PENDAHULUAN LANDASAN TEORI Semiotika Jihad Fi Sabilillah ‘Ibnu Battutah’ Dalam Film Journey To Mecca

13

BAB II KERANGKA TEORITIS

A. Tinjauan Umum Film

1. Definisi Film

Film, menurut Kamus Bahasa Indonesia KBI didefinisikan sebagai selaput tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat gambar negatif yang akan dibuat potret. Di samping itu, film juga merupakan media untuk tempat gambar positif yang akan dimainkan di bioskop, dan film diartikan sebagai lakon cerita gambar hidup. 1 Kemudian, menurut UU No. 23 Tahun 2009 tentang perfilman Pasal 1 menyebutkan bahwa film merupakan karya seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat berdasarkan kaidah sinematografi dengan atau tanpa suara dan dapat dipertunjukkan. 2 Film merupakan salah satu bagian dari media massa. Film berperan sebagai sarana komunikasi yang digunakan untuk penyebaran hiburan, menyajikan cerita, peristiwa, drama, dan sajian teknis lainnya kepada masyarakat. Secara etimologis, film disebut sebagai Moving Images gambar bergerak. Awalnya film lahir sebagai bagian dari perkembangan teknologi. Film ditemukan dari hasil pengembangan prinsip-prinsip fotografi dan proyektor. Thomas Edison, untuk kali pertamanya mengembangkan kamera 1 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia Jakarta: Pusat Bahasa, 2008, h. 414. 2 Undang-U ndang No. 23 Tahun 2009 tentang perfilman, Pasal 1. citra bergerak pada tahun 1888 ketika itu ia membuat film berdurasi sepanjang 15 detik. 3 Menurut Prof. Dr. Azhar Arsyad, M. A, film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame dimana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Film bergerak dengan cepat dan bergantian sehingga memberikan daya tarik tersendiri. 4 Selain itu, film memiliki hubungan yang sangat erat dengan kebudayaan. Seperti apa yang dikatakan oleh James Monaco, bahwa memahami film adalah memahami bagaimana setiap unsur, baik sosial, ekonomi, politik, budaya, psikologi dan estetis film masing- masing mengubah diri dalam hubungan yang dinamis. 5 Dalam pembuatan film diperlukan proses pemikiran dan proses teknik. Proses pemikiran berupa pencarian ide, gagasan, dan cerita yang akan digarap. Proses teknik berupa keterampilan artistik untuk mewujudkan ide dan gagasan menjadi sebuah film yang siap ditonton. Pencarian ide dan gagasan ini dapat berasal dari mana saja, seperti novel, cerpen, puisi, dongeng, bahkan dari sejarah masa lampau. 6 Sebagai karya seni, film memiliki kemampuan kreatif. Film mempunyai kesanggupan untuk menciptakan suatu realitas rekaan sebagai bandingan terhadap realitas. Realitas yang ditampilkan dalam film adalah realitas yang dibangun oleh pembuat film dengan mengangkat nilai-nilai atau 3 Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotik Media, Yogyakarta: Jalasutra, 2010, h. 132. 4 Azhar Arsyad, Media Pengajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003, cet. Ke-5, h. 48. 5 Teguh Trianton, Film Sebagai Media Belajar, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013, h. 49. 6 Ekky Imanjaya, Why Not: Remaja Doyan Nonton, Bandung: PT Mizan Bunaya Kreativa, 2004, h. 10.