Di dalam adegan ini Gary Shore menggambarkan Turki menjadi sosok yang begitu kejam. Shore menggunakan setting cahaya yang sengaja dibuat gelap
untuk menandakan betapa kelamnya perbudakan yang dilakukan oleh Turki terhadap anak-
anak Transylvania. Kata „merekrut‟ pada adegan ini oleh pembuat film digantikan menjadi „memperbudak‟. Hal itu tentu dapat menimbulkan opini
yang buruk terhadap Turki Usmani. Padahal Turki tak pernah memperbudak anak-anak tersebut ataupun
menyiksa mereka dengan kejam. Melainkan mereka dididik, dibimbing, dan diasramakan dalam Turki Usmani. Juga dilatih berperang berlandaskan asas-asas
Islam. Meskipun Turki Usmani juga menjalankan sistem perbudakan, namun
sistem perbudakannya jauh berbeda dengan yang digambarkan dalam adegan di atas. Mereka tidak pernah mencambuk, menyiksa, ataupun memaksa mereka
untuk berperang dengan kejam tanpa asas-asas Islam. Sebelum Islam datang, budak diekspolitasi secara fisik maupun psikologis.
Jika seorang budak tidak menuruti perintah tuannya, maka ia akan mendapatkan hukuman. Siapa saja bisa dijadikan budak, dengan cara apapun, seperti dirampas,
diculik, diperjualbelikan, dilelang, dan sebagainya. Namun, ketika Islam datang perbudakan sangat dibatasi, yaitu hanya tawanan perang yang boleh dijadikan
budak. Tawanan-tawanan tersebut juga tidak selamanya menjadi budak, mereka bisa dibebaskan atau menerima tebusan sampai perang berhenti. Hal ini tertuang
dalam surat Muhammad ayat 4 yang berbunyi:
“Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir di medan perang
Maka pancunglah batang leher mereka. sehingga apabila kamu telah mengalahkan mereka Maka tawanlah mereka dan sesudah itu kamu boleh
membebaskan mereka atau menerima tebusan sampai perang berakhir. Demikianlah
apabila Allah
menghendaki niscaya
Allah akan
membinasakan mereka tetapi Allah hendak menguji sebahagian kamu dengan sebahagian yang lain. dan orang-orang yang syahid pada jalan
Allah, Allah tidak akan menyia- nyiakan amal mereka.”
Islam pun melarang untuk berbuat buruk terhadap budak. Islam selalu mengangkat derajat para budak bahkan dianjurkan untuk diperlakukan layaknya
saudara. Memberi mereka makan dan pakaian yang layak dan tidak membebani mereka dengan pekerjaan yang berat di luar batas kemampuan mereka.
Hal ini terlihat di kesultanan Turki Usmani pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Al-Fatih, ia sangat memperhatikan bidang militer. Para
prajuritnya yang merupakan terdiri dari budak-budak diberi makan yang cukup dan diperlengkapi dengan persenjataan perang yang bagus
1
. Bahkan Sultan mengabulkan tuntutan pasukan Janisari untuk memberikan gaji atas pekerjaan
mereka. Tercatat sudah dua kali terjadi reformasi gaji dalam tubuh Janisari.
b. Adegan 2 00:03:07 - 00:03:54
Adegan ini menceritakan tentang penemuan tutup kepala prajurit Turki oleh seorang warga Transylvania di hilir sungai. Vlad, yang mendapat laporan
dari warga itu langsung mendatangi tempat dimana tutup kepala itu ditemukan.
1
Syed Mahmudunnasir, Islam Konsepsi dan Sejarahnya. Penerjemah Adang Affandi Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005, h. 346.
Para penjaga dan pengawal, termasuk Vlad menjadi resah. Kemudian Vlad memerintahkan Dumitru kembali ke istana untuk memperketat penjagaan karena
takut akan serangan tiba-tiba dari Turki dikarenakan ditemukannya penutup kepala milik prajurit Turki tersebut secara tiba-tiba.
Tabel 4.2 Adegan 2
Visual DialogSuara
Tipe Shot
Dumitru: Apa
yang dilakukan satu pasukan
Turki disini? Medium Close Up,
untuk mempertegas profil
seseorang.
