Adegan 2 Adegan Ketika Ibnu Menghadapi Bahaya yang
Battutah menghadapi berbagai cobaan dan tantangan, ia tetap bersikap tenang dan menyerahkan sepenuhnya kepada allah SWT.
Di dalam film, terdapat perbedaan yang sangat kontras pada kostum yang dikenakan oleh Ibnu Battutah dan Penyamun tersebut. Ibnu Battutah
mengenakan pakaian berwarna putih bergaris, namun putih yang sudah lusuh dikarenakan akibat terkena debu di perjalanan. Dan ia juga mengenakan
sorban berwarna putih yang kemudian melilitkan ekor sorban ke lehernya. Di sini dapat dilihat penggunaan sorban pada saat itu di Maroko cukup panjang,
jadi ketika mengenakannya masih menyisakan ekor yang menjuntai ke punggung pemakainya, sehingga perlu dililitkan kembali keleher atau kepala.
Sedangkan sang penyamun mengenakan pakaian berwarna hitam dan sorban dengan warna yang senada. Hal itu menunjukkan bahwa tidak semua yang
identik dengan warna hitam berarti memiliki kararter antagonis. Sang sutradara mencoba memvisualisasikan warna hitam yang dikenakan oleh
penyamun diartikan sebagai sosok yang berjiwa mulia.
Tabel 3.4. Adegan Perampokan
Adegan Visualisasi Verbal dan Non verbal
Pemain Interpretasi Simbolik
1
Ibnu Battutah
Pegunungan dan kuda merupakan salah satu
saksi perjuangan Ibnu Battutah
untuk mencapai
tujuannya, Mekah.
2 Ibnu
Battutah Perjalanan panjang ke
Mekah sebagai bentuk manifestasi perjuangan
jihad fi sabilillah
.
3
Ibnu Battutah
Menunjukkan mimik
muka tegang
dan waspada pada bahaya
yang mengintai.
4
Ibnu Battutah
dan Kawana
n perampo
k Situasi di mana terjadi
ancaman perampok
yang mengintai dalam perjalanan.
5 Kawana
n perampo
k Kawanan
perampok yang menghadang Ibnu
Battutah di
tengah perjalanan.
6 Penyam
un Memperlihatkan
Penyamun sedang
memeriksa perbekalan
Ibnu Battutah.
7
Gurun pasir
Gurun yang gersang
menjadi saksi
bisu perjuangan
Jihad fi
sabilillah Ibnu Battutah.
Tabel 4.4. Ikon, Indeks, dan Simbol dalam a
degan “Ketika Ibnu Menghadapi Bahaya yang Mengancam”
Ikon Ikon dalam adegan ini adalah sekelompok bandit atau perampok yang
siap membunuh para pelancong perjalanan yang tengah berada di gurun pasir, tujuannya untuk merampas perbekalan yang dibawa oleh sang
pelancong.
Indeks
Indeks dalam adegan ini yaitu, Banyak rintangan yang datang bertubi- tubi menghampiri perjalanan Ibnu Battutah. Namun, rintangan-rintangan
tersebut membuat ketetapan hati Ibnu Battutah semakin kuat mencapai tanah suci Mekah.
Simbol
Uang yang dicuri oleh para perampok, serta pakaian hitam dan putih yang dikenakan oleh Ibnu Battutah dan perampok.
Aspek sinematografi dalam adegan ini akan dijelaskan secara teknis, terlihat Pada potongan adegan pertama menunjukkan Ibnu Battutah yang
sedang melihat alat navigasinya untuk menentukan arah menuju Mekah. Jarak kamera yang digunakan yaitu long shot, di mana sutradara memvisualisasikan
kondisi medan sekitar objek. Adegan selanjutnya berpindah setting yang berada di gurun,
memperlihatkan perjuangan Ibnu Battutah menempuh perjalanan yang tidak mudah, perjalanan tetap dilalui sekalipun di waktu siang dan malam. Dalam
adegan ini jarak kamera yang digunakan adalah extreme long shot. Selanjutnya, pada potongan shot ketiga meperlihatkan Ibnu Battutah
sedang menunjukkan reaksi wajah waspada terhadap suasana di sekeliling pada bahaya yang mengintai. Adegan ini divisualisasikan dengan jarak kamera
medium shot. Sang sutradara ingin menampikan mitos yang berkembang di
masyarakat bahwasannya ketika melakukan perjalanan panjang di sebuah padang pasir akan banyak bahaya yang mengancam, di antaranya terdapat
sekumpulan bandit perampok yang siap kapanpun menyerang. Adegan ini berhasil terviasualisasi secara natural dan berhasil pula memunculkan mood
yang efektif bagi penonton. Menggunakan pencahayaan key lighting, di mana matahari sebagai sumber pencahayaan langsung dalam adegan ini.
Pada potongan shot selanjutnya, memperlihatkan di mana Ibnu Battutah sedang disergap oleh kawanan bandit. Penggunaan shot dalam adegan
ini menggunakan jarak kamera long shot. Dengan visualisasi latar yang sama, yakni di sebuah perbukitan gurun yang tandus.
Potongan adegan selanjutnya memvisualisasikan pasca penyergapan Ibnu Battutah yang berhasil dihentikan oleh penyamun karena melihat Ibnu
Battutah yang hampir dibunuh para perampok. Jarak kamera yang digunakan
yaitu medium shot. Sutradara ingin menampilkan sosok penyamun yang lebih dominan dan berhasil memberikan pengaruh kuat terhadap para perampok
tersebut. Kemudian potongan adegan selanjutnya memvisualisasikan sang
penyamun sedang memeriksa perbekalan yang dibawa Ibnu Battutah dan mengambilnya untuk diberikan kepada para bandit yang menyergap Ibnu
Battutah. Jarak kamera yang digunakan dalam adegan ini yaitu medium shot, di mana jarak kamera ini memperlihatkan gestur serta ekspresi wajah yang
mulai tampak pada objek. Jarak kamera yang mendominasi di dalam adegan ini adalah jarak long shot yang memperlihatkan kondisi Ibnu Battutah yang
sangat terpuruk dan nyaris kehilangan nyawanya setelah mengalami penyergapan bandit tadi. Sutradara berhasil memperlihatkan sebuah situasi
yang nyata tentang suasana batin yang sedang terpuruk. Jarak kamera extreme long shot diperlihatkan pada adegan selanjutnya
yang memperlihatkan medan perjalanan yang mereka lalui di gurun pasir. Di mana sutradara jelas memperlihatkan situasi medan yang sulit untuk dilalui.
Secara keseluruhan, adegan ini memiliki aspek sinematografi di dalamnya. Jarak kamera yang digunakan di antaranya yakni medium shot, long
shot dan extrere long shot. Untuk pencahayaan masih didominasi oleh sumber
pencahayaan natural key lighting, di mana matahari sebagai sumber pencahayaan langsung. Aspek suara yang digunakan dalam adegan di atas
adalah dieges sound dan non dieges sound dengan menggunakan editing oleh tipe montase, establishing atau reestablishing shot dan cut in yang diiringi
dengan musik instrumental.