Tabulasi Analisis Elemen Adegan

23:57 26:00 27:34 28:16 28:51 29:15 30:15 32:00 33:32 39:19 39:48 40:47

3. Analisis Narasi dan Simbolik Antara Adegan Utama dan Pendukung

Pada Tabel 9.4. Tabel di atas menunjukkan serangkaian adegan dan narasi yang masing-masing saling berhubungan. Peneliti akan menganalisis dari kacamata analisis film Cristian Metz. Banyak simbol yang mengandung makna tentang sebuah perjuangan Jihad fi Sabilillah pada perjalanan panjang Ibnu Battutah dari Kairo menuju Mekah. Pada kolom pertama di baris pertama, potongan adegan di atas memperlihatkan Ibnu Battutah dan penyamun sedang melakukan perjalanan. Adegan ini menunjukkan perjuangan perjalanan rohani meninggalkan tanah kelahiran menuju tanah suci Mekah. Sutradara cukup apik memvisualisasikan sebuah perjalanan yang tampak seperti alami. Adegan ini diambil menggunakan jarak kamera long shot yang bertujuan untuk menampilkan kondisi sekitar. Potongan adegan kolom kedua baris pertama, memvisualisasikan perjalanan menyebrangi sungai Nil menggunakan perahu bersama dengan penyamun. Adegan ini menunjukkan rasa bahagia setelah sekian lama berada di gurun pasir sehingga membuat perjalanan ini terasa nikmat. Ibnu Battutah menyampaikan rasa syukurnya dalam bentuk sajak sebagai berikut: “Setelah beberapa bulan di padang gurun, kami akhirnya sampai di sungai Nil. Melebihi dalam manisnya rasa dan khazanah yang terbentang di dasarnya. Ibu dari semua kota tiada tara dalam keindahan dan karunia sebuah keajaiban pengetahuan dan pengalaman: Kairo.” Adegan selanjutnya pada scane pendukung kedua kolom kedua. sesampainya di Kairo Ibnu Battutah langsung menemui Ibnu Muzzafar dan menceritakan mimpi yang dialaminya. Bagi Ibnu Battutah, mimpinya seolah memberi petunjuk kepadanya untuk sesegera mungkin melakukan ibadah haji ke Mekah walaupun jalur yang akan dilaluinya merupakan jalur yang paling jarang ditempuh oleh para kafilah haji. Berikut petikan yang dikatakan Ibnu Muzzafar: “Kau harus mencapai tujuanmu jika kau ingin mengenali hikmah orang-orang di sekitarmu. Nabi Muhammad saw, bersabda: „Tuntutlah ilmu, sekalipun kau sampai ke negeri Cina.” 8 Negeri Cina atau Tiongkok adalah negeri mahakarya tradisi, seni, dan budaya. Berkembang jauh sebelum kebudayaan Barat merambah dan mendominasi budaya masyarakat masa kini, negeri Cina telah lebih dulu dikenal sebagai pusat ilmu pengetahuan. Negeri ini melahirkan berbagai penemuan, mulai dari pengolahan masakan, pakaian, kertas, pengetahuan agama, budaya, dan filsafat. Keunggulanya mendapat pengakuan dari berbagai penjuru dunia, menembus dan melintasi batas-batas geografis, kultural dan agama. Untuk itu nabi Muhammad pernah menyatakan kekagumannya dengan mengatakan “Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri Cina.” 9 Demikianlah penjelasan mengenai hadist tersebut. Hadist tersebut kemudian menginspirasi Ibnu Battutah untuk meneruskan perjalanannya menjelajahi negeri-negeri Muslim lainnya. Adegan pendukung selanjutnya adalah Ibnu Battutah sedang melakukan percakapan dengan penyamun. Adegan ini memperlihatkan upaya penyamun mengingatkan Ibnu Battutah agar tidak melewati Laut merah, karena pada saat itu sedang terjadi perang di sana. Namun Ibnu Battutah teguh pada pendirian memilih untuk melewati jalurnya dan melanjutkan perjalanan seorang diri. Dalam percakapannya ia mengatakan: 8 Percakapan dapat dilihat pada durasi 20:04 sampai 12:34. 9 Rasti Suryadani, Anekdot Cina, Yogyakarta: Indonesia Tera, 2008, h. v.