Bidang Agama Mitos dalam Film Dracula Untold
Walaupun film ini mengisahkan dracula pada waktu sejarah yang benar, namun tetap saja sutradara maupun penulis membumbuinya dengan berbagai
mitos dan takhayul yang dipercaya di masyarakat. Misalnya, dalam film ini dracula digambarkan menghisap darah, memiliki kekuatan lebih dari 1000 orang,
dapat terbang dan berubah menjadi kelelawar. Bagi kalangan non muslim, apalagi penggemar sosok dracula maupun
vampir melihat fil ini sebagai usaha yang bagus untuk meluruskan pemahaman masayarakat yang salah akan sosok dracula. Namun, berbeda dengan kalangan
muslim yang menonton film ini berpendapat bahwa terdapat unsur menjelekkan- jelekkan Islam, khususnya Dinasti Turki Usmani di dalamnya.
Film merupakan penggambaran secara visual dan verbal yang menyampaikan pesan baik secara implisit maupun eksplisit. Melalui pesan yang
disampaikannya, film dapat mengandung nilai-nilai ideologi, budaya, politik, sosial, maupun persepsi yang ingin dibangun akan suatu hal.
Dalam film ini, dikisahkan perjuangan Vlad untuk melindungi keluarga dan warganya dari serangan Turki Usmani. Dalam film ini, sutradara membuat
dracula menjadi tokoh protagonis sedangkan Turki Usmani sebagai tokoh yang antagonis. Menurut peneliti, pembuat film berpihak hanya pada sisi
penggambaran dracula saja, namun tidak meneliti lebih dalam tentang bagaimana sejarah dan penggambaran yang sebenarnya tentang Turki Usmani.
Dapat dilihat dari tagline film ini yang berbunyi “To Fight Evil, a Hero
Will Turn to Darkness”. Kata evil disini ditujukan kepada Turki Usmani, sedangkan hero, ditujukan untuk Vlad. Dimana diceritakan dalam film bahwa
Vlad rela menjadi vampir agar bisa melindungi warganya dan merebut kembali anaknya dari Turki Usmani. Jelas sekali bahwa film ini dengan sengaja membuat
Turki Usmani sebagai dinasti yang kejam. Visualisasi yang tidak sebenarnya dalam film ini tentu dapat menimbulkan
citra buruk terhadap Islam maupun Dinasti Turki Usmani. Padahal di tangan Turki Usmani-lah Islam memiliki masa kejayaanya, setelah berhasil menaklukkan
Konstantinopel yang sebelumnya sangat sulit ditaklukkan karena dinding pertahanannya yang berlapis-lapis.
Sejak saat itu Islam berkembang dengan pesat, baik dalam bidang budaya, agama, maupun ilmu pengetahuan. Hal inilah yang telah membuat kaum Eropa iri
dan sering menimbulkan kesalahpahaman dalam masyarakat tentang dinasti usmani. Kesalahpahaman selalu dimunculkan oleh musuh-musuh Islam ke dalam
sejarah Usmani dikarenakan kedengkiannya terhadap perkembangan Islam yang begitu pesat yang dibawa oleh Usmani. Dinasti Usmani dipandang sebagai
penjajah negeri yang mengedepankan kekerasan dan pengerahan kekuatan. Begitu pun dalam film Dracula Untold, pembuat film mencitrakan Usmani
sebagai dinasti yang kuat dan penuh kekerasan. Menurut peneliti, pembuat film memiliki dua perspektif dalam memvisualisasikan Turki Usmani dalam film ini,
yakni perspektif positif dan negatif. 1.
Perspektif Positif Dalam film ini, Turki digambarkan memiliki prajurit yang tangguh dan
kuat. Mereka selalu berhasil menaklukkan musuh-musuhnya dan selalu menang dalam setiap peperangan. Apalagi sejak hadirnya pasukan Janisari yang memiliki
disiplin dan semangat perang yang tinggi. Selain itu, Turki digambarkan sebagai dinasti yang besar dan memiliki wilayah kekuasaan yang sangat luas.
Menurut peneliti, perspektif positif yang dimiliki oleh pembuat film tentang bagaimana kekuatan militer Usmani dan seberapa luasnya wilayah
kekuasaan Usmani sudah tepat. Turki Usmani memang memiliki kemajuan dalam bidang militer , baik dalam hal pengorganisasian maupun perlengkapan senjata.
Faktor utama yang mendorong kemajuan ini adalah sikap bangsa Turki sendiri yang bersifat militer, disiplin, dan patuh terhadap peraturan.
Selain itu, sikap gigih para sultannya juga telah membuat Turki dapat berekspansi ke berbagai daerah di Eropa, apalagi semenjak jatuhnya
Konstantinopel pada zaman Sultan Muhammad al-Fatih. Daerah kekuasaannya membentang dari Selat Persia di Asia hinggapintu gerbang kota Wina di Eropa
dan dari lat Gaspienne di Asia sampai ke Aljazair di Afrika Barat
11
. 2. Perspektif Negatif
Dalam film ini, peneliti menganggap bahwa pembuat film juga menggunakan perspektif yang negatif terhadap Turki Usmani. Secara keseluruhan
dalam film ini Turki Usmani menjalankan sistem militer Janisari, dimana sistem ini divisualisasikan sebagai sistem yang kejam dan tidak berkeprimanusiaan.
Turki melakukan perbudakan terhadap anak-anak, menyiksa dan melatih mereka dengan kejam dalam Janisari. Turki juga divisualisasikan bersikap sangat acuh
terhadap prajurit-prajuritnya, mereka hanya mementingkan ekspansi dan perluasan wilayah kekuasaan.
11
Amin, Sejarah Peradaban Islam, h. 197.