mati,  Usmani  tidak  akan  memperdulikannya.  Mereka  hanya  dianggap  „mesin‟ pembunuh  bagi  Turki.  Hal  itu  terlihat  di  gambar  terakhir,  yakni  senyum  acuh
Hamza Bey saat ia mengatakannya yang seolah-olah menandakan bahwa ia tidak peduli bahwa nantinya anak-anak tersebut akan mati. Sultan maupun dinasti akan
acuh  terhadap  keberlangsungan  hidup  anak-anak  ini  demi  kepentingan  mereka untuk melakukan peperangan dan melakukan ekspansi di beberapa negara Eropa.
e. Adegan 5 00:16:43 – 00:17:01
Di  dalam  adegan  ini  menceritakan  tentang  kedatangan  Vlad  ke perkemahan  Turki  bersama  saudara  dan  para  pengawalnya.  Kedatangan  Vlad
kesana  adalah  untuk  bernegosiasi  dengan  Mehmed,  karena  mereka  dulu  sudah seperti  saudara,  jadi  mungkin  saja  Mehmed  mau  berbelas  kasih  dengan
membatalkan permintaannya akan 1000 prajurit dari Transylvania. Dalam adegan ini secara tersirat ditampilkan betapa besarnya wilayah yang dikuasai oleh Turki.
Tabel 4.5 Adegan 5
Visual DialogSuara
Tipe Shot
Seruan para
prajurit Turki
Full Shot,
memperlihatkan Vlad  dari  belakang
dengan  lingkungan sekitarnya.
Lucian:  Pernah  lihat  yang seperti ini?
Dumitru:  Seluruh  dunia akan jadi milik Turki.
Two  Shot, adegan
dua  orang  sedang berinteraksi.
Tidak ada suara Extreme
Long Shot,
gambar diambil  dari  jarak
yang sangat jauh.
Denotasi:
Pada  gambar  pertama  ditampilkan  Vlad  yang  sedang  berjalan  menaiki kuda kemudian di sampingnya para pasukan Turki memperhatikan dan beberapa
dalam  posisi  siap  mengeluarkan  pedang.  Pada  gambar  kedua  ditampilkan  dua orang  sahabat  Vlad,  Dumitru  dan  Cazan  yang  sedang  menaiki  kuda.  Kemudian
pada  gambar  terakhir,  ditampilkan  perkemahan  Turki  yang  diambil  secara  long shot
dari  atas.  Tenda-tenda  tersebut  didominasi  oleh  tiga  warna,  yakni  merah, biru, dan putih. Perkemahan tersebut terbentang hingga ke pinggir laut.
Konotasi:
Dalam  gambar  pertama,  pengambilan  gambar  yang  diambil  dengan  high angle
dari posisi Vlad berkuda menandakan bahwa para prajuit Turki yang berada di bawahnya dikonotasikan lemah atau tak berdaya. Dalam gambar pertama juga
terdapat  satu  prajurit  Turki  di  sebelah  kiri  yang  sedang  memakan  apel  tiba-tiba meludahkan  apelnya  di  depan  Vlad.  Hal  ini  dikonotasikan  bahwa  prajurit  Turki
melecehkan  Vlad,  padahal  dari  posisi  angle  yang  diambil  prajurit  Turki digambarkan sebagai orang yang dilemahkan. Para prajurit Turki terkejut dengan
kedatangan  Vlad  yang  dikenal  mereka  sebagai  bagian  dari  mereka  dahulu  dan terkenal  akan  kekejamannya  dalam  membunuh  musuh-musuh  Turki.  Vlad  disini
dilecehkan  karena  ia  dianggap  pengecut  karena  telah  kabur  dari  Turki,  tempat dimana ia dibesarkan dan menjadi prajurit andalan Turki.
