Adegan 4 00:13:57 – 00:14:09 Denotasi dan Konotasi dalam Film Dracula Untold

mati, Usmani tidak akan memperdulikannya. Mereka hanya dianggap „mesin‟ pembunuh bagi Turki. Hal itu terlihat di gambar terakhir, yakni senyum acuh Hamza Bey saat ia mengatakannya yang seolah-olah menandakan bahwa ia tidak peduli bahwa nantinya anak-anak tersebut akan mati. Sultan maupun dinasti akan acuh terhadap keberlangsungan hidup anak-anak ini demi kepentingan mereka untuk melakukan peperangan dan melakukan ekspansi di beberapa negara Eropa.

e. Adegan 5 00:16:43 – 00:17:01

Di dalam adegan ini menceritakan tentang kedatangan Vlad ke perkemahan Turki bersama saudara dan para pengawalnya. Kedatangan Vlad kesana adalah untuk bernegosiasi dengan Mehmed, karena mereka dulu sudah seperti saudara, jadi mungkin saja Mehmed mau berbelas kasih dengan membatalkan permintaannya akan 1000 prajurit dari Transylvania. Dalam adegan ini secara tersirat ditampilkan betapa besarnya wilayah yang dikuasai oleh Turki. Tabel 4.5 Adegan 5 Visual DialogSuara Tipe Shot Seruan para prajurit Turki Full Shot, memperlihatkan Vlad dari belakang dengan lingkungan sekitarnya. Lucian: Pernah lihat yang seperti ini? Dumitru: Seluruh dunia akan jadi milik Turki. Two Shot, adegan dua orang sedang berinteraksi. Tidak ada suara Extreme Long Shot, gambar diambil dari jarak yang sangat jauh. Denotasi: Pada gambar pertama ditampilkan Vlad yang sedang berjalan menaiki kuda kemudian di sampingnya para pasukan Turki memperhatikan dan beberapa dalam posisi siap mengeluarkan pedang. Pada gambar kedua ditampilkan dua orang sahabat Vlad, Dumitru dan Cazan yang sedang menaiki kuda. Kemudian pada gambar terakhir, ditampilkan perkemahan Turki yang diambil secara long shot dari atas. Tenda-tenda tersebut didominasi oleh tiga warna, yakni merah, biru, dan putih. Perkemahan tersebut terbentang hingga ke pinggir laut. Konotasi: Dalam gambar pertama, pengambilan gambar yang diambil dengan high angle dari posisi Vlad berkuda menandakan bahwa para prajuit Turki yang berada di bawahnya dikonotasikan lemah atau tak berdaya. Dalam gambar pertama juga terdapat satu prajurit Turki di sebelah kiri yang sedang memakan apel tiba-tiba meludahkan apelnya di depan Vlad. Hal ini dikonotasikan bahwa prajurit Turki melecehkan Vlad, padahal dari posisi angle yang diambil prajurit Turki digambarkan sebagai orang yang dilemahkan. Para prajurit Turki terkejut dengan kedatangan Vlad yang dikenal mereka sebagai bagian dari mereka dahulu dan terkenal akan kekejamannya dalam membunuh musuh-musuh Turki. Vlad disini dilecehkan karena ia dianggap pengecut karena telah kabur dari Turki, tempat dimana ia dibesarkan dan menjadi prajurit andalan Turki. Dalam gambar ini, lagi-lagi Vlad digambarkan sebagai sosok yang teraniaya, ia diremehkan oleh para prajurit Turki itu. Kemudian Turki digambarkan seolah-olah menghina Vlad. Meskipun dari angle kamera yang menandakan bahwa kedudukan Vlad lebih tinggi dari prajurit-prajurit tersebut, yakni sebagai Pangeran Transylvania, mereka tetap tidak mengahargai Vlad dan terdengar seperti mencemooh atau meledek kedatangannya. Dalam Islam, tidak pernah diajarkan untuk mengolok-olok, menghina, atau merendahkan orang lain. Seperti firman Allah SWT dalam Al- Qur‟an surat Al-Hujurat ayat 11 yang berbunyi:                                            “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri, dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah panggilan yang buruk sesudah iman, dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang- orang yang zalim.” Dalam ayat di atas Allah SWT melarang kita untuk meremehkan atau menghina orang lain. Karena barangkali orang yang dihina atau dilecehkan tersebut memiliki kedudukan yang tinggi di hadapan Allah SWT daripada orang yang menghina. Dalam adegan ini juga diceritakan secara tersirat bahwa kekuasaan Turki Usmani begitu luas. Hal ini terlihat pada gambar ketiga, ditampilkan perkemahan Turki yang begitu luas membentang. Hal ini menggambarkan kekuasaan Turki yang begitu luas pada zaman itu. Ditandai oleh keterkejutan kedua orang saudara Vlad saat melihat perkemahan Turki yang begitu luas dan menyatakan dalam perkataannya bahwa seluruh dunia akan menjadi Turki. Dalam pernyataan ini, Turki digambarkan sebagai kekuatan besar yang akan menguasai dunia. Hal ini membuat takut negara-negara lain akan semakin besarnya kekuatan Usmani. Dinasti Usmani mengalami kemajuan dalam berbagai bidang terutama dalam ekspansi atau perluasan agama Islam. Kemajuan ekspansi Usmani bukan hanya disebabkan oleh kekuatan politik para pemimpinya, tapi didukung pula oleh kekuatan militernya yang tangguh dan terampil. Usmani terkenal dengan militernya yang kuat dan terkenal sebagai dinasti yang gigih dalam melakukan ekspansi ke berbagai negara Eropa. Mereka menyerang Eropa dari arah barat Austria dan Spanyol, timur memerangi kelompok-kelompok Muslim yang bersekutu dengan Perang Salib, utara Rusia, dan selatan Portugal sekaligus dalam satu waktu 4 . Kegigihan Usmani membuat bangsa Eropa takut, ditambah dengan pasukan Janisari mereka yang terkenal akan kekuatannya, hingga akhirnya pada zaman kekuasaan Muhammad al-Fatih Konstantinopel dapat ditaklukkan. Saat Konstantinopel sudah terbuka, Muhammad al-Fatih terus melanjutkan penaklukkannya di negara-negara Eropa. Dalam masa kuasanya, ia telah berhasil menaklukkan Serbia, Morea Yunani Selatan, Wallachia, Bosnia, Crimea, Venice, Kroasia dan Dalmatia. Ia juga berhasil membersihkan daratan Anatolia dari kaum salib. Oleh karena beberapa keberhasilannya inilah ia dijuluki “al- Fatih” yang berarti Sang Penakluk. Gelar ini diberikan atas keberhasilannya menaklukkan Konstantinopel dan juga gigih dalam menaklukkan beberapa negeri. 4 Ibrahim dan Saleh, Buku Pintar Sejarah Islam: Jejak Langkah Peradaban Islam dari Masa Nabi Hingga Masa Kini, h. 807-808.