Penaklukan Konstantinopel Turki Usmani pada Zaman Kekuasan Muhammad Al-Fatih

Sebelumnya, para pasukan yang dimiliki Usmani bersifat tidak mengikat, berkumpul saat perang dan bubar saat perang usai. Kakak Orkhan, Ala‟uddin, yang diberi wewenang untuk mengurus masalah internal dinasti, khawatir akan terbentuknya faksi-faksi militer di setiap suku akibat dari tidak mengikatnya prajurit militer Usmani. Selanjutnya Khairuddin Pasha menyarankan agar Ala‟uddin merekrut anak-anak gelandangan dan anak-anak orang Byzantium yang kehilangan ayahnya dalam perang, lalu mendidik mereka secara islami dan melatih mereka ilmu perang di barak-barak militer. Anak-anak tersebut dilindungi dari hidup menggelandang, tidak terurus, dan binasa.mereka memeluk Islam dan menjadi tameng yang menghadang musuh-musuh Islam. Dari sistem ini berkembanglah kelompok militer atau pasukan yang disebut pasukan Jenissari atau Inkisyariah 8 . Pasukan ini menjadi kekuatan besar yang dipunyai Usmani dan memiliki andil besar melebarkan kekuasaan dinasti di Eropa.

E. Sejarah Vlad III

Jika ditelusuri sejarahnya, dracula sendiri memiliki kaitan dengan perkembangan Islam pada abad ke-15, khususnya dengan kerajaan Turki Usmani, yakni pada masa kepemimpinan Murad II hingga Sultan Muhammad al-Fatih. Dracula sendiri merupakan julukan yang diberikan kepada Vlad III, anak dari Vlad II voivode pangeran Wallachia, atau sekarang Rumania. Wallachia merupakan negara yang berada di antara dua kekuatan besar, yakni Usmani dan 8 Yatim, Sejarah Peradaban Islam, h. 134. Hungaria. Pada masa Vlad II, Wallachia dikuasai oleh Kesultanan Utsmani, dan sebagai jaminan kesetiaan, Vlad III Dracula kemudian dikirimkan untuk disekolahkan atau diasramakan di Kesultanan Utsmani 9 . Vlad III dididik di kesatuan Janisari pada saat umurnya 13 tahun, bersama adiknya Radu Cel Frumos. Usianyapada saat itu hanya selisih satu tahun lebih tua dengan Muhammad al-Fatih. Vlad III sudah disumpah dalam Ordo Naga untuk memerangi kaum Muslim. Karena itu ia sangat membenci Muhammad al-Fatih dan Islam, berbeda dengan adiknya yang masuk Islam dan menjadi panglima Janisari. Saat Vlad II dibunuh dan dikudeta pada 1447 oleh John Hunyad dari Hungaria, Kesultanan Usmani membantu membebaskan Wallachia dari cengkeraman John Hunyad. Setelah itu Sultan Murad II meminta pada Vlad III untuk menggantikan ayahnya memimpin di Wallachia. Berbekal bahasa Arab, Turki dan pengetahuan militer di Janisari, Vlad memanfaatkan kepemiminan yang diberikan kepadanya untuk menghancurkan kaum Muslim dengan menghancurkan benteng-benteng pertahanan Turki Usmani di Rumania.Vlad III dikenal oleh orang-orang Rumania untuk keberhasilannya dalam menghadapi serbuan bangsa Bangsa Turki dan membangun kemerdekaan dan kedaulatan Rumania walaupun untuk waktu yang relatif singkat. Ketika Muhammad al-Fatih menggantikan ayahnya, ia mengutus pasukan Usmani untuk melihat keadaan di Rumania. Namun, tanpa ampun Vlad III membunuh para utusan ini dengan memaku surban mereka ke kepalanya. Dengan 9 Felix Siauw, “Dracula Untold; Upaya Stigmatisasi Negatif Islam”, artikel diakses pada 13 Mei 2015 dari http:felixsiauw.comhomedracula-untold-upaya-stigmatisasi-negatif-islam dalih bahwa utusan itu bertindak kurang ajar, tidak menghormatinya dengan tidak mau melepas surbannya, dan hanya ingin membuka surbannya dihadapan Allah. Mendengar hal ini Muhammad al-Fatih memerintahkan panglimanya Hamzah Bey membawa 1.000 pasukan untuk menangkap Dracula dan mengembalikan kestabilan di wilayah Wallachia, tetapi nasib 1.000 pasukan ini berakhir tragis. Vlad menggunakan kemampuan yang ia pelajari di Janisari, dia