkk., Literasi Informasi: Tujuh Langkah Knowledge Management. Jakarta: Universitas Atma Jaya, 2010, h. 2.