Dalam  gambar  ini,  lagi-lagi  Vlad  digambarkan  sebagai  sosok  yang teraniaya,  ia  diremehkan  oleh  para  prajurit  Turki  itu.  Kemudian  Turki
digambarkan  seolah-olah  menghina  Vlad.  Meskipun  dari  angle  kamera  yang
menandakan    bahwa  kedudukan  Vlad  lebih  tinggi  dari  prajurit-prajurit  tersebut, yakni  sebagai  Pangeran  Transylvania,  mereka  tetap  tidak  mengahargai  Vlad  dan
terdengar seperti mencemooh atau meledek kedatangannya. Dalam  Islam,  tidak  pernah  diajarkan  untuk  mengolok-olok,  menghina,
atau  merendahkan  orang  lain.  Seperti  firman  Allah  SWT  dalam  Al- Qur‟an surat
Al-Hujurat  ayat 11 yang berbunyi: 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
“Hai  orang-orang  yang  beriman,  janganlah  sekumpulan  orang  laki-laki merendahkan  kumpulan  yang  lain,  boleh  jadi  yang  ditertawakan  itu  lebih
baik  dari  mereka.  dan  jangan  pula  sekumpulan  perempuan  merendahkan kumpulan  lainnya,  boleh  jadi  yang  direndahkan  itu  lebih  baik.  dan
janganlah  suka  mencela  dirimu  sendiri,  dan  jangan  memanggil  dengan gelaran  yang  mengandung  ejekan.  seburuk-buruk  panggilan  adalah
panggilan  yang  buruk  sesudah  iman,  dan  barangsiapa  yang  tidak bertobat, maka mereka itulah orang-
orang yang zalim.” Dalam  ayat  di  atas  Allah  SWT  melarang  kita  untuk  meremehkan  atau
menghina  orang  lain.  Karena  barangkali  orang  yang  dihina  atau  dilecehkan tersebut  memiliki  kedudukan  yang  tinggi  di  hadapan  Allah  SWT  daripada  orang
yang menghina. Dalam adegan ini juga diceritakan secara tersirat bahwa kekuasaan Turki
Usmani begitu luas. Hal ini terlihat pada gambar ketiga, ditampilkan perkemahan Turki  yang  begitu  luas  membentang.  Hal  ini  menggambarkan  kekuasaan  Turki
yang begitu luas pada zaman itu. Ditandai oleh keterkejutan kedua orang saudara Vlad  saat  melihat  perkemahan  Turki  yang  begitu  luas  dan  menyatakan  dalam
perkataannya  bahwa  seluruh  dunia  akan  menjadi  Turki.  Dalam  pernyataan  ini,
Turki  digambarkan  sebagai  kekuatan  besar  yang  akan  menguasai  dunia.  Hal  ini membuat takut negara-negara lain akan semakin besarnya kekuatan Usmani.
Dinasti  Usmani  mengalami  kemajuan  dalam  berbagai  bidang  terutama dalam  ekspansi  atau  perluasan  agama  Islam.  Kemajuan  ekspansi  Usmani  bukan
hanya disebabkan oleh kekuatan politik para pemimpinya, tapi didukung pula oleh kekuatan militernya yang tangguh dan terampil.
Usmani terkenal dengan militernya yang kuat dan terkenal sebagai dinasti yang  gigih  dalam  melakukan  ekspansi  ke  berbagai  negara  Eropa.  Mereka
menyerang  Eropa  dari  arah  barat  Austria  dan  Spanyol,  timur  memerangi kelompok-kelompok Muslim yang bersekutu dengan Perang Salib, utara Rusia,
dan selatan Portugal sekaligus dalam satu waktu
4
. Kegigihan Usmani membuat bangsa Eropa takut, ditambah dengan pasukan Janisari mereka yang terkenal akan
kekuatannya,  hingga  akhirnya  pada  zaman  kekuasaan  Muhammad  al-Fatih Konstantinopel dapat ditaklukkan.
Saat Konstantinopel sudah terbuka, Muhammad al-Fatih terus melanjutkan penaklukkannya di negara-negara Eropa. Dalam masa kuasanya, ia telah berhasil
menaklukkan  Serbia,  Morea  Yunani  Selatan,  Wallachia,  Bosnia,  Crimea, Venice,  Kroasia  dan  Dalmatia.  Ia  juga  berhasil  membersihkan  daratan  Anatolia
dari  kaum  salib.  Oleh  karena  beberapa  keberhasilannya  inilah  ia  dijuluki  “al- Fatih”  yang  berarti  Sang  Penakluk.  Gelar  ini  diberikan  atas  keberhasilannya
menaklukkan Konstantinopel dan juga gigih dalam menaklukkan beberapa negeri.
4
Ibrahim  dan  Saleh,  Buku  Pintar  Sejarah  Islam:  Jejak  Langkah  Peradaban  Islam  dari Masa Nabi Hingga Masa Kini,
h. 807-808.