Mati syahid Derajat Jihad fi Sabilillah

memperjuangkan hal tersebut hingga mengalahkan kebatilan. Tetapi hal itu tidak dapat terlaksana dengan sendirinya, kecuali melalui perjuangan jihad. Firman Allah SWT dalam surat Al-Furqaan [25] ayat 52, yang berbunyi:         “Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al- Qur‟an dengan jihad yang besar.” Allah mewajibkan jihad pada setiap muslim sebagai suatu kewajiban yang tegas. Allah memberikan seruan ajakan yang paling besar untuk jihad, memberikan pahala yang paling utama bagi para mujahid orang yang berjuang membela agama Islam dan syuhada orang-orang yang mati syahid. Tidak ada yang dapat menyertai mereka dalam hal pahala kecuali orang yang melakukan jihad. Allah akan memberikan mereka keistimewaan-keistimewaan rohani dan amaliah di dunia dan di akhirat yang tidak pernah keistimewaan itu diberikan kepada selain mereka. Allah akan menjadikan darah-darah mereka yang suci sebagai catatan di dunia serta tanda kemenangan dan keberuntungan di akhirat. 40

D. Profil Ibnu Battutah

Muhammad bin Abdillah bin Muhammad bin Ibrahim Al-Lawati At- Thanji Abu Abdullah Ibnu Battutah Ibnu Battutah adalah seorang tokoh terkemuka pada abad ke 14. Ia dijuluki sebagai petualang pelancong muslim terbesar sepanjang masa. Ia dikenal dengan berbagai macam kisah perjalanannya mengelilingi dunia. Lahir di kota Thanjah Tangier, Maroko 40 Al-Imam Abu al- A‟la al-Maududi, dkk, Jihad Bukan Konfrontasi: meluruskan Makna Jihad Islam dalam Realitas Kehidupan Masyarakat Modern , h. 77-78. pada tahun 1304. 41 Ibnu Battutah dibesarkan dalam keluarga yang taat menjaga tradisi Islam. Ia juga merupakan seorang pemuda sekaligus pelajar yang sangat berbakat. Selama masa remajanya Ibnu Battutah telah memperoleh nilai-nilai dan kepekaan seorang pemuda yang berpendidikan. Terbukti ia berhasil menyelesaikan studinya di sekolah Sunni Maliki yang mengajarkan perihal hukum Islam yang dominan di Afrika Utara pada saat itu. Nama Ibnu Battutah telah dicatat dalam kepustakaan-kepustakaan sejarah dunia, khususnya sejak abad pertengahan sampai zaman modern. Namanya masyur di mata para ilmuan Muslim maupun Barat. Banyak buku atau karya ilmiah disusun bersumber dari memoarnya, Rihlah Ibnu battutah. Judul asli memoar itu, yang merupakan catatan perjalanan sebagaimana yang didiktekan kepada Ibnu Juzai Al-Kalbi adalah Tuhfah an Nuzhar fi Gharabil Amshar wa‟Ajaibil asfar Hadiah Berharga dari Pengalaman Menyaksikan Negeri-negeri Asing dan Menjalani Perjalanan-perjalanan Ajaib. Karya besarnya itu kini sudah diterjemahkan ke beberapa bahasa dunia, salah satunya dalam bahasa Indonesia. Ibnu Battutah memulai perjalanan pada usia 21 tahun untuk menunaikan ibadah haji menuju ke Tanah Suci Mekah. Perjalanan tersebut berlangsung selama 18 bulan. Perjalanan ditempuh melalui jalur darat. Ia berjalan menyusuri pantai Utara Afrika melewati Aljazair, Tunisia, Tripoli, Alexandria, Kairo, Jarusalem, singgah di Damaskus, Madinah, hingga sampai pada tujuannya yakni Mekah. Ia melakukan perjalanan ini seorang diri tanpa ada teman yang mengiringi. Ia bertekad meninggalkan orang-orang yang 41 Muhammad bin Abdullah bin Battutah, Rihlah Ibnu Bathuthah: Memoar Perjalanan Keliling Dunia di Abad Pertengahan , Pustaka Al-Kautsar: Jakarta, 2009, h. v.