Vlad: Pengintai Turki tak pernah sendirian, jika ada
satu artinya banyak. Apapun yang mereka intai,
mereka taklukkan. Close Up,
gambar Vlad dengan jelas
terlihat.
Dumitru, kembali ke istana. Peringatkan
penjaga dan gandakan. Medium
Long Shot
, gambar
diambil dari jarak yang jauh, namun
objek para
pengawal terlihat semua.
Jika Turki
melewati tanahku mendadak, itu
tanda perang. Close Up,
gambar Vlad
dengan jelas terlihat.
Dumitru: Apa yang akan kau
lakukan jika
menemukan mereka? Close Up,
gambar Dumitru dengan
jelas terlihat.
Vlad: Yang
terbaik dilakukan oleh Pangeran,
negosiasi. Close Up,
gambar Vlad
dengan jelas terlihat.
Denotasi:
Pada gambar pertama, terlihat dua orang pengawal Vlad yang sedang berdiri. Juga terlihat satu orang prajurit di belakang yang melihat ke atas dengan
posisi siap mengeluarkan pedangnya. Pada gambar kedua, Vlad melihat keadaan sekitar jikalau ada lagi prajurit Turki yang lain yang sedang mengintai mereka.
Kemudian pada gambar ketiga, Vlad membalikkan badannya dan berbicara kepada para pengawal dan prajuritnya, memerintahkan Dumitru kembali ke istana
untuk memperketat penjagaan. Pada gambar keempat terlihat ekspresi Vlad. Kemudian pada gambar kelima diperlihatkan Dumitru. Pada gambar terakhir
ditampilkan kembali sosok Vlad.
Konotasi:
Pada gambar pertama ditampilkan ekspresi bingung dan resah Dumitru dan Cazan. Mereka resah akan kedatangan Turki yang tiba-tiba dan tidak
diketahui oleh mereka. Dapat dilihat juga pada gambar pertama prajurit Transylvania yang berada di belakang sedang melihat-lihat ke atas pertanda takut
akan adanya prajurit Turki yang lain yang sedang bersembunyi. Dari dialog yang diucapkan Vlad di gambar kedua dimaknai jika prajurit
Turki selalu bergerak secara massal, dengan ditemukannya satu penutup kepala, berarti masih banyak prajurit Turki lainnya yang sedang bersembunyi. Oleh
karena itu, di dalam gambar kedua Vlad menampilkan ekspresi resah sambil melihat keadaan sekitar, jikalau ada prajurit Turki yang sedang bersembunyi dan
memperhatikan mereka. Kemudian di gambar selanjutnya Vlad memerintahkan Dumitru untuk
memperkuat penjagaan di istana. Hal ini dikonotasikan bahwa Turki memiliki armada perang yang kuat dan tangguh. Prajurit yang dimiliki Transylvania tidak
akan cukup untuk menghadang serangan dari Turki. Pengintaian yang dilakukan oleh Turki dalam adegan ini dikonotasikan sebagai tanda perang dari Turki.
Dalam gambar terakhir sosok Vlad disini digambarkan sangat protagonis. Saat Dumitru bertanya apa yang akan dilakukan Vlad jika ia menemukan prajurit
Turki yang lain, Vlad berkata ia akan bernegosiasi dengan mereka. Hal ini membuat Vlad menjadi tokoh yang baik dengan tidak bermaksud balik menyerang
balik Turki, melainkan bernegosiasi. Secara tersirat, penguasa Usmani sultan usmani memerintah dengan cara kekerasan, yakni berperang. Sedangkan Vlad
disini memerintah dengan damai, dan tidak suka kekerasan. Dikonotasikan dalam adegan ini bahwa Turki sedang mengintai
Transylvania untuk mengambil wilayah mereka. Turki juga digambarkan memiliki prajurit yang tangguh. Hal itu dapat dilihat pada perkataan Vlad di
gambar kedua dimana Vlad yang pernah menjadi bagian dari Janisari mengetahui bagaimana sifat prajurit Turki yang selalu menaklukkan apa yang mereka intai.
Sejak dahulu kala, dalam menghadapi peperangan, semua pihak memang selalu mengirimkan satu atau beberapa pengintai atau mata-mata untuk
mengetahui apa rahasia musuhnya. Pengutusan mata-mata ini adalah untuk